Banyak warga berlibur, Paris lengang saat Ramadan

Jum'at, 27 Juli 2012 - 15:57 WIB
Banyak warga berlibur, Paris lengang saat Ramadan
Banyak warga berlibur, Paris lengang saat Ramadan
A A A
RUAS jalan di Paris sejak pertengahan bulan ini atau menjelang umat Islam di seluruh dunia menyambut Ramadan, tampak lengang. Suasana tersebut terjadi di seluruh sudut kota.

Jika disepadankan dengan Tanah Air, persis suasana Jakarta, yang keduanya sama-sama sebagai ibu kota negara, yang juga sunyi senyap, karena sebagian besar warganya mudik, menjelang perayaan Idul Fitri. Baik warga Jakarta maupun Paris, tampak sama-sama menjalankan “ritual wajib” terkait dengan kesenyapan kedua ibu kota tersebut. Sebagian besar warga kota parfum ini memang sedang meninggalkan rumah dan apartemen mereka. Sementara yang lain sekadar meninggalkan kota untuk berlibur ke luar kota atau bahkan ke luar negeri.

Jika warga Prancis sepertinya “tidak bisa bernapas” alias akan “mati suri” jika tidak berlibur pada musim panas, sama seperti warga Indonesia, akan merasakan ada sesuatu yang hilang jika tidak mudik ke daerah asalnya, saat menjelang perayaan Idul Fitri. Masih terkait dengan agama, sangat menarik membandingkan kedua negara ini. Indonesia di Prancis dikenal sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.

Demikian sebaliknya Prancis, memiliki akar yang sangat kuat dengan tradisi agama Katolik. Rekam jejaknya tampak pada nama jalan-jalan di Prancis, yang banyak menggunakan kata depan saint (baca: sang), yang di Tanah Air biasa diujarkan santo yang berarti orang suci. Rekam jejak yang lain tampak pada gereja yang masih terpelihara dengan baik dan jumlah mencapai ratusan bahkan ribuan yang usianya mencapai usia ratusan tahun, seperti Katedral.

“Nyonya Paris” alias Notre Dame. Bahkan, kalender libur nasional di Prancis pun sebagian memiliki akar kuat dengan agama. Sebut saja hari libur nasional Paskah (paque), Pantekosta (pentecotiste), hari para orang suci (toutes saints), dan apalagi kalau bukan Natal (noel). Kedua negara ini bisa dikatakan sebagai negara dengan tradisi selamatan yang benar-benar mengakar. Di Prancis, kata selamatan bisa disepadankan dengan kosakata fete (baca: fet), dan di Tanah Air dikenal dengan istilah festival.

Muhammad, demikian nama penjaga restoran makanan khas Turki yang bisa disebut Grec atau Kebab ini, tampak sedang menikmati makan siangnya, saat sebelum Ramadan. Maklum, siang itu tidak tampak seorang pun yang hadir di restorannya, yang terletak di belakang kantor Wali Kota Paris 13 tersebut. “Semua orang pada berlibur, jadi sepi,” jelas pemuda yang bekerja di restoran kemenakannya sendiri. “Saya asli Maroko, dan saya punya adik satu yang masih sekolah,” tambahnya. “Saya dan keluarga, insya Allah, akan menjalankan ibadah puasa yang mungkin jatuh pada Jumat atau Sabtu,” lanjutnya.

Muhammad menjelaskan, sepanjang Ramadan, restoran yang dijaganya akan tetap buka seperti biasa. “Maklum, di Paris banyak orang yang tidak menjalankan ibadah puasa, sebab di sini muslim menjadi minoritas, dan sebagian muslim sendiri ada juga yang tidak berpuasa,” ujarnya dengan sopan. Suasana lengang bukan saja tampak di restoran Muhammad yang berada di kawasan Place d’Italie tersebut. Tengok saja Institut du monde Arabe, yang berada di kawasan Paris 5 atau tepatnya di Rue de Fosses Saint Bernard.

Siang itu baik pelataran maupun resto yang berada di teras bangunan yang didirikan pada tahun ‘80-an tersebut tampak lengang pula. Bangunan yang terletak di tepi Sungai Seine yang termasyhur tersebut tampak sepi pengunjung.

Tampaknya suasana lengang di Paris ini, sepertinya memberi kesempatan umat muslim di Paris yang sedang bersiap-siap menyambut bulan suci Ramadan. Ramadan tahun ini menyelinap di tengah musim panas. Ketenangan Kota Paris seolah memberi kesempatan warga muslim di kota parfum ini untuk berancang-ancang dengan lebih khusyuk.

Apalagi, Ramadan kali ini akan dilakoni secara ekstra. Maklum, sang mentari yang menjadi pertanda waktu sahur dan buka tersebut, baru akan menuju ke peraduannya pada pukul 9.30 malam. Empat jam lebih panjang jika di bandingkan dengan Indonesia.

Laporan Koresponden SINDO ADAM HARNADI Prancis
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3721 seconds (0.1#10.140)