Jalur mudik di Garut masih terpantau lancar

Jum'at, 02 Agustus 2013 - 14:12 WIB
Jalur mudik di Garut...
Jalur mudik di Garut masih terpantau lancar
A A A
Sindonews.com - Sejumlah jalur pada H-6 Lebaran seperti Limbangan - Malangbong dan Kadungora - Tarogong, Kabupaten Garut, hingga kini masih terpantau lancar.

Arus berbagai kendaraan yang melintas seperti mobil pribadi, sepeda motor, serta angkutan umum terlihat bergerak dengan kecepatan normal dan tinggi.

Sejumlah pos dan rest area yang disediakan pihak kepolisian di beberapa titik Jalur Limbangan - Malangbong, setidaknya telah berdiri dan siap digunakan para pemudik yang ingin beristirahat.

Kepala Bidang Pengendalian dan Operasional Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Garut, Bambang Rudianto, mengatakan telah terjadi peningkatan volume kendaraan di dua jalur itu bila dibandingkan dengan hari-hari biasanya.

“Di Limbangan, per menitnya rata-rata jumlah kendaraan yang melintas bisa mencapai 12 unit. Sedangkan sebaliknya, yaitu dari arah Tasikmalaya - Badung, kendaraan yang bergerak dalam satu menit menit mencapai sembilan unit saja,” kata Bambang, Jumat (2/8/2013).

Aktivitas masyarakat di sejumlah pasar seperti Pasar Leles pada Jalur Kadungora - Tarogong dan Pasar Lewo di Jalur Limbangan - Malangbong pun belum mengganggu arus mudik di kedua jalur tersebut. Terkait kemungkinan adanya kemacetan di beberapa pasar ini, Bambang mengaku pihaknya telah menyiapkan antisipasi kemacetan.

Pembuatan pembatas jalan dan penyiagaan petugas yang lebih banyak, ia nilai akan membantu menangani masalah kemacetan di beberapa pasar tradisional ini.

“Pembatas jalan sudah dibuat di beberapa pasar seperti Pasar Leles, Limbangan, Lewo, dan Malangbong. Tujuannya agar para pejalan kaki tidak berjalan di badan jalan. Ini tentunya akan menghambat arus lalu lintas dan keselamatan mereka sendiri,” ujarnya.

Menurutnya, puncak arus mudik pada Jalur Limbangan - Malangbong dan Kadungora - Tarogong diperkirakan akan terjadi pada H-4 atau Minggu 4 Agustus 2013. Pasalnya, sejumlah pegawai, khususnya PNS, telah memasuki masa libur.

Sementara itu, proyek pelebaran Jalan Raya Leles pada jalur Kadungora-Tarogong di kawasan Leuweung Tiis atau akrab disebut Tutugan Leles telah resmi dihentikan sementara Jumat ini. Rencananya, pengehentian proyek pengikisan tebing untuk pelebaran jalan tersebut akan berlangsung hingga masa arus balik lebaran 2013 berakhir.

“Penghentian proyeknya atas instruksi dari Polres Garut,” kata Pengawas Lapangan Wilayah Leles Dinas Binamarga Provinsi Jawa Barat, Didin.

Menurut Didin, alasan penghentian proyek pembangunan ini karena arus lalu lintas di kawasan Tutugan Leles akan semakin ramai menjelang hari H lebaran. Kawasan tebing yang akan diperlebar ini masih menyisakan sebuah titik sepanjang 50 meter yang terdiri atas bongkahan-bongkahan batu besar.

“Pengikisan tebing dihentikan karena bebatuannya sangat mudah menggelinding ke jalan. Sangat berbahaya apalagi lalu lintas sekarang sudah ramai,” ucapnya.

Proyek pelebaran jalan ini dikerjakan Balai Pengelolaan Jalan Wilayah Pelayanan III Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat melalui satu pengembang, PT Dian. Proyek menghabiskan anggaran Rp7.875.098.732 dan dikerjakan dalam waktu 210 hari atau tujuh bulan.

Pelebaran jalan dan jembatan ini meliputi dua segmen. Segmen pertama merupakan pelebaran jalan sepanjang 1,2 km ruas jalan di kawasan Alun - alun Leles dan Pasar Leles. Jalan di depan Alun - alun Leles dan Pasar Leles akan dilebarkan dari enam meter jadi tujuh meter pada sisi sebelah timur selebar satu meter.

Sedangkan di kawasan Tutugan Leles, jalan yang tadinya memiliki lebar enam meter akan dilebarkan menjadi 10 meter. Panjang jalan di kawasan menanjak dan menurun yang akan dilebarkan ini sepanjang 1,8 km.

Pelebaran dilakukan dengan meratakan tebing di sebelah timur jalan dan mendirikan jalan beraspal selebar empat meter di atasnya. Sebelum diberi aspal, jalan didasari dulu dengan menggunakan beton.

Kawasan Tutugan Leles dan Alun - alun Leles kerap mengalami kemacetan pada setiap akhir pekan, libur nasional, dan mudik lebaran. Hal ini disebabkan badan jalan yang hanya memiliki lebar enam meter dan aktivitas pasar tradisional.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0999 seconds (0.1#10.140)