Mengharap pahala dari membangunkan sahur
A
A
A
Sindonews.com - Tradisi obrog atau membangunkan warga untuk bersantap sahur selalu mewarnai pelaksanaan ibadah puasa di setiap daerah.
Rutinitas kegiatan tersebut juga dilakukan oleh beberapa remaja di Kecamatan Pegaden, Kabupaten Subang. Sekitar pukul 01.00 WIB, teriakan sekumpulan anak berusia belasan tahun mulai terdengar di sudut-sudut jalan di Kampung Sukarandeg, Desa Gunungsari, Kecamatan Pagaden. Sahutan sahur itu berulang kali terdengar beriringan dengan hentakan suara bedug dipukul berirama. Mereka berkeliling kampung sambil membawa bedug yang diangkut becak disertai alat musik sederhana lainnya.
Dari raut wajah mereka terlihat pancaran kegembiraan meski rasa kantuk masih terasa. Dodi, 14, warga Pegaden mengaku senang bisa berkumpul dan bermain dengan teman sebayanya dalam bulan Ramadan ini. Untuk peralatan bedug yang digunakan membangunkan warga dipinjam dari masjid terdekat. ”Lumayan selain berpahala bisa membangunkan orang untuk sahur, kami bisa bermain dengan seru, berkeliling kampung bersama,” katanya.
Untuk menambah suara ramai saat membangunkan warga, selain menabuh bedug, sejumlah remaja yang melakukan obrog biasanya memainkan alat musik kecrek dan goong. Sebelum mengelilingi kampung, mereka berkumpul di masjid kampung mereka beberapa jam sebelum sahur.
”Aktivitas ini sudah turun temurun dari dulu. Obrog berakhir pukul 03.00 WIB. Setelah selesai membangunkan orang untuk santap sahur, kami langsung pulang. Kami juga kanmau sahur,” ujarnya. Ketua RT 07/04 Kampung Sukarandeg, Kahman, 50, berharap tradisi obrog tetap dipelihara, karena kegiatan tersebut memberi dampak positif kepada warga.
”Saat ini jarang ditemukan anak muda yang mau peduli terhadap lingkungannya. Saya sangat mendukung kegiatan yang mereka lakukan karena ini kegiatan positif,” katanya. Menurutnya, tradisi obrog banyak dilakukan para pemuda di pelosok desa di Kabupaten Subang. Bahkan, di luar Subang masih banyak yang melaksanakan tradisi serupa.
”Tradisi obrog memang tradisi turun temurun, bahkan obrog zaman sekarang lebih modern. Banyak yang sudah menggunakan alat perlengkapan organ tunggal,” ucapnya.
Rutinitas kegiatan tersebut juga dilakukan oleh beberapa remaja di Kecamatan Pegaden, Kabupaten Subang. Sekitar pukul 01.00 WIB, teriakan sekumpulan anak berusia belasan tahun mulai terdengar di sudut-sudut jalan di Kampung Sukarandeg, Desa Gunungsari, Kecamatan Pagaden. Sahutan sahur itu berulang kali terdengar beriringan dengan hentakan suara bedug dipukul berirama. Mereka berkeliling kampung sambil membawa bedug yang diangkut becak disertai alat musik sederhana lainnya.
Dari raut wajah mereka terlihat pancaran kegembiraan meski rasa kantuk masih terasa. Dodi, 14, warga Pegaden mengaku senang bisa berkumpul dan bermain dengan teman sebayanya dalam bulan Ramadan ini. Untuk peralatan bedug yang digunakan membangunkan warga dipinjam dari masjid terdekat. ”Lumayan selain berpahala bisa membangunkan orang untuk sahur, kami bisa bermain dengan seru, berkeliling kampung bersama,” katanya.
Untuk menambah suara ramai saat membangunkan warga, selain menabuh bedug, sejumlah remaja yang melakukan obrog biasanya memainkan alat musik kecrek dan goong. Sebelum mengelilingi kampung, mereka berkumpul di masjid kampung mereka beberapa jam sebelum sahur.
”Aktivitas ini sudah turun temurun dari dulu. Obrog berakhir pukul 03.00 WIB. Setelah selesai membangunkan orang untuk santap sahur, kami langsung pulang. Kami juga kanmau sahur,” ujarnya. Ketua RT 07/04 Kampung Sukarandeg, Kahman, 50, berharap tradisi obrog tetap dipelihara, karena kegiatan tersebut memberi dampak positif kepada warga.
”Saat ini jarang ditemukan anak muda yang mau peduli terhadap lingkungannya. Saya sangat mendukung kegiatan yang mereka lakukan karena ini kegiatan positif,” katanya. Menurutnya, tradisi obrog banyak dilakukan para pemuda di pelosok desa di Kabupaten Subang. Bahkan, di luar Subang masih banyak yang melaksanakan tradisi serupa.
”Tradisi obrog memang tradisi turun temurun, bahkan obrog zaman sekarang lebih modern. Banyak yang sudah menggunakan alat perlengkapan organ tunggal,” ucapnya.
(nfl)