Puasa sehat untuk lansia

Rabu, 17 Juli 2013 - 11:10 WIB
Puasa sehat untuk lansia
Puasa sehat untuk lansia
A A A
Bulan Ramadan adalah bulan ibadah, semua orang tentunya menginginkan agar dapat menjalankan ibadah puasa. Tanpa terkecuali bagi mereka yang sudah lanjut usia (lansia). Golongan lansia tetap bisa berpuasa, asalkan tetap mawas diri dan paham akan kondisi kesehatan diri sendiri.

Selain mendapatkan pahala besar tentunya, menjalankan puasa diketahui memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh manula. penelitian terbaru menunjukkan bahwa puasa memengaruhi fungsi ginjal para orang tua.

Studi yang dilakukan pada pasien berusia 60 tahun ke atas ini membuktikan, fungsi ginjal mereka membaik pada hari ke-28 Ramadan dan hari ke-14 setelah Ramadan.

Intinya, tidak ada gangguan fungsi ginjal pada pasien usia lanjut yang sedang berpuasa, selama asupan cairannya mencukupi.

Selain memengaruhi ginjal, penelitian lain menyebutkan puasa juga memperbaiki profil lemak. Terdapat penurunan kadar trigliserida, yaitu sejenis lemak dalam darah yang bermanfaat sebagai sumber energi pada orang berusia lanjut dari 145,8 mg/dl menjadi 130,87 mg/dl.

Sementara, kadar kolesterol total pada orang dewasa juga mengalami penurunan. Puasa juga diketahui dapat mengurangi kadar radikal bebas secara bermakna sejak hari ke-7 dan 17 selama Ramadan. Namun, meningkat kembali pada hari ke-14 setelah puasa. Akan tetapi, kadarnya lebih rendah dibandingkan sebelum puasa.

Saat berusia lanjut, cairan dalam tubuh manusia berkurang sehingga ketika menjalankan puasa akan lebih cepat haus dan berisiko mengalami dehidrasi.

Nafsu makan pun mulai menghilang, biasanya karena faktor sosial, psikologis, penyakit, dan sensasi rasa lapar yang menurun. Rasa lelah, lemah, dan bingung pun selalu merasuki orang yang sudah lanjut usia.

Untuk menyiasatinya, disarankan kepada para lansia untuk minum dan makan dengan otak, bukan dengan lidah. Penuhi asupan kalori seperti biasanya karena kebutuhan kalori sama dengan ketika tidak berpuasa.

Hanya pola makan diubah menjadi 40% kalori saat sahur, 50% saat berbuka puasa, dan 10% sesudah tarawih. Konsumsi cairan sebanyak 30–50 cc/kg berat badan/hari atau setara dengan delapan sampai 10 gelas setiap hari, dapat dibagi menjadi 2 gelas saat berbuka puasa, 3–4 gelas setelah tarawih sampai dengan sebelum tidur, 1 gelas saat bangun tidur sebelum sahur, dan 1–2 gelas saat sahur. Jangan menunggu sampai haus baru minum, hal ini mencegah rasa lemas dan mengalami dehidrasi,

Biasakan konsumsi air atau jus buah antara berbuka puasa dan sebelum tidur. Lalu, hindari terlalu banyak es karena dapat menahan rasa kenyang yang mengakibatkan konsumsi makanan lengkap menurun.

Komposisi gizi makanan harus seimbang. Batasi makanan yang digoreng dan berlemak, serta yang lebih cepat dicerna, seperti gula. Saat sahur jangan minum teh atau kopi karena bersifat diuretik yang membuat lansia sering buang air kecil.

Dianjurkan konsumsi makanan yang lambat dicerna dan tinggi serat. Saat berbuka puasa, disarankan mengonsumsi kurma karena mengandung gula serat, karbohidrat, kalium, dan magnesium. Pisang juga baik dikonsumsi karena sumber kalium, magnesium, dan karbohidrat.

Sebaiknya, makan berat setelah salat magrib, diawali berbuka dengan yang manis untuk membatalkan.

Selain itu, cukupi konsumsi vitamin dan mineral, serta waspadai terjadinya kekurangan cairan. Jangan lupa, selalu periksa ke dokter sebelum memulai puasa, untuk mengatur obat-obatan yang harus dikonsumsi saat berbuka puasa dan sahur.
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4671 seconds (0.1#10.140)