LDII tetapkan 8 Agustus Idul Fitri
A
A
A
Sindonews.com - Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) menetapkan, tanggal 8 Agustus 2013 sebagai Hari Raya Idul Fitri 1434 Hijriah.
"Harapan saya Insya Allah nanti sama, karena secara logika menurut hisabnya LDII di Jakarta ini sekitar 3,27 derajat, umur bulan sudah 12 jam," kata Ketua DPP LDII Chriswanto Santoso di Jakarta, Kamis (1/8/2013).
Chriswanto meyakini perhitungan yang dilakukan LDII dengan pemerintah dipastikan akan sama.
"Kalau dengan Idul Fitri seperti itu, saya kira Idul Fitri nanti sama, menurut hisab kami tanggal 8 Agustus itu sudah Idul Fitri," tegasnya.
Dalam pandangan Chriswanto untuk menetapkan Hari Raya Idul Fitri, ataupun awal bulan Ramadan tidak dilakukan pemaksaan kehendak
"Tentunya kalau harapan semua bisa menjadi satu, tapi harapan menyatukan itu tidak dengan paksaan. Karena hal ini menyangkut keyakinan pada orang untuk melakukan ibadah, sehingga tidak seyogyanya dengan pemaksaan," terangnya.
"Sebaiknya, dilakukan dengan proses dialogis, agar terjadi penyamaan persepsi," tambahnya.
Menurut Chriswanto, angka-angka yang menjadi hitungan dalam penetapan Idul Fitri ataupun bulan Ramadan semua sama yang dilakukan ormas Islam.
"Hisab yang dilakukan Kemenag, Muhammadiyah, NU ataupun LDII sebetulnya hasilnya sama," ungkapnya.
Sedangkan menjelang Hari Raya Idul Fitri, warga LDII melakukan iktikaf pada 10 malam akhir bulan Ramadan. Dengan itikaf ini, maka akan mendapat pahala sebagaimana ibadah selam seribu bulan.
"Dipastikan seluruh umat Islam termasuk LDII akan melakukan iktikaf di masjid-masjid," imbuhnya.
"Harapan saya Insya Allah nanti sama, karena secara logika menurut hisabnya LDII di Jakarta ini sekitar 3,27 derajat, umur bulan sudah 12 jam," kata Ketua DPP LDII Chriswanto Santoso di Jakarta, Kamis (1/8/2013).
Chriswanto meyakini perhitungan yang dilakukan LDII dengan pemerintah dipastikan akan sama.
"Kalau dengan Idul Fitri seperti itu, saya kira Idul Fitri nanti sama, menurut hisab kami tanggal 8 Agustus itu sudah Idul Fitri," tegasnya.
Dalam pandangan Chriswanto untuk menetapkan Hari Raya Idul Fitri, ataupun awal bulan Ramadan tidak dilakukan pemaksaan kehendak
"Tentunya kalau harapan semua bisa menjadi satu, tapi harapan menyatukan itu tidak dengan paksaan. Karena hal ini menyangkut keyakinan pada orang untuk melakukan ibadah, sehingga tidak seyogyanya dengan pemaksaan," terangnya.
"Sebaiknya, dilakukan dengan proses dialogis, agar terjadi penyamaan persepsi," tambahnya.
Menurut Chriswanto, angka-angka yang menjadi hitungan dalam penetapan Idul Fitri ataupun bulan Ramadan semua sama yang dilakukan ormas Islam.
"Hisab yang dilakukan Kemenag, Muhammadiyah, NU ataupun LDII sebetulnya hasilnya sama," ungkapnya.
Sedangkan menjelang Hari Raya Idul Fitri, warga LDII melakukan iktikaf pada 10 malam akhir bulan Ramadan. Dengan itikaf ini, maka akan mendapat pahala sebagaimana ibadah selam seribu bulan.
"Dipastikan seluruh umat Islam termasuk LDII akan melakukan iktikaf di masjid-masjid," imbuhnya.
(stb)