Peningkatan gepeng di bulan Ramadan 5 kali lipat
A
A
A
Sindonews.com - Banyak yang memanfaatkan bulan Ramadan untuk beramal untuk meraih pahala sebanyak mungkin. Namun, momentum ini juga banyak dimanfaatkan oleh gepeng (gelandang pengemis) musiman yang hanya muncul di bulan suci.
Menteri Sosial (Mensos) Salim Segaf Aljufri mengatakan, saat bulan Ramadan terjadi peningkatan pengemis sekitar lima kali lipat dari jumlah biasanya. Pada bulan biasa jumlah pengemis diperkirakan hanya 1.000 orang dan gepeng di DKI berkisar di bawah 6.000 orang.
Menurut Salim, faktor utama yang membuat para pengemis dan gepeng berbondong-bondong datang ke kota besar khususnya Jakarta ialah banyak yang berinfak pada bulan puasa. Dalam survei yang dilakukan banyak diantara mereka mempunyai target sekitar Rp3-5 juta dari hasil mengemis pada bulan puasa.
"Jumlah ini diatas dari UMR. Banyak yang memnafaatkan untuk berbuat baik tapi juga banyak juga yang memanfaatkan kebaikan tersebut tanpa rasa malu," ujar Salim kepada wartawan di Jakarta, Minggu (21/7/2017).
Diantara pengemis tersebut, banyak memang ditemukan yang beragama muslim. Namun, memang banyak ditemukan kurangnya pemahaman mengenai agama dan menipisnya rasa malu.
Ia pun mengharapkan hal ini menjadi perhatian Pemda untuk memperhatikan keberadaan para gepeng. "Banyak daya tariknya sehingga mereka setiap tahunnya balik lagi untuk mengemis. Di tambah di daerah tidak melakukan apa-apa karena tidak musim panen," kata politikus PKS ini.
Lanjut Salim, kegiatan ini memang sudah menjadi kebiasaan di tengah masyarakat kita. Tentunya hal ini tidak dapat diubah dalam waktu sekejap. Sekarang ini, kata dia, yang harus dioptimalkan adalah pendidikan dan kesehatan untuk anak-anak agar tidak mengikuti jejak orangtuanya.
Sehingga, anak-anak Indonesia bisa mandiri, mempunyai keterampilan dan juga sehat. Saat ini, ia melihat keberadaan pengemis mayoritas datang dari pulau Jawa. Namun, tidak menutup kemungkinan dari pulau lainnya.
"Gepeng dan pengemis bukan hanya di Jakarta di daerah lainnya juga sama. Ini PR bersama pemerintah pusat dan daerah juga tokoh agama untuk dapat mengembalikan makna bulan Ramadan yang sebenarnya untuk semua golongan," tegasnya.
Menteri Sosial (Mensos) Salim Segaf Aljufri mengatakan, saat bulan Ramadan terjadi peningkatan pengemis sekitar lima kali lipat dari jumlah biasanya. Pada bulan biasa jumlah pengemis diperkirakan hanya 1.000 orang dan gepeng di DKI berkisar di bawah 6.000 orang.
Menurut Salim, faktor utama yang membuat para pengemis dan gepeng berbondong-bondong datang ke kota besar khususnya Jakarta ialah banyak yang berinfak pada bulan puasa. Dalam survei yang dilakukan banyak diantara mereka mempunyai target sekitar Rp3-5 juta dari hasil mengemis pada bulan puasa.
"Jumlah ini diatas dari UMR. Banyak yang memnafaatkan untuk berbuat baik tapi juga banyak juga yang memanfaatkan kebaikan tersebut tanpa rasa malu," ujar Salim kepada wartawan di Jakarta, Minggu (21/7/2017).
Diantara pengemis tersebut, banyak memang ditemukan yang beragama muslim. Namun, memang banyak ditemukan kurangnya pemahaman mengenai agama dan menipisnya rasa malu.
Ia pun mengharapkan hal ini menjadi perhatian Pemda untuk memperhatikan keberadaan para gepeng. "Banyak daya tariknya sehingga mereka setiap tahunnya balik lagi untuk mengemis. Di tambah di daerah tidak melakukan apa-apa karena tidak musim panen," kata politikus PKS ini.
Lanjut Salim, kegiatan ini memang sudah menjadi kebiasaan di tengah masyarakat kita. Tentunya hal ini tidak dapat diubah dalam waktu sekejap. Sekarang ini, kata dia, yang harus dioptimalkan adalah pendidikan dan kesehatan untuk anak-anak agar tidak mengikuti jejak orangtuanya.
Sehingga, anak-anak Indonesia bisa mandiri, mempunyai keterampilan dan juga sehat. Saat ini, ia melihat keberadaan pengemis mayoritas datang dari pulau Jawa. Namun, tidak menutup kemungkinan dari pulau lainnya.
"Gepeng dan pengemis bukan hanya di Jakarta di daerah lainnya juga sama. Ini PR bersama pemerintah pusat dan daerah juga tokoh agama untuk dapat mengembalikan makna bulan Ramadan yang sebenarnya untuk semua golongan," tegasnya.
(kri)