Agama Bangsa Arab Sebelum Kedatangan Islam

Rabu, 13 November 2019 - 05:15 WIB
Agama Bangsa Arab Sebelum Kedatangan Islam
Agama Bangsa Arab Sebelum Kedatangan Islam
A A A
Banyak yang bertanya bagaimana kondisi kehidupan agama bangsa Arab sebelum diutusnya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW)? Berikut ulasan singkat Syeikh Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury dalam Sirah Nabawiyah yang bersumber dari Kitab Ar-Rahiqul Makhtum.

Sebelum kedatangan Islam, mayoritas Bangsa Arab masih mengikuti dakwah Nabi Ismail 'alaihissalam (AS) yaitu menyembah Allah dan mentauhidkan-Nya. Setelah beberapa lama akhirnya mereka lupa ajaran tauhid yang dibawa Nabi Ismail.

Hingga muncullah Amru bin Luhai, seorang pemimpin Bani Khuza'ah. Dia dikenal baik dan peduli terhadap urusan-urusan agama, sehingga semua orang mencintainya dan menganggapnya sebagai ulama besar dan wali yang disegani. Ketika dia mengadakan perjalanan ke Syam, di sana dia melihat penduduk Syam menyembah berhala dan menganggap hal itu sebagai sesuatu yang baik. Apalagi Syam adalah tempat para rasul dan turunnya kitab.

Maka dia pulang sambil membawa Hubal (berhala) dan meletakkannya di dalam Ka'bah. Setelah itu dia mengajak penduduk Mekkah untuk menjadikan sekutu bagi Allah.

Orang-orang Arab mulai menyembah berhala itu dan melakukan tradisi-tradisi kemusyrikan. Mereka juga mengundi nasib dan melakukan perbuatan jahiliyah. Bagi mereka, tradisi itu adalah sesuatu yang baik dan tidak mengubah ajaran tauhid yang dibawa Nabi Ismail dan Nabi Ibrahim AS. Amru bin Luhai menjadi tokoh penyembah berhala ini.

Ketika Rasulullah SAW menaklukkan Mekkah, terdapat 360 berhala di sekitar Ka'bah. Beliau menghancurkan berhala-berhala itu dan memerintahkan agar dikeluarkan dari masjid dan dibakar. Berikut agama bangsa Arab sebelum kedatangan Islam:

1. Agama Yahudi.
Masuknya agama Yahudi di jazirah Arab pertama kali eksis di Yaman melalui penjual jerami, As'ad bin Abi Karb. Ketika itu, dia pergi berperang ke Yatsrib (Madinah) dan disanalah dia memeluk Yahudi. Dia membawa serta dua ulama Yahudi dari suku Bani Quraizhah ke Yaman. Agama Yahudi tumbuh dan berkembang pesat di sana, terlebih lagi ketika anaknya, Yusuf bergelar Dzu Nuwas menjadi penguasa di Yaman.

Dia menyerang penganut agama Nashrani dari Najran dan mengajak mereka untuk menganut agama Yahudi, namun mereka menolak. Karena penolakan ini, dia kemudian menggali parit dan mencampakkan mereka ke dalamnya lalu membakarnya hidup-hidup. Sejarah mencatat, jumlah korban pembunuhan massal ini sekitar 20.000 hingga 40.000 jiwa. Peristiwa itu terjadi pada bulan Oktober tahun 523 M. Alqur'an menceritakan sebagian dari peristiwa tragis itu dalam Surah Al-Buruj (tentang Ashhabul Ukhdud).

2. Agama Nasrani.
Agama Nasrani masuk ke jazirah Arab melalui pendudukan orang-orang Habasyah dan Romawi. Pendudukan orang-orang Habasyah pertama kali terjadi di Yaman pada tahun 340 M dan berlangsung hingga tahun 378 M. Pada masa itu, gerakan Kristenisasi mulai merambah permukiman di Yaman.

Tak berapa jauh dari masa ini, seorang yang dikenal sebagai orang zuhud, doanya mustajab dan dianggap mempunyai kekeramatan. Orang ini dikenal dengan sebutan Fimiyun; dia datang ke Najran. Dia mengajak penduduk Najran untuk memeluk agama Nasrani. Mereka melihat tanda-tanda kejujuran pada dirinya dan kebenaran agamanya. Karena itu mereka menerima dakwahnya dan bersedia memeluk agama Nasrani.

Tatkala orang-orang Habasyah menduduki Yaman untuk kedua kalinya pada tahun 525 M; sebagai balasan atas perlakuan Dzu Nuwas yang dulu pernah dilakukannya, dan tampuk pimpinan dipegang oleh Abrahah, maka dia menyebarkan agama Nasrani dengan gencar dan target sasaran mencapai puncaknya ketika dia membangun sebuah gereja di Yaman, yang diberi nama "Ka'bah Yaman". Dia menginginkan agar haji yang dilakukan oleh Bangsa Arab dialihkan ke gereja ini.

Dia juga berniat menghancurkan Baitullah di Mekkah, namun Allah membinasakannya dan mengazabnya di dunia dan akhirat. Agama Nashrani dianut oleh kaum Arab Ghassan, suku-suku Taghlib dan Thayyi' dan selain kedua suku terakhir ini. Hal itu disebabkan mereka bertetangga dengan orang-orang Romawi. Bukan itu saja, bahkan sebagian raja-raja Hirah juga telah memeluknya.

3. Agama Majusi.
Agama Majusi lebih banyak berkembang di kalangan orang-orang Arab yang bertetangga dengan orang-orang Persia yaitu orang-orang Arab di Iraq, Bahrain (tepatnya di Ahsa'), Hajar dan kawasan tepi pantai teluk Arab yang bertetangga dengannya. Elite-elite politik Yaman juga ada yang memeluk agama Majusi pada masa pendudukan Bangsa Persia terhadap Yaman.

4. Agama Shabi'ah.
Agama Shabi'ah menurut penelusuran peninggalan-peninggalan mereka di negeri Iraq dan lain-lainnya menunjukkan bahwa agama ini dianut oleh kaum Ibrahim Chaldeans. Agama ini dianut oleh mayoritas penduduk Syam dan Yaman pada zaman purbakala. Setelah kedatangan beberapa agama baru seperti Yahudi dan Nasrani, agama ini mulai kehilangan identitasnya. Tetapi masih terdapat sisa-sisa para pemeluknya yang membaur dengan para pemeluk Majusi atau hidup berdampingan dengan mereka, yaitu di masyarakat Arab di Iraq dan di kawasan tepi pantai teluk Arab.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2685 seconds (0.1#10.140)