Ketentuan Mahar dalam Islam, Hak Istri Saat Ijab Kabul

Jum'at, 10 Maret 2023 - 17:41 WIB
Kedudukan mahar dalam pernikahan sangatlah penting, namun mahar bukan termasuk rukun atau syarat sah pernikahan. Foto ilustrasi/dok gambarkahwin
Ketentuan mahar dalam Islam merupakan bagian tak terpisahkan dalam pernikahan. Meskipun tidak termasuk rukun pernikahan, mahar (mas kawin) merupakan hak seorang istri. .

Ustaz Muhammad Saiyid Mahadhir dalam satu kajiannya mengatakan, mahar memang wajib, namun menyebutkan mahar ketika akad tidaklah wajib. Hal ini didasarkan pada firman Allah berikut:

لَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِنْ طَلَّقْتُمُ النِّسَاءَ مَا لَمْ تَمَسُّوهُنَّ أَوْ تَفْرِضُوا لَهُنَّ فَرِيضَةً وَمَتِّعُوهُنَّ عَلَى الْمُوسِعِ قَدَرُهُ وَعَلَى الْمُقْتِرِ قَدَرُهُ مَتَاعًا بِالْمَعْرُوفِ حَقًّا عَلَى الْمُحْسِنِينَ

Artinya: "Tidak ada kewajiban membayar (mahar) atas kamu, jika kamu menceraikan istri-istri kamu sebelum kamu bercampur dengan mereka dan sebelum kamu menentukan maharnya. dan hendaklah kamu berikan suatu mut'ah (pemberian) kepada mereka. orang yang mampu menurut kemampuannya dan orang yang miskin menurut kemampuannya (pula), Yaitu pemberian menurut yang patut. Yang demikian itu merupakan ketentuan bagi orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS. Al-Baqarah ayat 236)

Meskipun kedudukan mahar sangat penting dalam sebuah pernikahan, namun para ulama berpendapat bahwa mahar tidak termasuk rukun pernikahan. Menurut Mazhab Syafi'i, penyebutan mahar dalam akad hanya Sunnah, maka nikah sah meskipun tidak disebutkan saat akad.



Adapun dalil yang mewajibkan mahar dalam pernikahan merujuk kepada firman Allah dalam Al-Qur'an:

وَاٰ تُوا النِّسَآءَ صَدُقٰتِهِنَّ نِحۡلَةً‌ ؕ فَاِنۡ طِبۡنَ لَـكُمۡ عَنۡ شَىۡءٍ مِّنۡهُ نَفۡسًا فَكُلُوۡهُ هَنِيۡٓــًٔـا مَّرِیۡٓـــٴًﺎ

Artinya: "Dan berikanlah maskawin (mahar) kepada perempuan (yang kamu nikahi) sebagai pemberian yang penuh kerelaan. Kemudian, jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari (maskawin) itu dengan senang hati, maka terimalah dan nikmatilah pemberian itu dengan senang hati." (QS An-Nisa Ayat 4)

Maksudnya, seorang suami memberikan maskawin yakni mahar kepada perempuan yang dinikahinya sebagai pemberian yang penuh kerelaan. Karena mahar merupakan hak istri dan kewajiban yang harus dipenuhi suami terhadapnya.

Pemberian mahar ini adalah tanda kasih sayang dan menjadi bukti adanya ikatan antara seorang laki-laki dengan perempuan untuk membangun rumah tangga. Namun apabila istri rela dan ikhlas, maka tidak mengapa jika suami turut memanfaatkan mahar tersebut.

Menurut Mazhab Syafi'i, mahar menjadi wajib dengan tiga sebab, yaitu:

1. Mewajibkan oleh hakim.

2. Mewajibkan oleh suami sendiri.

3. Dengan terjadi jimak (persetubuhan) setelah menikah.

Ketentuan Mahar dalam Islam

Dalam Hadis yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari dari Sahl bin Sa'ad as-Sa'idi, Rasullullah SAW bersabda: "Carilah sesuatu (mahar) cincin sekalipun terbuat dari besi. Jika tidak mendapati, mahar berupa surat-surat Al-Qur'an yang engkau hafal." (HR Al-Bukhari 1587)

Para ulama mengatakan, ketentuan mahar bisa berupa harta dapat berbentuk tiga hal yaitu:

1. Tsaman (ثَمَن) atau uang yang dapat digunakan untuk membeli sesuatu.

2. Mutsamman (مُثَمَّن) atau benda/barang yang memiliki nilai jual.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Orang yang paling Allah benci adalah orang yang keras kepala lagi suka bermusuhan.

(HR. Muslim No. 4821)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More