Tarekat Syattariyah Tentukan Puasa Ramadan 29 Juni
A
A
A
PADANG - Tarekat Syattariyah di Ulakan, Kabupaten Padang Pariaman, Guru Tuanku Ali Amran, baru akan melakukan ritual melihat bulan, pada Minggu 29 Juni 2014, pukul 18.00-19.00 WIB.
“Untuk melihat bulan ini ada beberapa titik, seperti di Pantai Ulakan, di Solok Selatan, dan Pasaman. Artinya jika salah satu titik tidak tampak bulan, titik lain bisa melihatnya. Kalau bulan sudah tampak, maka puasa segera dimulai,” katanya, kepada wartawan, Rabu (25/6/2014).
Tradisi melihat bulan, sambungnya, tidak memakai alat teleskop atau peralatan canggih lainnya, melainkan melihat dengan mata telanjang. Aliran Syattariyah disebarkan oleh seorang ulama besar oleh Syekh Burhanuddin dan dimakamkan di Ulakan.
Berbeda, Tarekat Naqsabandiyah, di Sumatera Barat, dipastikan mulai berpuasa pada Jumat 27 Juni 2014. Hal itu dilakukan sesuai dengan metode hisab dan ruqyah yang digunakan.
“Sesuai metode hisab dan ruqyah, kita menetapkan awal Ramadan pada Jumat 27 Juni 2014 nanti, dan akan melakukan puasa selama 30 hari,” terang Sekretaris Naqsabandiyah Edizon Revindo.
“Untuk melihat bulan ini ada beberapa titik, seperti di Pantai Ulakan, di Solok Selatan, dan Pasaman. Artinya jika salah satu titik tidak tampak bulan, titik lain bisa melihatnya. Kalau bulan sudah tampak, maka puasa segera dimulai,” katanya, kepada wartawan, Rabu (25/6/2014).
Tradisi melihat bulan, sambungnya, tidak memakai alat teleskop atau peralatan canggih lainnya, melainkan melihat dengan mata telanjang. Aliran Syattariyah disebarkan oleh seorang ulama besar oleh Syekh Burhanuddin dan dimakamkan di Ulakan.
Berbeda, Tarekat Naqsabandiyah, di Sumatera Barat, dipastikan mulai berpuasa pada Jumat 27 Juni 2014. Hal itu dilakukan sesuai dengan metode hisab dan ruqyah yang digunakan.
“Sesuai metode hisab dan ruqyah, kita menetapkan awal Ramadan pada Jumat 27 Juni 2014 nanti, dan akan melakukan puasa selama 30 hari,” terang Sekretaris Naqsabandiyah Edizon Revindo.
(san)