Asal-usul Penamaan Zulkaidah, Bulan Pertama dari 4 Bulan Haram
Kamis, 25 Mei 2023 - 07:30 WIB
Saat ini kita memasuki bulan Zulkaidah (ذُوْالْقَعْدَةِ), bulan pertama dari empat bulan haram yang dimuliakan Allah. Hari ini bertepatan tanggal 5 Zulkaidah 1444 Hijriyah atau Kamis, 25 Mei 2023.
Zulkaidah adalah bulan ke-11 dalam kalender Islam (Hijriyah). Berikut asal-usul penamaan bulan Zulkaidah. Wakil Katib PCNU Ponorogo, Gus Muqorrobin dalam satu khutbah Jumatnya menjelaskan bahwa orang Jawa menyebut bulan ini Dzulqo'dah, Dzulqaidah, Dzulkadah dan Dulkangidah. Bulan ini dikenal pula dengan nama bulan Selo, Apit atau Hapit.
Menurut masyarakat Jawa, Apit berarti terjepit. Hal ini karena bulan ini terletak di antara dua hari raya besar yaitu, Idul Fitri (Syawal) dan Idul Adha (Zulhijah). Juga disebut Selo karena bulan ini jeda dari dua hari raya besar tersebut.
Secara bahasa, Dzul Qo'dah terdiri dari dua kata: Dzul bermakna shohib artinya sesuatu yang memiliki. Sedangkan Al-Qo'dah artinya tempat yang diduduki. Bulan ini disebut Dzulqa'dah (Zulkaidah) karena pada bulan ini, kebiasaan masyarakat Arab duduk (tidak bepergian) di daerahnya dan tidak melakukan perjalanan atau peperangan.
Secara bahasa, Zulkaidah juga berarti penguasa genjatan senjata karena pada saat itu orang Arab dilarang melakukan peperangan. Bulan ini memiliki nama lain. Orang Arab jahiliyah menyebut bulan ini dengan waranah. Ada juga yang menyebut bulan ini dengan nama Al-Hawa'. (Al-Mu'jam Al-Wasith)
Mengutip keterangan dari Hidayatullah bahwa Dzulqa'dah (dalam Kamus Ma'ajim juga bisa dibaca kasrah, Dzulqidah) terdiri dari dua kata, yaitu; Dzu dan Qi'dah. Dzu (ذو) bermakna memiliki, mempunyai, dan menguasai.
Apabila kata ini disandarkan pada kata benda, maka memiliki arti lain, seperti Dzu Ba'sin (yang kuat); Dzu Ta'sir (yang manjur); Dzu Nufudz (yang berpengaruh). Yang bermakna pemilik seperti Fulan Dzu Malin (فلان ذو مال) orang yang punya harta.
Kata Qa'dah atau Qi'dah adalah derivasi dari Qa'ada-Yaq'udu (َقَعَد يَقْعُد) yang memiliki beberapa arti. Di antaranya duduk (berdiri kemudian duduk, berbeda dengan Jalasa). Juga bermakna menahan, telat, bersandar, melayani dan beberapa makna lainnya. Jadi Zulkaidah secara umum diartikan dengan duduk, orang yang duduk, atau orang yang mengambil tempat duduk.
3 Keutamaan Bulan Zulkaidah
1. Bulan Haram yang Diagungkan Allah
Imam At-Thabari dalam tafsirnya menyebutkan bahwa Zulkaidah adalah salah satu bulan haram. Yaitu bulan yang dijadikan Allah sebagai bulan suci dan diagungkan kehormatannya. Di dalamnya amalan-amalan baik dilipatgandakan pahalanya, sedangkan amalan-amalan buruk dilipatgandakan dosanya.
2. Bulan Rasulullah SAW Melaksanakan Umrah
Disebutkan dalam Hadis: "Bahwa Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam melakukan umrah 4 kali, semuanya di bulan Zulkaidah, kecuali umrah yang mengiringi haji beliau. (yaitu) Umrah dari Hudaibiyah atau di tahun perjanjian Hudaibiyah di bulan Zulkaidah, Umrah di tahun berikutnya di bulan Zulkaidah, Umrah dari Ji'ranah, dimana beliau membagi ghanimah Hunain di bulan Zulkaidah, dan umrah ketika beliau haji." (HR Al-Bukhari dan Muslim)
3. Bulan Munajat Nabi Musa
Zalkaidah merupakan bulan munajat Nabi Musa 'alaihissalam sebelum menerima Kitab Taurat dari Allah. Berikut firman-Nya dalam Al-Qur'an: "Dan Kami telah menjanjikan kepada Musa untuk memberikan kepadanya Kitab Taurat setelah berlalu tiga puluh malam (bulan Zulkaidah), dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh malam lagi (sepuluh malam pertama bulan Zulhijjah), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya menjadi empat puluh malam. Dan Musa berkata kepada saudaranya, yaitu Harun, 'Gantikanlah aku dalam memimpin kaumku, dan perbaikilah dirimu dan kaummu, dan janganlah engkau mengikuti jalan orang-orang yang berbuat kerusakan." (QS Al-A'raf ayat 142)
Zulkaidah adalah bulan ke-11 dalam kalender Islam (Hijriyah). Berikut asal-usul penamaan bulan Zulkaidah. Wakil Katib PCNU Ponorogo, Gus Muqorrobin dalam satu khutbah Jumatnya menjelaskan bahwa orang Jawa menyebut bulan ini Dzulqo'dah, Dzulqaidah, Dzulkadah dan Dulkangidah. Bulan ini dikenal pula dengan nama bulan Selo, Apit atau Hapit.
Menurut masyarakat Jawa, Apit berarti terjepit. Hal ini karena bulan ini terletak di antara dua hari raya besar yaitu, Idul Fitri (Syawal) dan Idul Adha (Zulhijah). Juga disebut Selo karena bulan ini jeda dari dua hari raya besar tersebut.
Secara bahasa, Dzul Qo'dah terdiri dari dua kata: Dzul bermakna shohib artinya sesuatu yang memiliki. Sedangkan Al-Qo'dah artinya tempat yang diduduki. Bulan ini disebut Dzulqa'dah (Zulkaidah) karena pada bulan ini, kebiasaan masyarakat Arab duduk (tidak bepergian) di daerahnya dan tidak melakukan perjalanan atau peperangan.
Secara bahasa, Zulkaidah juga berarti penguasa genjatan senjata karena pada saat itu orang Arab dilarang melakukan peperangan. Bulan ini memiliki nama lain. Orang Arab jahiliyah menyebut bulan ini dengan waranah. Ada juga yang menyebut bulan ini dengan nama Al-Hawa'. (Al-Mu'jam Al-Wasith)
Mengutip keterangan dari Hidayatullah bahwa Dzulqa'dah (dalam Kamus Ma'ajim juga bisa dibaca kasrah, Dzulqidah) terdiri dari dua kata, yaitu; Dzu dan Qi'dah. Dzu (ذو) bermakna memiliki, mempunyai, dan menguasai.
Apabila kata ini disandarkan pada kata benda, maka memiliki arti lain, seperti Dzu Ba'sin (yang kuat); Dzu Ta'sir (yang manjur); Dzu Nufudz (yang berpengaruh). Yang bermakna pemilik seperti Fulan Dzu Malin (فلان ذو مال) orang yang punya harta.
Kata Qa'dah atau Qi'dah adalah derivasi dari Qa'ada-Yaq'udu (َقَعَد يَقْعُد) yang memiliki beberapa arti. Di antaranya duduk (berdiri kemudian duduk, berbeda dengan Jalasa). Juga bermakna menahan, telat, bersandar, melayani dan beberapa makna lainnya. Jadi Zulkaidah secara umum diartikan dengan duduk, orang yang duduk, atau orang yang mengambil tempat duduk.
3 Keutamaan Bulan Zulkaidah
1. Bulan Haram yang Diagungkan Allah
Imam At-Thabari dalam tafsirnya menyebutkan bahwa Zulkaidah adalah salah satu bulan haram. Yaitu bulan yang dijadikan Allah sebagai bulan suci dan diagungkan kehormatannya. Di dalamnya amalan-amalan baik dilipatgandakan pahalanya, sedangkan amalan-amalan buruk dilipatgandakan dosanya.
2. Bulan Rasulullah SAW Melaksanakan Umrah
Disebutkan dalam Hadis: "Bahwa Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam melakukan umrah 4 kali, semuanya di bulan Zulkaidah, kecuali umrah yang mengiringi haji beliau. (yaitu) Umrah dari Hudaibiyah atau di tahun perjanjian Hudaibiyah di bulan Zulkaidah, Umrah di tahun berikutnya di bulan Zulkaidah, Umrah dari Ji'ranah, dimana beliau membagi ghanimah Hunain di bulan Zulkaidah, dan umrah ketika beliau haji." (HR Al-Bukhari dan Muslim)
3. Bulan Munajat Nabi Musa
Zalkaidah merupakan bulan munajat Nabi Musa 'alaihissalam sebelum menerima Kitab Taurat dari Allah. Berikut firman-Nya dalam Al-Qur'an: "Dan Kami telah menjanjikan kepada Musa untuk memberikan kepadanya Kitab Taurat setelah berlalu tiga puluh malam (bulan Zulkaidah), dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh malam lagi (sepuluh malam pertama bulan Zulhijjah), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya menjadi empat puluh malam. Dan Musa berkata kepada saudaranya, yaitu Harun, 'Gantikanlah aku dalam memimpin kaumku, dan perbaikilah dirimu dan kaummu, dan janganlah engkau mengikuti jalan orang-orang yang berbuat kerusakan." (QS Al-A'raf ayat 142)
(rhs)
Lihat Juga :