Demi bisa tarawih, naik bus satu jam sepulang kerja

Minggu, 04 Agustus 2013 - 07:03 WIB
Demi bisa tarawih, naik bus satu jam sepulang kerja
Demi bisa tarawih, naik bus satu jam sepulang kerja
A A A
Sindonews.com - Jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam ketika KORAN SINDO berbincang- bincang dengan para jamaah Ikatan Keluarga Muslimin Indonesia di Daejeon (Imnida), Korea Selatan, belum lama ini.

Para jamaah ini baru saja menyelesaikan ibadah salat tarawih dan tadarus Alquran di Musala An-Noor yang terletak di pusat kota tersebut. Musala ini dikelola oleh warga negara Indonesia yang bermukim di Daejeon. Tidak banyak jamaah yang datang pada hari itu karena masih hari kerja. Walaupun demikian, suasana tetap hangat dan bersahabat. Bisa menjalankan puasa dan salat tarawih berjamaah di Daejeon sungguh spesial.

Di Negeri Ginseng ini, jumlah penduduk Islamnya sangat sedikit, yakni kurang dari 1% dari seluruh penduduk Korea yang berjumlah 50 juta orang. Karena keterbatasan inilah menjalankan puasa di Korea terasa istimewa. Tahun ini bulan Ramadan jatuh pada musim panas di mana suhu rata-rata antara 28 sampai 32 derajat Celsius. Perlu waktu kurang lebih enam belas jam untuk berpuasa. Waktu imsak pukul 03.30 dan buka puasa pada pukul 20.00.

Waktu ini lebih lama dari tahun sebelumnya dan juga di Tanah Air. Faisal Zahli, jamaah dari Kudus, Jawa Tengah yang sudah bekerja selama dua tahun di Korea dan bekerja di pabrik peleburan baja, mengaku sangat berat baginya untuk berpuasa. Selain karena suhu udara yang sangat panas di tempat kerjanya, dia juga harus berdiri selama delapan jam sehari. “Saya memilih tidak berpuasa pada hari kerja, namun pada akhir minggu, saya berusaha berpuasa,” ujarnya.

Pendapat lain diungkapkan oleh Arif Burhanudin. Walaupun pekerjaannya lumayan berat, dia berusaha untuk tetap berpuasa. Baik Faisal maupun Arif bekerja mulai pukul 08.30 sampai 20.30. Sesudah itu mereka bergegas menuju ke musala yang berjarak kurang lebih satu jam perjalanan dengan bus. Mereka berdua bekerja di luar Kota Daejeon. Sebisa mungkin mereka ke musala untuk menjalankan ibadah salat tarawih.

Bagi mereka, Ramadan hanya datang sekali setiap tahun sehingga mereka ingin memanfaatkan sebesarbesarnya kesempatan ini. Bagi orang-orang yang bekerja di Korea, Ramadan juga waktu terbaik untuk melakukan syiar agama Islam di Korea. Tidak banyak orang Korea yang tahu mengenai Islam.

Mereka umumnya tahu karena pemberitaan yang negatif. Oleh sebab itu, dalam beberapa kesempatan di Musala An-Noor, pengurus juga mengundang beberapa orang Korea untuk lebih mengenal Islam.
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4006 seconds (0.1#10.140)