Idul Fitri, Waktunya Kembali ke Fitrah

Rabu, 05 Juni 2019 - 07:01 WIB
Idul Fitri, Waktunya Kembali ke Fitrah
Idul Fitri, Waktunya Kembali ke Fitrah
A A A
Tanggal 1 Syawal dalam kalender Hijriyah adalah hari yang dinanti umat muslim setelah sebulan penuh menjalankan kewajiban berpuasa. 1 Syawal merupakan hari Idul Fitri yang diagungkan umat Islam selain Hari Raya Idul Adha.

Disebut 'Ied karena Allah melimpahkan rahmatNya kepada umat Nabi Muhammad shallallahu '‘alaihi wa sallam (SAW). Kalimat tersebut diterjemahkan menjadi 'semoga kita semua tergolong orang yang kembali (ke fitrah) karena berhasil dalam menahan diri (berpuasa)'.

Apa hikmah Idul Fitri bagi seorang muslim? Setiap muslim yang kembali kepada fitrahnya akan memiliki sikap istiqomah memegang teguh agama tauhid yaitu Islam. Ia tetap berkeyakinan bahwa Allah itu Maha Hidup dan Maha Sempurna, hanya kepadaNya tempat bergantung dan tempat kembali.

Dalam kehidupan sehari-hari ia akan selalu berbuat dan berkata benar. Seorang muslim tetap berlaku sebagai 'abid, yaitu menghamba kepada Allah dan mematuhi seluruh perintah-Nya. (Baca Juga: Idul Fitri dan Introspeksi Diri) Bagi umat muslim di Indonesia, hari raya Idul Fitri atau dikenal dengan istilah lebaran memiliki tradisi sendiri. Sebelum melaksanakan salat 'Ied, umat Islam lebih dahulu menunaikan kewajibannya membayar zakat.
Usai salat 'Ied mereka akan berkumpul bersama keluarga merajut kembali silaturrahim yang sempat terabaikan. Hari 'Ied dijadikan sebagai momentum berbagi dan saling bermaafan. Ada juga memanfaatkannya dengan berziarah mendoakan sanak keluarga yang sudah meninggal dunia.

Seorang muslim akan kembali kepada fitrahnya yaitu suci jiwanya dan suci badanya. Selain menjadi hamba Allah yang bertakwa, ia akan memiliki kepekaan dan sosial dan kepedulian terhadap sesama (hablum-minannas).

Itulah gambaran seorang muslim yang kembali kepada fitrahnya setelah berhasil menjalani ibadah puasa Ramadhan selama sebulan. Mereka yang berhasil melewati ujian itu akan tampak adanya perubahan dan kebaikan pada dirinya.

Sebaliknya, mereka yang tidak memiliki tanda-tanda perubahan ke arah lebih baik, itu artinya puasa dan pendidikan Ramadhan yang dijalaninya tidak berhasil alias berlalu begitu saja. Semoga Allah membimbing kita semua.

Pada hari yang fitri ini kita jangan bosan berdoa dan memohon kepada Allah agar senantiasa melimpahkan taufik dan hidayahNya. Sebab, tanpa rahmat dan kehendakNya, kita semua tidaklah mendapat curahan keberkahan dan kebahagiaan.

Mari kita hilangkan sifat hasad, benci, iri hati, permusuhan, kesombongan dan sifat bangga yang berlebihan sebagaimana kita mengagungkan Allah dalam syiar takbir. Taqobballahu minna wa minkum, semoga Allah menerima amal ibadah kita semua. Aamin.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2478 seconds (0.1#10.140)