Jejak awal penyebaran agama Islam di Kuningan

Senin, 12 Agustus 2013 - 13:43 WIB
Jejak awal penyebaran...
Jejak awal penyebaran agama Islam di Kuningan
A A A
Sindonews.com - Satu lagi objek wisata yang patut dikunjungi ketika kita berada di Kabupaten Kuningan. Lokasi itu adalah objek wisata Balong Kramat Darmaloka yang berada di Desa Darma, Kecamatan Darma.

Objek wisata ini tak hanya menyajikan keindahan kolam berair jernih dengan ikan dewa berukuran besarnya, namun juga sejarah yang melatarbelakangi awal mula dibangunnya balong kramat oleh seorang utusan Sunan Gunung Jati untuk menyebarkan agama Islam di Kabupaten Kuningan. Tak heran, objek wisata ini banyak dikunjungi oleh para peziarah dari berbagai daerah terutama pada malam Jumat Kliwon untuk mencari berkah.

Balong Kramat Darmaloka berada sekitar 1 Km dari objek wisata Waduk Darma kearah barat diketinggian sekitar 700 m di atas permukaan laut (mdpl). Di objek wisata yang berada di kaki Gunung Ciremai ini dibangun di lahan seluas 3 hektare terdapat lima kolam yang dikramatkan dengan dikelilingi oleh pepohonan tropis yang menjulang tinggi dan memiliki udara pegunungan yang sejuk.

Menurut sejarah, balong kramat Darmaloka dibangun oleh seorang utusan Sunan Gunung Jati bernama Syeh Rama Haji Irengan sekitar tahun 1670 Masehi. Nama Darmaloka berasal dari kata Darulmai yang berarti nagara cai atau negara air karena sebagian besar sumber air di Kabupaten Kuningan berasal dari Darma. Konon, kolam ini dibangun hanya dalam kurun waktu satu malam saja bersamaan dengan dibangunnya beberapa kolam lain yang serupa di Kabupaten Kuningan yaitu Balong Cibulan, Cigugur dan Pasawahan.

“Syeh Rama Haji Irengan bersama beberapa sahabat ulama lain membangun beberapa kolam di Kabupaten Kuningan, yang kesemuanya berhasil tercipta hanya dalam kurun waktu satu malam. Pembangunan kolam-kolam tersebut awalnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air bersih untuk masyarakat sekitar,” tutur pengelola Objek Wisata Damaloka Odik Sondikar.

Menurut Odik, Kolam Darmaloka adalah yang terakhir dibangun oleh Syeh Rama Haji Irengan bersama para sahabatnya. Oleh sebab itu, para ulama tersebut pun kemudian merayakannya dengan menggelar syukuran dengan makan bersama di pinggir kolam tersebut. Konon, terjadi sebuah peristiwa yang menakjubkan usai acara makanmakan para syeh tersebut ketika tulang belulang ikan yang tersisa dan dibuang ke dalam kolam tiba-tiba hidup layaknya ikan normal.

Tak lama setelah kejadian itu, kemudian banyak bermunculan ikan-ikan berukuran besar yang kini masyarakat lebih mengenalnya dengan sebutan ikan dewa atau oleh warga sekitar menyebutnya ikan Kancra Bodas. “Sejak jaman dahulu jumlah ikan dewa di Darmaloka selalu tetap, tidak pernah berkurang atau bertambah. Kalaupun ada yang mati, oleh kami tidak dibuang begitu saja melainkan dikuburkan dengan layak,” kata Odik.

Syeh Rama Haji Irengan selain dikenal sebagai seorang ulama besar, ternyata beliau juga merupakan seorang ahli arsitektur yang handal. Hal ini terbukti dengan keberhasilannya membangun kolam Darmaloka yang indah yang apabila dilihat dari atas susunan lima kolam tersebut jika dihubungkan membentuk lafadz “Muhammad”. Upaya Syeh Rama Haji Irengan menyebarkan agama Islam di Kuningan kemudian dibuktikan dengan dibangunnya sebuah pesantren yang diberi nama Attahiriyah Darmaloka.

Keberadaan pesantren ini pun berkembang pesat hingga banyak mempengaruhi keyakinan masyarakat di Kuningan yang kala itu masih menganut agama Hindu. Keberadaan pesantren Syeh Rama Haji Irengan pun ternyata dikenal hingga berbagai daerah di Nusantara.

Salah satu santri yang berguru kepada Syeh Rama Haji Irengan adalah Syeh Abdul Muhyi yang berasal dari Mataram yang kemudian mengembangkan agama Islam di Garut. Hingga akhirnya Syeh Rama Haji Irengan pun wafat dan dimakamkan di salah satu bukit masih di dalam komplek Balong Darmaloka bersama salah seorang sahabatnya.

Atas jasanya mengembangkan Islam di Kuningan tersebut, kini makam Syeh Rama Haji Irengan kerap dikunjungi oleh para peziarah baik dari wilayah Kuningan hingga luar Jawa.
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0872 seconds (0.1#10.140)