Kaum urban jadi target dakwah
A
A
A
Sindonews.com - Jelang bulan suci Ramadan, berbagai organisasi Islam mulai mengadakan acara dakwah atau siar hingga pesantren kilat. Tidak terlepas dari pandangan para penggiat tausiah, kaum remaja kota juga jadi perhatian mereka untuk memberikan ilmu pengetahuan agama.
Seperti beberapa elemen dakwah Jakarta yang meliputi remaja masjid, komunitas dakwah social media, lembaga cinta Quran, lembaga Indonesia Syiar Network dan Takmir Masjid Agung Al Azhar mengadakan kegiatan syiar dan diskusi agama yang dinamakan Jakarta Ramadan Week (JRW) 2013.
Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari (5-7 Juli 2013) di Mall Tebet Green dan Masjid Al Azhar rencananya akan dihadiri dan diresmikan oleh dua tokoh nasional, Jusuf Kalla dan Gubernur DKI, Jokowi.
"Sengaja kami lakukan di Mall agar kegiatan keagamaan ini lebih dekat dengan kaum menengah Jakarta yang banyak mengunjungi pusat perbelanjaan di akhir minggu. Kami harapkan langkah awal ini bisa terus berkembang untuk semakin meningkatkan kualitas keimanan kelas menengah, khususnya para remaja Jakarta," kata Ketua Penyelenggara JRW Arisakti Prihatwono yang biasa disapa Rico dalam siaran persnya yang diterima Sindonews, Minggu (7/7/2013).
Menurut dia, setiap menjelang Ramadan kegiatan keagamaan memang ramai. Beraneka kegiatan dilakukan setiap tarhib Ramadan (menyambut Ramadan) untuk mengajak orang bergembira menyambut bulan yang penuh berkah dan ampunan.
Sekaten di Yogya, Dugder serta Warak Ngendog di Semarang serta banyak kegiatan lain di pelosok Indonesia merupakan contoh bukti kerja keras kaum ulama kita dalam menyemarakkan Ramadan.
Sesuai perkembangan zaman, kata dia, konteks kegiatan juga turut berubah. Mall telah menggantikan alun-alun dan menjadi pusat peradaban baru. Gaya hidup selalu diarahkan dari mall. Bentuk fashion, cara menikmati makanan, cara berbelanja bahkan cara berpikir ditularkan melalui gaya hidup mall.
"Kita ingin memanfaatkan mall untuk merangkul kaum menengah, bukan dalam konteks aktivitas konsumtif tapi justru sebagai ruang dakwah dan pendalaman kualitas keimanan," pungkasnya.
JRW diadakan di mall sebagai pusat peradaban modern dan akan ditutup di Masjid sebagai pusat peradaban bagi kaum muslimin. Rico juga menerangkan, JRW ditempatkan dalam kerangka tujuan membangun jembatan antara Mall dan Masjid dan mengharapkan lalu lintas akan mendatangi Masjid sebagai pusat peradaban Islam
Dijelaskannya, para penggagas JRW menginginkan agar kaum muslim yang mendominasi penduduk Indoensia memiliki daya pembeda dan tidak sekadar mengikuti zaman dan gaya hidup yang menyertainya.
"Rasulullah SAW pernah mengungkapkan bahwa pada suatu saat muslim akan seperti buih di laut. Banyak secara jumlah tetapi tidak mempunyai kekuatan sama sekali yang sama seperti buih. Untuk kepentingan ini Jakarta Ramadhan Week diadakan sebagai salah satu upaya mengisi kaum kelas menengah Islam Indonesia dengan berbagai ilmu tentang Islam," katanya.
Jusuf Kalla dan Jokowi selain meresmikan JRW juga akan tampil sebagai pembicara pada diskusi bertema Kepemimpinan Kota ala Madinah Gaya Rasulullah.
Seperti beberapa elemen dakwah Jakarta yang meliputi remaja masjid, komunitas dakwah social media, lembaga cinta Quran, lembaga Indonesia Syiar Network dan Takmir Masjid Agung Al Azhar mengadakan kegiatan syiar dan diskusi agama yang dinamakan Jakarta Ramadan Week (JRW) 2013.
Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari (5-7 Juli 2013) di Mall Tebet Green dan Masjid Al Azhar rencananya akan dihadiri dan diresmikan oleh dua tokoh nasional, Jusuf Kalla dan Gubernur DKI, Jokowi.
"Sengaja kami lakukan di Mall agar kegiatan keagamaan ini lebih dekat dengan kaum menengah Jakarta yang banyak mengunjungi pusat perbelanjaan di akhir minggu. Kami harapkan langkah awal ini bisa terus berkembang untuk semakin meningkatkan kualitas keimanan kelas menengah, khususnya para remaja Jakarta," kata Ketua Penyelenggara JRW Arisakti Prihatwono yang biasa disapa Rico dalam siaran persnya yang diterima Sindonews, Minggu (7/7/2013).
Menurut dia, setiap menjelang Ramadan kegiatan keagamaan memang ramai. Beraneka kegiatan dilakukan setiap tarhib Ramadan (menyambut Ramadan) untuk mengajak orang bergembira menyambut bulan yang penuh berkah dan ampunan.
Sekaten di Yogya, Dugder serta Warak Ngendog di Semarang serta banyak kegiatan lain di pelosok Indonesia merupakan contoh bukti kerja keras kaum ulama kita dalam menyemarakkan Ramadan.
Sesuai perkembangan zaman, kata dia, konteks kegiatan juga turut berubah. Mall telah menggantikan alun-alun dan menjadi pusat peradaban baru. Gaya hidup selalu diarahkan dari mall. Bentuk fashion, cara menikmati makanan, cara berbelanja bahkan cara berpikir ditularkan melalui gaya hidup mall.
"Kita ingin memanfaatkan mall untuk merangkul kaum menengah, bukan dalam konteks aktivitas konsumtif tapi justru sebagai ruang dakwah dan pendalaman kualitas keimanan," pungkasnya.
JRW diadakan di mall sebagai pusat peradaban modern dan akan ditutup di Masjid sebagai pusat peradaban bagi kaum muslimin. Rico juga menerangkan, JRW ditempatkan dalam kerangka tujuan membangun jembatan antara Mall dan Masjid dan mengharapkan lalu lintas akan mendatangi Masjid sebagai pusat peradaban Islam
Dijelaskannya, para penggagas JRW menginginkan agar kaum muslim yang mendominasi penduduk Indoensia memiliki daya pembeda dan tidak sekadar mengikuti zaman dan gaya hidup yang menyertainya.
"Rasulullah SAW pernah mengungkapkan bahwa pada suatu saat muslim akan seperti buih di laut. Banyak secara jumlah tetapi tidak mempunyai kekuatan sama sekali yang sama seperti buih. Untuk kepentingan ini Jakarta Ramadhan Week diadakan sebagai salah satu upaya mengisi kaum kelas menengah Islam Indonesia dengan berbagai ilmu tentang Islam," katanya.
Jusuf Kalla dan Jokowi selain meresmikan JRW juga akan tampil sebagai pembicara pada diskusi bertema Kepemimpinan Kota ala Madinah Gaya Rasulullah.
(mhd)