Tajammul di Hari Raya, Inilah Adab dan Tuntunannya
Jum'at, 24 Juli 2020 - 10:10 WIB
Sebentar lagi, umat muslim akan merayakan Hari Raya Idul Adha. Salah satu tuntunan Islam ketika hari raya adalah tajammul, atau berpenampilan sebaik mungkin, pada tubuh maupun pakaian. Baik muslim dan muslimah, disunnahkan untuk memakai pakaian bagus dan terbaik yang dia miliki.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar radhiyallahu‘anhu, ia berkata,
‘Umar mengambil sebuah jubah dari sutra. Dia membelinya di pasar. Kemudian dia memberinya untuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam; beliau katakan, ‘Wahai Rasulullah , aku membeli jubah ini supaya engkau bisa ber-tajammul (mengenakannya untuk tujuan tampil bagus/tampan) ketika hari raya dan ketika menyambut tamu.’ Lantas Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Ini adalah baju untuk orang yang tidak punya bagian (di surga).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Pakaian terbaik ini biasanya dipakai ketika melaksanakan salat Ied. Begitu juga dengan perempuan muslimah yang disunnahkan untuk menghadiri pelaksanaan salat ied dengan mengenakan pakaian terbaik yang dia miliki. (Baca juga : Pahala Amal Saleh Bisa Terhapus, Apa Penyebabnya? )
Namun ada beberapa aturan yang harus diperhatikan muslimah dalam berpakaian di hari raya ini, yakni tanpa tabarruj (berhias) dan tanpa memakai parfum. Syaikh Al-Utsaimin di kitab 'Majalis Syahri Ramadhan' menjelaskan larangan berhias bagi muslimah di sini mencakup pakaian, wajah, maupun tubuh.
Contoh tajammul tanpa tabarruj, bisa belajar dari cara berpakaian anak sekolah. Sudah menjadi peraturan bahwa anak sekolah diwajibkan berseragam ke sekolah.. Dengan mengenakan pakaian yang bersih, sudah diseterika (tidak kusut), dan berjilbab dengan rapi, para siswi. sudah disebut berpakaian dengan baik. Untuk berpakaian dengan baik, mereka tidak perlu menambahkan manik-manik atau payet di bajunya. Mereka juga tidak perlu merias wajahnya dengan eye shadow, maskara, lipstik atau jenis make up lainnya.
Demikian pula perempuan muslimah. Ketika hari raya tiba, perempuan muslimah hendaknya mengenakan pakaian yang bersih, sudah diseterika (tidak kusut), dan tidak apek. Dengan berpenampilan demikian, mereka telah menaati Allah dan Rasul-Nya lewat dua cara: tajammul (berpenampilan terbaik) ketika hari raya dan tidak bertabarruj (tidak berdandan di hadapan lelaki yang bukan mahram).
Karena itu, meskipun berhias dan memakai pakaian baru pada hari raya disunahkan, jangan sampai muslimah terjebak pada sifat boros dan berlebihan dalam berpakaian atau berdandan. Tidak boleh pula kita mengabaikan kriteria pakaian syar’i yang telah ditetapkan dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah sehingga mengakibatkan “aurat” tidak terjaga. Atau berpakaian terlalu ketat. Atau juga terlalu mencolok dan menarik perhatian banyak orang. (Baca juga : Pamer Kemesraan di Medsos Tanda Hilangnya Rasa Malu? )
Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala,
وَقَرْنَ فِى بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ ٱلْجَٰهِلِيَّةِ ٱلْأُولَىٰ ۖ وَأَقِمْنَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتِينَ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَطِعْنَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓ ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ ٱلرِّجْسَ أَهْلَ ٱلْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
“Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu. Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS. Al-Ahzab: 33)
Dengan pakaian terbaik yang dikenakan, muslimah pun diingatkan tidak memakai parfum, bahkan haram hukumnya untuk perempuan muslimah yang akan keluar rumah. Menunaikan salat ied, tentu mengharuskan muslimah keluar dari rumahnya.Parfum atau wewangian, memang biasanya digunakan agar percaya diri dan tidak terasa bau yang mengganggu jika sedang berkumpul atau bersama orang-orang yang lain.
Namun memakai parfum juga bisa menyebabkan munculnya syahwat.Beberapa kasus banyak perempuan sengaja menggunakan parfum agar mendapat perhatian laki-laki dan laki-laki tersebut menjadi terstimulus karena adanya harum yang menyengat tersebut. Untuk itu, jangan sampaimuslimah menggunakan parfum untuk mengundang syahwat laki-laki dan membuatnya menjadi terangsang. Kehormatan seorang perempuan muslimah berada pada perilaku dan sikapnya yang mampu menjaga diri.(Baca juga : Boleh Bergaya, Asal Memenuhi Syarat Sesuai Syariat )
Dalam sebuah hadisyang menyebutkan perempuan yang memakai parfum tidak diterima salatnya. "Perempuan manapun yang memakai parfum kemudian keluar ke masjid, maka salatnya tidak diterima sehingga ia mandi.” (HR Ahmad)
Permasalahan penggunan parfum tidak semata-mata hanya karena penggunaan parfumnya melainkan adanya sikap dan niat untuk merangsang lawan jenis yang bukan mahramnya. Untuk itu, jangan sampai kita berdosa hanya gara-gara persoalan parfum atau apa yang kita kenakan.
Wallahu A'lam
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar radhiyallahu‘anhu, ia berkata,
‘Umar mengambil sebuah jubah dari sutra. Dia membelinya di pasar. Kemudian dia memberinya untuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam; beliau katakan, ‘Wahai Rasulullah , aku membeli jubah ini supaya engkau bisa ber-tajammul (mengenakannya untuk tujuan tampil bagus/tampan) ketika hari raya dan ketika menyambut tamu.’ Lantas Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Ini adalah baju untuk orang yang tidak punya bagian (di surga).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Pakaian terbaik ini biasanya dipakai ketika melaksanakan salat Ied. Begitu juga dengan perempuan muslimah yang disunnahkan untuk menghadiri pelaksanaan salat ied dengan mengenakan pakaian terbaik yang dia miliki. (Baca juga : Pahala Amal Saleh Bisa Terhapus, Apa Penyebabnya? )
Namun ada beberapa aturan yang harus diperhatikan muslimah dalam berpakaian di hari raya ini, yakni tanpa tabarruj (berhias) dan tanpa memakai parfum. Syaikh Al-Utsaimin di kitab 'Majalis Syahri Ramadhan' menjelaskan larangan berhias bagi muslimah di sini mencakup pakaian, wajah, maupun tubuh.
Contoh tajammul tanpa tabarruj, bisa belajar dari cara berpakaian anak sekolah. Sudah menjadi peraturan bahwa anak sekolah diwajibkan berseragam ke sekolah.. Dengan mengenakan pakaian yang bersih, sudah diseterika (tidak kusut), dan berjilbab dengan rapi, para siswi. sudah disebut berpakaian dengan baik. Untuk berpakaian dengan baik, mereka tidak perlu menambahkan manik-manik atau payet di bajunya. Mereka juga tidak perlu merias wajahnya dengan eye shadow, maskara, lipstik atau jenis make up lainnya.
Demikian pula perempuan muslimah. Ketika hari raya tiba, perempuan muslimah hendaknya mengenakan pakaian yang bersih, sudah diseterika (tidak kusut), dan tidak apek. Dengan berpenampilan demikian, mereka telah menaati Allah dan Rasul-Nya lewat dua cara: tajammul (berpenampilan terbaik) ketika hari raya dan tidak bertabarruj (tidak berdandan di hadapan lelaki yang bukan mahram).
Karena itu, meskipun berhias dan memakai pakaian baru pada hari raya disunahkan, jangan sampai muslimah terjebak pada sifat boros dan berlebihan dalam berpakaian atau berdandan. Tidak boleh pula kita mengabaikan kriteria pakaian syar’i yang telah ditetapkan dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah sehingga mengakibatkan “aurat” tidak terjaga. Atau berpakaian terlalu ketat. Atau juga terlalu mencolok dan menarik perhatian banyak orang. (Baca juga : Pamer Kemesraan di Medsos Tanda Hilangnya Rasa Malu? )
Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala,
وَقَرْنَ فِى بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ ٱلْجَٰهِلِيَّةِ ٱلْأُولَىٰ ۖ وَأَقِمْنَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتِينَ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَطِعْنَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓ ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ ٱلرِّجْسَ أَهْلَ ٱلْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
“Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu. Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS. Al-Ahzab: 33)
Dengan pakaian terbaik yang dikenakan, muslimah pun diingatkan tidak memakai parfum, bahkan haram hukumnya untuk perempuan muslimah yang akan keluar rumah. Menunaikan salat ied, tentu mengharuskan muslimah keluar dari rumahnya.Parfum atau wewangian, memang biasanya digunakan agar percaya diri dan tidak terasa bau yang mengganggu jika sedang berkumpul atau bersama orang-orang yang lain.
Namun memakai parfum juga bisa menyebabkan munculnya syahwat.Beberapa kasus banyak perempuan sengaja menggunakan parfum agar mendapat perhatian laki-laki dan laki-laki tersebut menjadi terstimulus karena adanya harum yang menyengat tersebut. Untuk itu, jangan sampaimuslimah menggunakan parfum untuk mengundang syahwat laki-laki dan membuatnya menjadi terangsang. Kehormatan seorang perempuan muslimah berada pada perilaku dan sikapnya yang mampu menjaga diri.(Baca juga : Boleh Bergaya, Asal Memenuhi Syarat Sesuai Syariat )
Dalam sebuah hadisyang menyebutkan perempuan yang memakai parfum tidak diterima salatnya. "Perempuan manapun yang memakai parfum kemudian keluar ke masjid, maka salatnya tidak diterima sehingga ia mandi.” (HR Ahmad)
Permasalahan penggunan parfum tidak semata-mata hanya karena penggunaan parfumnya melainkan adanya sikap dan niat untuk merangsang lawan jenis yang bukan mahramnya. Untuk itu, jangan sampai kita berdosa hanya gara-gara persoalan parfum atau apa yang kita kenakan.
Wallahu A'lam
(wid)