3 Amalan Sebelum Beraktivitas yang Berpahala, Utamakan Selalu Berwudhu

Rabu, 17 Mei 2023 - 10:24 WIB
Sebelum memulai aktivitas, setiap muslim dianjurkan untuk mengamalkan amalan ringan yang berpahala besar ini, salah satunya memulai sesuatu dengan wudhu terlebih dahulu. Foto ilustrasi/ist
Ada amalan ringan namun berpahala besar sebelum memulai aktivitas harian kita, yang sayang kalau dilewatkan begitu saja. Amalan ini seperti difirmankan Allah subhanahu wa ta'ala dalam Al-Qur'an:

مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ


"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman , maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS an-Nahl: 97)

Untuk itu,sebelum memulai aktivitas ke luar rumah, ada beberapa amalan yang bisa dilakukan kaum muslim agar mendapat pahala ini. Dikutip dari buku "Ensiklopedi Amalan Muslim" yang diterjemahkan dari kitab 'Amalul Muslim fii al-Yaumi wa al-Lailah' karya Syaikh Asyraf bin Abdul Masqud, dijelaskan ada tiga amalan yang hendaknya dilakukan kaum muslim bila hendak keluar untuk bekerja, yakni :

1. Berwudhu

Pada saat akan beraktifitas (bekerja), sudah barang tentu kita akan bertemu dengan orang lain. Hal yang cukup penting dilakukan sebelum beraktifitas adalah berwudhulah terlebih dahulu.



Wudhu itu sunnahnya dilakukan di rumah, karena hal itu cukup mudah dilakukan daripada di masjid. Apabila kita mendengar azan, maka akan mudah sekali masuk ke masjid dan melaksanakan shalat sunnah. Kita juga akan mendapatkan keutamaan salat di masjid, itu yang pertama. Juga akan mendapatkan keutamaan awal waktu, ini nomor kedua, dan ketiganya akan mendapatkan keutamaan shalat berjamaah.

2. Melaksanakan salat Dhuha

Apabila telah berwudhu lalu setelah itu melanjutkan dengan shalat dua rakaat setelah wudhu, maka waktu itu merupakan waktu salat yang dianjurkan. Banyak hadis yang mendorong kita untuk melaksanakannya, di antaranya;

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu :

"Kekasihku (Rasulullah SAW) berwasiat kepadaku dengan tiga perkara; dengan puasa tiga hari pada setiap bulan, dengan salat dhuha dua rakaat, dan dengan salat witir sebelum tidur."

Beberapa ulama salaf banyak yang telah meriwayatkan tentang salat Dhuha ini. Soal jumlah rakaat shalat Dhuha bebas melakukan berapa banyak rakaat yang dikehendakinya.

Waktu salat Dhuha, biasanya setelah terbit matahari dan tingginya kira-kira satu tombak sampai tergelincir. Yang paling utama adalah seperempat siang (sekitar jam 9 pagi), sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadis terdahulu yang berkata ,"Salatnya orang-orang yang bertaubat adalah ketika hari mulai panas."

3. Meng-qadha salat malam pada waktu siang hari bagi orang yang luput dari salat malam

Dari Aisyah Radhiyallahu'anha berkata :

"Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam jika menyukai salat sunnah, maka ia melakukannya terus menerus, ketika ia ketiduran atau karena sakit sehingga beliau tidak bisa salat malam, maka beliau shalat dua belas rakaat pada siang harinya."

Waktu untuk meng-qadha-nya itu dari waktu salat subuh sampai sebelum waktu salat dzuhur.

Dari Umar bin Khattab radhiyallahu'anhu bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Siapa saja yang ketiduran salat malam atau luput dari membaca Al-Qur'an, maka bacalah di waktu salat subuh sampai salat dzuhur, maka ia akan dicatat, seolah-olah ia membacanya pada malam hari."

Dalam Nailul Authar disebutkan, hadis tersebut merupakan dalil diisyaratkan untuk melakukan salat malam, dan juga pensyara'an pelaksanaan ketika luput karena tertidur atau karena udzur. Bahwasannya yang mengerjakan salat ini pada waktu di antara salat subuh sampai shhalat dzuhur adalah orang yang melakukannya ketika malam.

Maka yang dimaksud di sini adalah" wirid dari Al-Qur'an, dan dikatakan yang dimaksud bukanlah yang siapkan dari salat malam.



Wallahu A'lam
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(wid)
Hadits of The Day
Dari Aisyah Ummul Mukminin, bahwa ia berkata:  Sudah biasa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa beberapa hari, hingga kami mengira bahwa beliau akan berpuasa terus. Namun beliau juga biasa berbuka (tidak puasa) beberapa hari hingga kami mengira bahwa beliau akan tidak puasa terus. Dan aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyempurnakan puasanya sebulan penuh, kecuali Ramadhan.  Dan aku juga tidak pernah melihat beliau puasa sunnah dalam sebulan yang lebih banyak daripada puasanya ketika bulan Sya'ban.

(HR. Muslim No. 1956)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More