Kisah Amr bin Luhay, Penguasa Kakbah dari Yaman yang Eksportir Patung
loading...
A
A
A
Pada awalnya, pasca Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail , Baitul Haram dikelola Suku Jurhum. Belakangan suku ini dikalahkan Haritsah bin Tsa'labah bin Amr bin Amir. Nah, dari sinilah kerajinan patung di Mekkah maju pesat. Penyembahan berhala kian mewabah, bahkan Mekkah menjadi eksportir patung.
Dr Jawwad Ali dalam buku berjudul "al-Mufashshal fi Tarikh al-Arab Qabla al-Islam" atau "Sejarah Arab Sebelum Islam" mengutip ahli sejarah menyebut Haritsah bin Tsa'labah bin Amr bin Amir adalah Bani Khuza'ah.
Selanjutnya, Khuza'ah menerapkan hukum yang semestinya bagi musuh yang kalah, dan kekuasaan pun sepenuhnya diambil alih oleh Khuza'ah.
Jurhum diusir dari Mekkah, dan Amr bin Luhay mengangkat dirinya sebagai penguasa Mekkah. Menurut Jawwad Ali, Khuza'ah masuk ke Mekkah segera setelah ia keluar dari Yaman.
Konon, menurut ahli sejarah, mereka melakukan itu berdasarkan petunjuk dan ramalan seorang dukun beberapa lama setelah bendungan Yaman roboh.
Khuza'ah pun menjadi penguasa Mekkah, dan itu berlangsung hingga masa kekuasaan Amr bin al-Harits, yakni Abu Ghaitsan yang kemudian direbut oleh Qushay. Ia mengambil alih kekuasaan Mekkah dari Khuza'ah kepada Quraisy.
Mengubah Tauhid
Amr bin Luhay adalah orang pertama yang mendirikan patung-patung di sekitar Kakbah dan memerintahkan orang-orang untuk menyembahnya. Maka dialah orang yang mengubah kepercayaan tauhid (monoteisme) di Mekkah sebagaimana diyakini para ahli sejarah.
Berbagai riwayat yang disampaikan ahli sejarah jelas menunjukkan bahwa Amr bin Luhay adalah dukun. "Tidak heran selama berkuasa di Mekkah, ia menancapkan budaya dan tradisi agama suku Khuza'ah yang didasarkan pada aturan para dukun," ujar Jawwad Ali.
Selama berkuasa, ia bertindak semena-mena, hingga kekuasaan Khuza'ah bercokol kuat di Mekkah. Sebagaimana Qushay yang berkuasa setelahnya, yang kemudian menegakkan kekuasaan Quraisy.
Menurut Jawwad Ali, berdasarkan kisah tentang dirinya dari ingatan para ahli sejarah, terkuak bahwasanya masa kekuasaan Amr bin Luhay tidak jauh dari masa kedatangan Islam.
Kekuasaan Amr bin Luhay tidak jauh dari masa datangnya kekuasaan Qushay. Dengan berkuasanya Amr bin Luhay, kemuliaan dan kewibawaan suku Jurhum pun direbut olehnya. Peralihan kekuasaan tersebut berkat bantuan Bani Ismail yang merupakan kakek moyang suku Quraisy sendiri dari jalur Bani Kinanah.
"Amr bin Luhay adalah orang pertama yang kisahnya dapat kita akses. Ia memiliki andil besar dalam pembangunan Mekkah dan tempat ibadahnya serta penyebaran ajarannya kepada kabilah-kabilah di sekitar Mekkah hingga kota ini menjadi begitu istimewa," ujar Jawwad Ali.
Mekkah menjadi demikian karena Amr bin Luhay mengekspor banyak sekali patung yang dipahat dengan sangat bagus dan dibuar oleh tangan-tangan ahli. Adapun patung yang paling besar adalah Hubal, yang diletakkan di Baitul Haram.
Hal itu membuat riuh penduduk Mekkah dan kabilah-kabilah di sekitarnya. Mereka pun antusias datang menuju Mekkah. Dengan begitu, ia telah menjadikan Baitul Haram secara otomatis terkenal di kalangan bangsa Arab.
Mereka mendatangi Amr bin Luhay agar dapat melihat Hubal dari dekat serta patung-patung lainnya yang dia ekspor dari negeri lain. Ia meletakkannya di sekitar Baitul Haram dan di bagian dalamnya.
Tuhan Impor
Hal yang mirip disampaikan oleh Dr Abdul Aziz MA dalam bukunya berjudul "Chiefdom Madinah: Kerucut Kekuasaan pada Zaman Awal Islam".
Menurut Abdul Aziz, orang yang dianggap sebagai pelopor pertama penyembahan patung di kalangan orang Arab adalah Amr bin Luhay al-Khuza'i yang pernah berkuasa atas Ka'bah di Makkah.
Dr Jawwad Ali dalam buku berjudul "al-Mufashshal fi Tarikh al-Arab Qabla al-Islam" atau "Sejarah Arab Sebelum Islam" mengutip ahli sejarah menyebut Haritsah bin Tsa'labah bin Amr bin Amir adalah Bani Khuza'ah.
Selanjutnya, Khuza'ah menerapkan hukum yang semestinya bagi musuh yang kalah, dan kekuasaan pun sepenuhnya diambil alih oleh Khuza'ah.
Jurhum diusir dari Mekkah, dan Amr bin Luhay mengangkat dirinya sebagai penguasa Mekkah. Menurut Jawwad Ali, Khuza'ah masuk ke Mekkah segera setelah ia keluar dari Yaman.
Konon, menurut ahli sejarah, mereka melakukan itu berdasarkan petunjuk dan ramalan seorang dukun beberapa lama setelah bendungan Yaman roboh.
Khuza'ah pun menjadi penguasa Mekkah, dan itu berlangsung hingga masa kekuasaan Amr bin al-Harits, yakni Abu Ghaitsan yang kemudian direbut oleh Qushay. Ia mengambil alih kekuasaan Mekkah dari Khuza'ah kepada Quraisy.
Mengubah Tauhid
Amr bin Luhay adalah orang pertama yang mendirikan patung-patung di sekitar Kakbah dan memerintahkan orang-orang untuk menyembahnya. Maka dialah orang yang mengubah kepercayaan tauhid (monoteisme) di Mekkah sebagaimana diyakini para ahli sejarah.
Berbagai riwayat yang disampaikan ahli sejarah jelas menunjukkan bahwa Amr bin Luhay adalah dukun. "Tidak heran selama berkuasa di Mekkah, ia menancapkan budaya dan tradisi agama suku Khuza'ah yang didasarkan pada aturan para dukun," ujar Jawwad Ali.
Selama berkuasa, ia bertindak semena-mena, hingga kekuasaan Khuza'ah bercokol kuat di Mekkah. Sebagaimana Qushay yang berkuasa setelahnya, yang kemudian menegakkan kekuasaan Quraisy.
Menurut Jawwad Ali, berdasarkan kisah tentang dirinya dari ingatan para ahli sejarah, terkuak bahwasanya masa kekuasaan Amr bin Luhay tidak jauh dari masa kedatangan Islam.
Kekuasaan Amr bin Luhay tidak jauh dari masa datangnya kekuasaan Qushay. Dengan berkuasanya Amr bin Luhay, kemuliaan dan kewibawaan suku Jurhum pun direbut olehnya. Peralihan kekuasaan tersebut berkat bantuan Bani Ismail yang merupakan kakek moyang suku Quraisy sendiri dari jalur Bani Kinanah.
"Amr bin Luhay adalah orang pertama yang kisahnya dapat kita akses. Ia memiliki andil besar dalam pembangunan Mekkah dan tempat ibadahnya serta penyebaran ajarannya kepada kabilah-kabilah di sekitar Mekkah hingga kota ini menjadi begitu istimewa," ujar Jawwad Ali.
Mekkah menjadi demikian karena Amr bin Luhay mengekspor banyak sekali patung yang dipahat dengan sangat bagus dan dibuar oleh tangan-tangan ahli. Adapun patung yang paling besar adalah Hubal, yang diletakkan di Baitul Haram.
Hal itu membuat riuh penduduk Mekkah dan kabilah-kabilah di sekitarnya. Mereka pun antusias datang menuju Mekkah. Dengan begitu, ia telah menjadikan Baitul Haram secara otomatis terkenal di kalangan bangsa Arab.
Mereka mendatangi Amr bin Luhay agar dapat melihat Hubal dari dekat serta patung-patung lainnya yang dia ekspor dari negeri lain. Ia meletakkannya di sekitar Baitul Haram dan di bagian dalamnya.
Tuhan Impor
Hal yang mirip disampaikan oleh Dr Abdul Aziz MA dalam bukunya berjudul "Chiefdom Madinah: Kerucut Kekuasaan pada Zaman Awal Islam".
Menurut Abdul Aziz, orang yang dianggap sebagai pelopor pertama penyembahan patung di kalangan orang Arab adalah Amr bin Luhay al-Khuza'i yang pernah berkuasa atas Ka'bah di Makkah.