Apakah Kami Melihat Tuhan di Hari Kiamat? Begini Jawaban Rasulullah

Kamis, 20 Februari 2020 - 05:15 WIB
Apakah Kami Melihat Tuhan di Hari Kiamat? Begini Jawaban Rasulullah
Apakah Kami Melihat Tuhan di Hari Kiamat? Begini Jawaban Rasulullah
A A A
Dalam Hadis Sahih Muslim (Kitab Iman) diceritakan dialog Rasulullah SAW dengan sekelompok orang yang bertanya tentang Rabb (Tuhan) pada hari Kiamat. Ketika itu, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) menjelaskan panjang lebar tentang keadaan di hari Kiamat .

Berikut nash hadis yang telah diterjemahkan dari Kitab Sahih Muslim. Telah menceritakan kepadaku Suwaid bin Sa'id dia berkata, telah menceritakan kepadaku Hafsh bin maisarah dari Zaid bin Aslam dari 'Atha' bin Yasar dari Abu Sa'id Al Khudri bahwa sekelompok manusia pada zaman Rasulullah SAW bertanya, "Wahai Rasulullah! Apakah kami melihat Rabb kami pada Hari Kiamat?"

Beliau SAW menjawab, "Apakah kalian berdesak-desakan dalam melihat matahari di siang hari yang terang tanpa awan?" Mereka menjawab, "Tidak wahai Rasulullah." Beliau pun berkata, "Apakah kalian berdesak-desakan dalam melihat bulan di malam purnama yang tidak ada awannya?" Mereka menjawab, "Tidak." Lalu beliau bersabda: "Tidaklah kalian berdesak-desakan dalam melihat Rabb kalian, melainkan sebagaimana kalian (tidak) berdesak-desakan dalam melihat salah satu dari keduanya.

Pada hari kiamat , seorang penyeru akan menyerukan 'Hendaklah setiap umat mengikuti sesuatu yang dahulu mereka sembah'. Hingga tidaklah ada seorang pun yang menyembah selain Allah berupa berhala, dan patung melainkan mereka akan terjerumus ke dalam neraka. Tidak ada yang tersisa seorang pun kecuali orang yang menyembah Allah (baik itu orang yang baik dan buruk, dan sisa ahli kitab).

Orang Yahudi dipanggil dan ditanyakan kepada mereka, 'Apa yang dahulu kalian sembah?' Mereka menjawab, 'Kami dahulu menyembah Uzair, putra Allah.' Maka dikatakan, "Kalian telah berdusta, Allah tidak menjadikan istri dan anak. Lalu apa yang kalian inginkan?" Mereka menjawab, 'Kami haus wahai Rabb kami, maka berilah kami minum.'

Lalu mereka diberi isyarat pada sesuatu yang membuat mereka hilang dahaganya, mereka kemudian digiring hingga ke neraka, seakan-akan fatamorgana, sebagian memukul sebagian yang lain, lalu mereka terjerumus ke dalam neraka.'

Kemudian kaum Nasrani dipanggil, lalu mereka ditanya, "Apa yang dahulu kalian sembah?" Mereka menjawab, 'Kami dahulu menyembah Al-Masih, putra Allah.' Lalu dikatakan kepada mereka, "Kalian telah berbohong. Allah tidak mengambil istri dan anak."

Maka dikatakan kepada mereka, 'Apa yang kalian inginkan? ' Mereka menjawab, 'Kami haus wahai Rabb kami, berilah kami minum.' Beliau bersabda: "Lalu diisyaratkan kepada mereka. 'Tidakkah kalian minum.' dan mereka dikumpulkan di neraka Jahannam, seakan-akan neraka tersebut fatamorgana yang mana sebagian mereka memukul sebagian yang lain, lalu jatuh ke dalam neraka, hingga tidak tersisa melainkan orang yang menyembah Allah dari kalangan orang baik.

Allah 'Azza wa Jalla lalu mendatangi mereka dalam bentuk yang paling ringan yang dapat mereka lihat. Allah Ta'ala berfirman: "Apa yang kalian tunggu, padahal setiap umat mengikuti apa yang mereka sembah?" Mereka berkata: "Wahai Rabb kami, kami memisahkan diri dari manusia di dunia ketika kami membutuhkan apa yang kami butuhkan kepada mereka, akan tetapi kami tidak berteman dengan mereka."

Maka Allah berfirman: "Aku adalah Rabb kalian." Maka mereka berkata: "Aku berlindung kepada Allah dari-Mu, kami tidak akan menyekutukan Allah dengan sesuatupun." Mereka ucapkan dua kali atau tiga kali, sehingga sebagian mereka hampir-hampir berbalik, maka Allah bertanya: "Apakah di antara kalian dan Dia mempunyai tanda-tanda, yang dapat kalian kenal dengan tanda-tanda itu?"

Mereka menjawab: "Ya". Maka disingkaplah betis, sehingga tidak tersisa orang yang sebelumnya bersujud kepada Allah dari dalam dirinya (ikhlas) kecuali Allah izinkan baginya untuk bersujud. Dan tidak tersisa orang yang sebelumnya bersujud karena ego dan riya kecuali Allah jadikan punggungnya menjadi satu lipatan. Setiap kali hendak bersujud maka dia tersungkur di atas tengkuknya.

Kemudian mereka mengangkat kepala mereka dan Allah telah berubah ke bentuk yang dapat mereka lihat pertama kalinya. Allah Ta'ala berfirman: "Aku adalah Rabb kalian." Maka mereka berkata: "Engkau Rabb kami." Kemudian dibentangkan jembatan di atas Jahannam, dan berlakulah Syafa'at pada saat itu, mereka bergumam: "Ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah."

Kasih Sayang Allah kepada Kaum Mukmin

Ada yang bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah jembatan (shiroth) itu?" Beliau menjawab: "Tempat yang licin yang dapat menggelincirkan, di sana terdapat besi-besi pencakar, besi-besi pengait dan duri besi yang terbuat dari pohon-pohon berduri. Maka orang-orang mukmin akan melewatinya seperti kedipan mata, seperti kilat, seperti angin, seperti burung, seperti kuda-kuda yang berlari kencang, dan hewan tunggangan.

Maka orang muslim akan ada yang selamat, ada yang tercabik-cabik tertunda dan ada yang terlempar ke dalam neraka jahannam. Sehingga ketika orang-orang mukmin terbebas dari neraka, maka demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah salah seorang dari kalian yang begitu gigih memohon kepada Allah di dalam menuntut Al-Haq pada hari Kiamat untuk saudara-saudaranya yang berada di dalam neraka, mereka berseru: "Wahai Rabb kami, mereka selalu berpuasa bersama kami, salat bersama kami, dan berhaji bersama kami."

Maka dikatakan kepada mereka: "Keluarkanlah orang-orang yang kalian ketahui." Maka bentuk-bentuk mereka hitam kelam karena terpanggang api neraka. Kemudian mereka mengeluarkan begitu banyak orang yang telah dimakan neraka sampai pada pertengahan betisnya dan sampai kedua lututnya. Kemudian mereka berkata: "Wahai Rabb kami tidak tersisa lagi seseorang pun yang telah engkau perintahkan kepada kami."

Kemudian Allah berfirman: "Kembalilah kalian, maka barangsiapa yang kalian temukan di dalam hatinya kebaikan seberat dinar, maka keluarkanlah dia." Mereka pun mengeluarkan jumlah yang begitu banyak, kemudian mereka berkata: "Wahai Rabb kami, kami tidak meninggalkan di dalamnya seorangpun yang telah Engkau perintahkan kepada kami."

Kemudian Allah berfirman: "Kembalilah kalian, maka barangsiapa yang kalian temukan di dalam hatinya kebaikan seberat setengah dinar, maka keluarkanlah dia." Maka mereka pun mengeluarkan jumlah yang banyak. Kemudian mereka berkata lagi: "Wahai Rabb kami, kami tidak menyisakan di dalamnya seorang pun yang telah Engkau perintahkan kepada kami."

Kemudian Allah berfirman: "Kembalilah kalian, maka siapa saja yang kalian temukan di dalam hatinya kebaikan seberat biji jagung, keluarkanlah." Maka merekapun kembali mengeluarkan jumlah yang begitu banyak. Kemudian mereka berkata: "Wahai Rabb kami, kami tidak menyisakan di dalamnya kebaikan sama sekali."

Abu Sa'id al Khudri berkata: "Jika kalian tidak mempercayai hadis ini silakan kalian baca ayat: "Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipatgandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar." (QS. An Nisa: 40).

Allah Ta'ala lantas berfirman: "Para Malaikat, Nabi dan orang-orang yang beriman telah memberi syafaat, sekarang yang belum memberikan syafaat adalah Zat Yang Maha Pengasih."

Kemudian Allah menggenggam satu genggaman dari dalam neraka, dari dalam tersebut Allah mengeluarkan suatu kaum yang sama sekali tidak melakukan kebaikan, dan mereka pun sudah berbentuk seperti arang hitam. Allah kemudian melemparkan mereka ke dalam sungai di depan surga yang disebut dengan sungai kehidupan.

Mereka kemudian keluar dari dalam sungai layaknya biji yang tumbuh di aliran sungai, tidakkah kalian lihat ia tumbuh (merambat) di bebatuan atau pepohonan mengejar (sinar) matahari. Kemudian mereka (yang tumbuh layaknya biji) ada yang berwarna kekuningan dan kehijauan, sementara yang berada di bawah bayangan akan berwarna putih."

Para sahabat kemudian bertanya, "Seakan-akan baginda sedang menggembala di daerah orang-orang badui?' Beliau SAW melanjutkan: "Mereka kemudian keluar seperti mutiara, sementara di lutut-lutut mereka terdapat cincin yang bisa diketahui oleh penduduk surga. Dan mereka adalah orang-orang yang Allah merdekakan dan Allah masukkan ke dalam surga tanpa dengan amalan dan kebaikan sama sekali.

Allah kemudian berkata: "Masuklah kalian ke dalam surga. Apa yang kalian lihat maka itu akan kalian miliki." Mereka pun menjawab, "Wahai Rabb kami, sungguh Engkau telah memberikan kepada kami sesuatu yang belum pernah Engkau berikan kepada seorang pun dari penduduk bumi."

Lalu Allah berfirman: "(Bahkan) apa yang telah Kami siapkan untuk kalian lebih baik dari ini semua."

Mereka kembali berkata, "Wahai Rabb, apa yang lebih baik dari ini semua!" Allah menjawab: "Ridha-Ku, selamanya Aku tidak akan pernah murka kepada kalian."

Muslim berkata, "Aku membacakan hadis ini di hadapan Isa bin Hammad Zughbah al Mishri berkenaan dengan syafaat. Aku katakan kepadanya, "Aku sampaikan hadis ini darimu, bahwa engkau pernah mendengar dari Laits bin Sa'd dari Khalid bin Yazid dari Sa'id bin Abu Hilal dari Zaid bin Aslam dari Atha bin Yasar dari Abu Sa'id Al Khudri bahwasanya ia berkata, "Wahai Rasulullah, apakah kami akan melihat Rabb kami?" Rasulullah SAW balik bertanya: "Apakah kalian mendapatkan bahaya dalam melihat matahari di hari yang cerah?" kami menjawab: "Tidak." Kemudian aku melanjutkan hadits tersebut hingga selesai. Dan hadis tersebut semisal hadis Hafsh bin Maisarah."

Demikian keadaan di hari kiamat sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim. Apa yang disampaikan Rasulullah SAW dalam hadis tersebut semoga dapat menambah keimanan kita terhadap hari akhir. (Baca Juga: Beginilah Keadaan Umat Islam pada Hari Kiamat)

Wallahu A'lam Bish-Showab
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4186 seconds (0.1#10.140)