Mengajarkan dan Mengajak Anak Menghidupkan Lailatulqadar

Kamis, 06 April 2023 - 10:27 WIB
Orang tua harus mulai mempersiapkan dengan mengikutsertakan anak-anaknya, mulai dari mencari Lailatulqadar di 10 hari terakhir di bulan Ramadan. Foto ilustrasi/ist
Allah Subhanahu wa ta'ala akan memberikan balasan luar biasa kepada hamba-Nya yang menghidupkan Lailatulqadar . Karena istimewanya, setiap orang tua hendaknya tidak melupakan untuk mengajak dan mengajaarkan anak-anaknya menghidupkan Lailatulqadar dengan beribadah, taqarrub ilallah. Sebab ibadah adalah manifestasi dari garizah tadayyun (naluri beragama).

Dan salah satu bagian dari penguatan garizah tadayyun anak dengan mengajaknya beribadah di malam Qadar. Orang tua harus mulai mempersiapkan dengan mengikutsertakan anak-anaknya, mulai dari mencari Lailatulqadar di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan . Perhatikan, sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam,



“Barang siapa salat pada malam Lailatulqadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR Bukhari)

Kenapa anak perlu diikutsertakan? Penting, anak usia prabalig dipahamkan tentang keutamaan Lailatulqadar dan beribadah di dalamnya. Seribu bulan jika dikonversi ke dalam tahun, maka sekitar 83 tahun. Maka, sholat di malam Qadar seperti halnya melakukan sholat selama 83 tahun. Masyaallah.

Selain dari besarnya pahala yang akan didapatkan, juga dosa-dosa yang telah lalu akan diampuni oleh Allah SWT. Doa-doa yang dipanjatkan akan dikabulkan. Pada malam Qadar semua malaikat termasuk malaikat Jibril turun ke bumi dan mengaminkan setiap doa hamba yang menghidupkan malam Qadar. Semua dilakukan hamba dengan landasan keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah SWT

Ceritakan kepada anak bagaimana Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, di saat sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Sebab, Nabi Muhammad adalah teladan anak-anak muslim.

Dari Aisyah radhiyallahu'anha, ia berkata bahwa "Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh (beribadah) pada sepuluh hari terakhir (bulan ramadan), melebihi kesungguhan beribadah di selain (malam) tersebut.” (HR Muslim)

Aisyah juga menuturkan, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam biasa ketika memasuki 10 Ramadan terakhir, beliau kencangkan ikat pinggang (bersungguh-sungguh dalam ibadah), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Ali bin Abi Thalib radhiyallahu'anhu berkata: “Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam membangunkan keluarganya dalam sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.” (HR Tirmidzi).

Mengajak anak ke masjid dan berniat iktikaf di sepuluh malam terakhir Ramadan. Iktikaf terutama di malam-malam ganjil, dengan berharap dipertemukan dengan Lailatul Qadar di Rumah Allah.

Ummul mukminin Aisyah radhiyallahu'anha juga pernah bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, seandainya aku bertepatan dengan malam Lailatulqadar, doa apa yang aku katakan?” Rasulullah saw. menjawab, “Katakan, Allahumma innaKa afuwwun tuhibbul afwa fa’fu annii (Ya Allah Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku.)” (HR Tirmidzi)



Wallahu A'lam
(wid)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bertanya kepada para sahabat: Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut itu?  Para sahabat menjawab: Menurut kami, orang yang bangkrut diantara kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan.  Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka.

(HR. Muslim No. 4678)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More