Kisah Hikmah : Belajar Tolong Menolong dari Dzulqarnain
Rabu, 14 Juni 2023 - 15:54 WIB
Menolong orang lain yang kesusahan merupakan amalan yang sangat mulia. Banyak dalil yang menerangkan tentang hal tersebut. Salah satunya dalam hadis Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Siapa saja yang menolong saudaranya, maka Allah akan menolongnya sebagaimana ia menolong saudaranya sebelumnya.” (HR. Muslim no. 2699)
Sebagai contoh tentang tolong menolong ini, bisa diambil banyak hikmah dari kisah Dzulqarnain . Banyak terdapat pelajaran bagaimana potret seorang penguasa yang menolong suatu kaum yang sedang dilanda ketakutan.
Allah Ta'ala berfirman:
“Mereka berkata, ‘Wahai Dzulqarnain! Sungguh, Ya’juj dan Ma’juj itu (makhluk yang) berbuat kerusakan di bumi, maka bolehkah kami membayarmu imbalan agar engkau membuatkan dinding penghalang antara kami dan mereka?’.” (QS. Al-Kahfi: 94)
Tentu pekerjaan ini bukan pekerjaan yang mudah, sehingga kaum tersebut menawarkan upah kepada Dzulqarnain jika berkenan membantu mereka. Namun Dzulqarnain berkata,
“Dzulqarnain berkata, ‘Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka.’” (QS. Al-Kahfi: 95)
Ternyata Dzulqarnain tidak ingin mengambil upah tersebut. Demikianlah sikap penguasa yang benar, jika ia telah diberi kecukupan maka tidak perlu mencari imbalan lagi. Namun Dzulqarnain lebih memilih untuk dibantu dengan segenap kekuatan serta peralatan yang mereka miliki.
Dalam ayat ini, Dzulqarnain mengajarkan kepada kita bagaimana metode membantu seseorang yang memiliki permasalahan, yaitu dengan mengajaknya terlibat langsung dalam permasalahan tersebut. Bisa saja Dzulqarnain sendiri yang mengatasi permasalahan tersebut, tetapi dia lebih memilih untuk melibatkan kaum tersebut berpartisipasi mengatasi masalah mereka sendiri.
Wallahu A'lam
وَاللَّهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيهِ
“Siapa saja yang menolong saudaranya, maka Allah akan menolongnya sebagaimana ia menolong saudaranya sebelumnya.” (HR. Muslim no. 2699)
Sebagai contoh tentang tolong menolong ini, bisa diambil banyak hikmah dari kisah Dzulqarnain . Banyak terdapat pelajaran bagaimana potret seorang penguasa yang menolong suatu kaum yang sedang dilanda ketakutan.
Allah Ta'ala berfirman:
قَالُوا يَاذَا الْقَرْنَيْنِ إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا عَلَى أَنْ تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا
“Mereka berkata, ‘Wahai Dzulqarnain! Sungguh, Ya’juj dan Ma’juj itu (makhluk yang) berbuat kerusakan di bumi, maka bolehkah kami membayarmu imbalan agar engkau membuatkan dinding penghalang antara kami dan mereka?’.” (QS. Al-Kahfi: 94)
Tentu pekerjaan ini bukan pekerjaan yang mudah, sehingga kaum tersebut menawarkan upah kepada Dzulqarnain jika berkenan membantu mereka. Namun Dzulqarnain berkata,
قَالَ مَا مَكَّنِّى فِيهِ رَبِّى خَيْرٌ فَأَعِينُونِى بِقُوَّةٍ أَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ رَدْمًا
“Dzulqarnain berkata, ‘Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka.’” (QS. Al-Kahfi: 95)
Ternyata Dzulqarnain tidak ingin mengambil upah tersebut. Demikianlah sikap penguasa yang benar, jika ia telah diberi kecukupan maka tidak perlu mencari imbalan lagi. Namun Dzulqarnain lebih memilih untuk dibantu dengan segenap kekuatan serta peralatan yang mereka miliki.
Dalam ayat ini, Dzulqarnain mengajarkan kepada kita bagaimana metode membantu seseorang yang memiliki permasalahan, yaitu dengan mengajaknya terlibat langsung dalam permasalahan tersebut. Bisa saja Dzulqarnain sendiri yang mengatasi permasalahan tersebut, tetapi dia lebih memilih untuk melibatkan kaum tersebut berpartisipasi mengatasi masalah mereka sendiri.
Wallahu A'lam
(wid)
Lihat Juga :