Sopir Arus Mudik Jalani Test Urine di Bekasi
A
A
A
BEKASI - Sebanyak 100 sopir yang akan mengangkut pemudik 2014 menjalani test urine di Terminal Induk Bekasi, Jalan IR H Juanda, Margahayu, Bekasi Timur, Kota Bekasi hari ini. Bahkan, bus mudik juga ikut diuji kelaikannya.
Tes urine diharapkan menjamin keselamatan penumpang yang akan mudik dan balik pada Hari Raya Idul Fitri 1435 Hijriah, tetapi hanya diikuti 100 sopir bus dari jumlah 480 dari 29 Perusahaan Otobus (PO) yang ada. Karena, banyak sopir yang enggan mengikuti test urine tersebut.
"Kita hanya mengambil sopir dari perwakilan masing-masing PO saja, dari BNK juga memang hanya 100 sampel yang dilakukan tes," ujar Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Bekasi Sopandi Budiman kepada SINDO, Rabu (23/7/2014).
Tes urine ini, kata Sopandi, menyusul sebelumnya pemeriksaan uji emisi kendaraan angkutan Lebaran, kini giliran para sopir PO harus menjalani tes urine kesehatan. "Kami bekerja sama dengan Polres dan BNK," katanya.
Menurutnya, tes urine diperlukan untuk mengetahui indikasi penggunaan obat-obat terlarang yang kerap digunakan untuk menambah stamina. Karena, untuk memastikan kesehatan para sopir dalam mengangkut pemudik.
Operator angkutan jelang arus mudik, kata dia, mau tidak mau harus dalam kondisi sehat dan prima. Namun tidak dibenarkan bagi para sopir menggunakan narkoba, baik sebagai doping penguat ataupun sarana hiburan lain.
Bagi yang kedapatan positif, akan ditindak lanjuti oleh Satuan Narkoba Polresta Bekasi Kota. Sayangnya, Dishub belum bisa memberikan sanksi pada perusahaan, atau PO bus yang supirnya kedapatan menggunakan narkoba.
"Untuk sanksi internal, kita sepenuhnya menyerahkan pada perusahaan yang bersangkutan. Yang jelas, bagi yang positif tidak diperkenankan menjadi operator bus angkutan lebaran," terangnya.
Pelaksana Harian BNK Kota Bekasi Karto mengaku, tes urine ini sebagai soft terapi bagi PO bus serta para supir, agar tidak menggunakan narkoba di lingkungan terminal.
"Hari ini kita turunkan 11 petugas lapangan, tiga di antaranya tenaga medis dari RSUD Kota Bekasi," terangnya.
Indikasi penggunaan narkoba, kata dia, akan dapat segera diketahui, satu jam setelah pemeriksaan dengam alat test packed urine indikator. "Hasilnya negatif, tidak ada ditemukan sopir bus tersebut mengkomsumsi narkoba," tegasnya.
Wakasat Narkoba Polresta Bekasi Kota, AKP Sutoyo menegaskan, jika ditemukan adanya sopir yang mengkomsumsi narkoba, pihaknya akan memproses secara hukum setiap temuan di lokasi tes urin. "Kita akan proses secara hukum," tandasnya.
Tes urine diharapkan menjamin keselamatan penumpang yang akan mudik dan balik pada Hari Raya Idul Fitri 1435 Hijriah, tetapi hanya diikuti 100 sopir bus dari jumlah 480 dari 29 Perusahaan Otobus (PO) yang ada. Karena, banyak sopir yang enggan mengikuti test urine tersebut.
"Kita hanya mengambil sopir dari perwakilan masing-masing PO saja, dari BNK juga memang hanya 100 sampel yang dilakukan tes," ujar Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Bekasi Sopandi Budiman kepada SINDO, Rabu (23/7/2014).
Tes urine ini, kata Sopandi, menyusul sebelumnya pemeriksaan uji emisi kendaraan angkutan Lebaran, kini giliran para sopir PO harus menjalani tes urine kesehatan. "Kami bekerja sama dengan Polres dan BNK," katanya.
Menurutnya, tes urine diperlukan untuk mengetahui indikasi penggunaan obat-obat terlarang yang kerap digunakan untuk menambah stamina. Karena, untuk memastikan kesehatan para sopir dalam mengangkut pemudik.
Operator angkutan jelang arus mudik, kata dia, mau tidak mau harus dalam kondisi sehat dan prima. Namun tidak dibenarkan bagi para sopir menggunakan narkoba, baik sebagai doping penguat ataupun sarana hiburan lain.
Bagi yang kedapatan positif, akan ditindak lanjuti oleh Satuan Narkoba Polresta Bekasi Kota. Sayangnya, Dishub belum bisa memberikan sanksi pada perusahaan, atau PO bus yang supirnya kedapatan menggunakan narkoba.
"Untuk sanksi internal, kita sepenuhnya menyerahkan pada perusahaan yang bersangkutan. Yang jelas, bagi yang positif tidak diperkenankan menjadi operator bus angkutan lebaran," terangnya.
Pelaksana Harian BNK Kota Bekasi Karto mengaku, tes urine ini sebagai soft terapi bagi PO bus serta para supir, agar tidak menggunakan narkoba di lingkungan terminal.
"Hari ini kita turunkan 11 petugas lapangan, tiga di antaranya tenaga medis dari RSUD Kota Bekasi," terangnya.
Indikasi penggunaan narkoba, kata dia, akan dapat segera diketahui, satu jam setelah pemeriksaan dengam alat test packed urine indikator. "Hasilnya negatif, tidak ada ditemukan sopir bus tersebut mengkomsumsi narkoba," tegasnya.
Wakasat Narkoba Polresta Bekasi Kota, AKP Sutoyo menegaskan, jika ditemukan adanya sopir yang mengkomsumsi narkoba, pihaknya akan memproses secara hukum setiap temuan di lokasi tes urin. "Kita akan proses secara hukum," tandasnya.
(mhd)