Syarat-syarat agar Istighfar Diterima Allah SWT
Rabu, 03 Mei 2023 - 13:25 WIB
"Tidak ada orang yang dianggap terus melakukan dosa jika ia langsung beristighfar dan meminta taubat, meskipun dalam satu hari ia dapat mengulang (dosa itu) sampai tujuh puluh kali " [Dalam Fathul Bari: Hadits dikeluarkan oleh Abu Daud dan Tirmizi juga].
4. Kondisi takut dan mengharap
Di antara adab itu adalah: agar ia beristighfar kepada Allah SWT, dan ia berada dalam kondisi takut dan mengharap. Karena Allah SWT menyifati diri-Nya dengan firman-Nya:
Yang Mengampuni dosa dan Menerima taubat lagi keras hukuman-Nya. Yang mempunyai karunia. [ QS Ghafir : 3].
Dan firman Allah SWT :
"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" [ QS Al Maidah : 98].
"Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mempunyai ampunan (yang luas) bagi manusia sekalipun mereka zhalim, dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar sangat keras siksaan-Nya" [ QS ar-Ra'd : 6].
"Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" [ QS al Hijr : 49].
Ayat-ayat semacam ini banyak, dan seluruhnya menanamkan keseimbangan dalam hati antara takut dan mengharap. Tidak ada yang merasa aman dari balasan Allah SWT, kecuali mereka yang merugi. Dan tidak ada yang putus asa dari rahmat Allah SWT kecuali orang-orang kafir.
Oleh karena itu orang yang melakukan dosa tidak seharusnya meninggalkan istighfar, sebanyak dan sebesar apapun dosa yang telah ia perbuat. Karena ampunan Allah SWT lebih besar dari dosanya itu, rahmat-Nya lebih luas, dan ampunanNya lebih besar.
Dalam hadis qudsi yang terkenal, yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abi Dzar dari Nabi SAW dari Rabbnya Azza wa Jalla:
"Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat dosa pada malam dan siang hari, dan Aku mengampuni dosa-dosa seluruhnya, maka minta ampunlah kepada-Ku niscaya Aku ampuni kalian ".
5.Memilih waktu yang utama.
Seperti saat menjelang subuh. Seperti firman Allah SWT :
"Dan yang memohon ampun di waktu sahur" [QS Ali Imran: 17].
4. Kondisi takut dan mengharap
Di antara adab itu adalah: agar ia beristighfar kepada Allah SWT, dan ia berada dalam kondisi takut dan mengharap. Karena Allah SWT menyifati diri-Nya dengan firman-Nya:
غَافِرِ الذَّنْبِ وَقَابِلِ التَّوْبِ شَدِيدِ الْعِقَابِ ذِي الطَّوْلِ ۖ
Yang Mengampuni dosa dan Menerima taubat lagi keras hukuman-Nya. Yang mempunyai karunia. [ QS Ghafir : 3].
Dan firman Allah SWT :
اعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ وَأَنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" [ QS Al Maidah : 98].
وَإِنَّ رَبَّكَ لَذُو مَغْفِرَةٍ لِلنَّاسِ عَلَىٰ ظُلْمِهِمْ ۖ وَإِنَّ رَبَّكَ لَشَدِيدُ الْعِقَابِ
"Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mempunyai ampunan (yang luas) bagi manusia sekalipun mereka zhalim, dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar sangat keras siksaan-Nya" [ QS ar-Ra'd : 6].
نَبِّئْ عِبَادِي أَنِّي أَنَا الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
"Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" [ QS al Hijr : 49].
Ayat-ayat semacam ini banyak, dan seluruhnya menanamkan keseimbangan dalam hati antara takut dan mengharap. Tidak ada yang merasa aman dari balasan Allah SWT, kecuali mereka yang merugi. Dan tidak ada yang putus asa dari rahmat Allah SWT kecuali orang-orang kafir.
Oleh karena itu orang yang melakukan dosa tidak seharusnya meninggalkan istighfar, sebanyak dan sebesar apapun dosa yang telah ia perbuat. Karena ampunan Allah SWT lebih besar dari dosanya itu, rahmat-Nya lebih luas, dan ampunanNya lebih besar.
Dalam hadis qudsi yang terkenal, yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abi Dzar dari Nabi SAW dari Rabbnya Azza wa Jalla:
"Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat dosa pada malam dan siang hari, dan Aku mengampuni dosa-dosa seluruhnya, maka minta ampunlah kepada-Ku niscaya Aku ampuni kalian ".
5.Memilih waktu yang utama.
Seperti saat menjelang subuh. Seperti firman Allah SWT :
الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ وَالْقَانِتِينَ وَالْمُنْفِقِينَ وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ
"Dan yang memohon ampun di waktu sahur" [QS Ali Imran: 17].
Lihat Juga :