Seluruh Umat Manusia Mati, Nabi Nuh Jadi Bapak Manusia Kedua
Rabu, 29 April 2020 - 04:07 WIB
SETELAH 40 hari bahtera Nabi Nuh AS berlabuh di gunung itu. Tanah mengering, dan di sana tumbuh berbagai jenis rerumputan.
قِيلَ يَٰنُوحُ ٱهْبِطْ بِسَلَٰمٍ مِّنَّا وَبَرَكَٰتٍ عَلَيْكَ وَعَلَىٰٓ أُمَمٍ مِّمَّن مَّعَكَ ۚ وَأُمَمٌ سَنُمَتِّعُهُمْ ثُمَّ يَمَسُّهُم مِّنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ
Difirmankan: "Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mukmin) dari orang-orang yang bersamamu. Dan ada (pula) umat-umat yang Kami beri kesenangan pada mereka (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari Kami". (QS Huud : 48).
Kemudian Allah menyuruh Nabi Nuh AS agar melepaskan burung, binatang liar, binatang melata, dan serangga yang ada bersamanya. Atas perintah tersebut, Nabi Nuh melepaskan mereka semua. Semuanya berpencar untuk menempati tempat-tempat seperti sediakala. ( )
Lalu Allah menampakkan siang, malam, matahari, bulan, dan bintang seperti sediakala. Setelah itu, Dia menurunkan hujan rahmat dan menampungkan air banjir besar dari bumi dan menjadikannya asin lagi pahit. Dengan semua ini, Nabi Nuh merasa gembira dan mendapatkan kabar menggembirakan mendapatkan keridhaan dari Allah.
Diriwayatkan, ketika Nabi Nuh keluar dari bahtera, dia melihat di mana-mana bumi memutih sehingga dia merasa kaget.
Jibril datang kepadanya dan berkata, “Wahai Nuh, tahukah apa warna putih yang engkau lihat itu?” Nuh balik bertanya, “Apa itu?” Jibril menjawab, “Itu adalah tulang-belulang umat-umatmu.”
Kemudian Nabi Nuh AS mendengar kebisingan yang sangat mencekam. Jibril berkata kepada Nuh, “Tahukah engkau, kebisingan apa yang kau dengar itu?” Nuh balik bertanya, “Apa itu?” Jibril menjawab, “Itu adalah suara-suara rantai yang dipakai menggiring kaummu ke dalam neraka.” Itulah firman Allah: Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka (QS Nuh : 25).
Ketika Nabi Nuh AS keluar dari bahtera bersama 80 puluh orang yang beriman, dia membangun sebuah kampung untuk mereka yang kemudian diberi nama “Tsamanin” (Delapan Puluh). Itulah kampung yang pertama kali dibangun di muka bumi setelah terjadinya Banjir Besar. ( )
Setelah mereka menetap di kampung tersebut, Allah mematikan mereka semua. Tidak ada seorang pun yang tersisa kecuali Nabi Nuh beserta ketiga anaknya, Sam, Ham, Yafits, berikut istri-istri mereka.
Ketika itu, mereka berjumlah 7 orang. Itulah firman Allah: Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan. (QS Ash-Shaaffaat : 77). Jadi, semua manusia berasal dari Nabi Nuh AS. Dia adalah bapak manusia kedua.
Wahab bin Munabbih mengatakan bahwa awal terjadinya banjir besar adalah pada bulan Rajab dan akhirnya pada akhir bulan Dzulhijjah. Abu Ma’syar mengatakan bahwa antara terjadinya banjir besar di masa Nabi Nuh dengan taubatnya Adam adalah 2240 tahun. Dan antara Banjir Besar dengan hijrahnya kenabian adalah 3774 tahun. (Bersambung)
قِيلَ يَٰنُوحُ ٱهْبِطْ بِسَلَٰمٍ مِّنَّا وَبَرَكَٰتٍ عَلَيْكَ وَعَلَىٰٓ أُمَمٍ مِّمَّن مَّعَكَ ۚ وَأُمَمٌ سَنُمَتِّعُهُمْ ثُمَّ يَمَسُّهُم مِّنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ
Difirmankan: "Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mukmin) dari orang-orang yang bersamamu. Dan ada (pula) umat-umat yang Kami beri kesenangan pada mereka (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari Kami". (QS Huud : 48).
Kemudian Allah menyuruh Nabi Nuh AS agar melepaskan burung, binatang liar, binatang melata, dan serangga yang ada bersamanya. Atas perintah tersebut, Nabi Nuh melepaskan mereka semua. Semuanya berpencar untuk menempati tempat-tempat seperti sediakala. ( )
Lalu Allah menampakkan siang, malam, matahari, bulan, dan bintang seperti sediakala. Setelah itu, Dia menurunkan hujan rahmat dan menampungkan air banjir besar dari bumi dan menjadikannya asin lagi pahit. Dengan semua ini, Nabi Nuh merasa gembira dan mendapatkan kabar menggembirakan mendapatkan keridhaan dari Allah.
Diriwayatkan, ketika Nabi Nuh keluar dari bahtera, dia melihat di mana-mana bumi memutih sehingga dia merasa kaget.
Jibril datang kepadanya dan berkata, “Wahai Nuh, tahukah apa warna putih yang engkau lihat itu?” Nuh balik bertanya, “Apa itu?” Jibril menjawab, “Itu adalah tulang-belulang umat-umatmu.”
Kemudian Nabi Nuh AS mendengar kebisingan yang sangat mencekam. Jibril berkata kepada Nuh, “Tahukah engkau, kebisingan apa yang kau dengar itu?” Nuh balik bertanya, “Apa itu?” Jibril menjawab, “Itu adalah suara-suara rantai yang dipakai menggiring kaummu ke dalam neraka.” Itulah firman Allah: Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka (QS Nuh : 25).
Ketika Nabi Nuh AS keluar dari bahtera bersama 80 puluh orang yang beriman, dia membangun sebuah kampung untuk mereka yang kemudian diberi nama “Tsamanin” (Delapan Puluh). Itulah kampung yang pertama kali dibangun di muka bumi setelah terjadinya Banjir Besar. ( )
Setelah mereka menetap di kampung tersebut, Allah mematikan mereka semua. Tidak ada seorang pun yang tersisa kecuali Nabi Nuh beserta ketiga anaknya, Sam, Ham, Yafits, berikut istri-istri mereka.
Ketika itu, mereka berjumlah 7 orang. Itulah firman Allah: Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan. (QS Ash-Shaaffaat : 77). Jadi, semua manusia berasal dari Nabi Nuh AS. Dia adalah bapak manusia kedua.
Wahab bin Munabbih mengatakan bahwa awal terjadinya banjir besar adalah pada bulan Rajab dan akhirnya pada akhir bulan Dzulhijjah. Abu Ma’syar mengatakan bahwa antara terjadinya banjir besar di masa Nabi Nuh dengan taubatnya Adam adalah 2240 tahun. Dan antara Banjir Besar dengan hijrahnya kenabian adalah 3774 tahun. (Bersambung)
(mhy)