Arisan Daging, Tradisi Warga Madura Jelang Lebaran
A
A
A
SUMENEP - Warga Desa Aeng Merah, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menggelar arisan daging. Hal tersebut dilakukan untuk mensiasati melambungnya harga daging ketika menjelang lebaran.
Anggota arisan daging sendiri jumlahnya bervariasi, antara 70 orang sampai 100 orang setiap kelompok. Setiap anggota ditarik sumbangan uang senilai Rp150 ribu. Setelah uang terkumpul semua, lalu dibelikan sapi.
Kemudian sapi tersebut disembelih dan dagingnya dibagikan pada anggota kelompok. Setiap anggota mendapat 2 kg lebih daging. Cara seperti ini dinilai lebih efektif untuk mendapatkan daging sapi dengan harga lebih murah.
Sebab, bila di pasaran harga daging sapi saat ini dipatok berkisar Rp100 ribu per kg. Daging hasil arisan tersebut dimasuk oleh warga untuk merayakan lebaran yang diperkirakan akan jatuh pada Senin besok, 28 Juli 2014.
"Ini arisan daging, tiap anggota dibebani biaya sebesar Rp150 ribu. Setelah dana terkumpul, kemudian dibelikan sapi. Dengan biaya Rp150 ribu, bisa dapat daging 2 kg lebih per anggota," ungkap Ketua Kelompok Arisan Daging, Salim, Minggu (27/7/2014).
Menurutnya, arisan daging banyak manfaat bagi warga. Selain bisa mendapat daging dengan harga lebih murah. Serta bisa memastikan bahwa daging yang akan dikonsumsi atau dimasak nanti, layak untuk dimakan.
"Kita kan bisa memilih sapi yang sehat dan gemuk, sehingga ketika disembelih banyak dagingnya dan sehat. Kemudian bisa menambah keakraban antar warga," paparnya.
Arisan daging seperti ini kerap dilakukan masyarakat Madura. Tidak hanya di Sumenep, tetapi di Desa Sanggra Agung, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, juga melakukan hal yang sama.
Mereka patungan untuk membeli sapi, lalu disembelih dan dagingnya dibagikan secara merata.
"Disini juga ada, setiap lebaran sebagian warga urunan untuk membeli sapi. Kemudian dagingnya dibagi usai disembelih pada yang menyumbang. Ini merupakan tradisi yang biasa kami lakukan," tandas Ismal Hasyim warga setempat.
Anggota arisan daging sendiri jumlahnya bervariasi, antara 70 orang sampai 100 orang setiap kelompok. Setiap anggota ditarik sumbangan uang senilai Rp150 ribu. Setelah uang terkumpul semua, lalu dibelikan sapi.
Kemudian sapi tersebut disembelih dan dagingnya dibagikan pada anggota kelompok. Setiap anggota mendapat 2 kg lebih daging. Cara seperti ini dinilai lebih efektif untuk mendapatkan daging sapi dengan harga lebih murah.
Sebab, bila di pasaran harga daging sapi saat ini dipatok berkisar Rp100 ribu per kg. Daging hasil arisan tersebut dimasuk oleh warga untuk merayakan lebaran yang diperkirakan akan jatuh pada Senin besok, 28 Juli 2014.
"Ini arisan daging, tiap anggota dibebani biaya sebesar Rp150 ribu. Setelah dana terkumpul, kemudian dibelikan sapi. Dengan biaya Rp150 ribu, bisa dapat daging 2 kg lebih per anggota," ungkap Ketua Kelompok Arisan Daging, Salim, Minggu (27/7/2014).
Menurutnya, arisan daging banyak manfaat bagi warga. Selain bisa mendapat daging dengan harga lebih murah. Serta bisa memastikan bahwa daging yang akan dikonsumsi atau dimasak nanti, layak untuk dimakan.
"Kita kan bisa memilih sapi yang sehat dan gemuk, sehingga ketika disembelih banyak dagingnya dan sehat. Kemudian bisa menambah keakraban antar warga," paparnya.
Arisan daging seperti ini kerap dilakukan masyarakat Madura. Tidak hanya di Sumenep, tetapi di Desa Sanggra Agung, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, juga melakukan hal yang sama.
Mereka patungan untuk membeli sapi, lalu disembelih dan dagingnya dibagikan secara merata.
"Disini juga ada, setiap lebaran sebagian warga urunan untuk membeli sapi. Kemudian dagingnya dibagi usai disembelih pada yang menyumbang. Ini merupakan tradisi yang biasa kami lakukan," tandas Ismal Hasyim warga setempat.
(sms)