6 Sifat Wanita yang Jangan Dipilih untuk Dinikahi Menurut Imam Al Ghazali

Sabtu, 01 Juli 2023 - 10:07 WIB
Imam Al Ghazali menegaskan ada 6 sifat wanita yang tidak boleh dinikahi atau dipersunting sebagai calon istri oleh lelaki. Foto ilustrasi/ist
Imam Al-Ghazali mengingatkan dalam nasihatnya bahwa ada sifat-sifat wanita yang harus diwaspadai agar tidak dipilih untuk dipersunting menjadi seorang istri bagi laki-laki yang beriman. Sifat-sifat apakah itu?

Dalam kitab "Ihya 'Ulumuddin', Imam Al-Ghazali menyebutkan : " Janganlah menikahi enam wanita seperti ini, yakni: annaanah, mannaanah, hannanah, haddaqah, barroqoh, dan syaddaqah." Isyarat yang disampaikan Imam Al-Ghazali ini, tentu menjadi tolok ukur bagi seorang lelaki yang akan menikah agar memperhatikan calon istri yang akan dipinangnya nanti.

Lantas, mengapa enam sifat wanita seperti itu tidak dianjurkan untuk dipilih? Apa alasannya ? Berikut penjelasan Imam Al-Ghazali :

1. Al-Annaanah

Dia adalah perempuan yang acap kali mengeluh dan mengadu. Dia seperti membalut kepalanya dengan perban setiap waktu. Jika perempuan ini dinikahi sama saja menikahi orang sakit atau orang yang pura-pura sakit, tidak ada kebaikan bagi suami. Sedangkan mengadu sering merusak hubungan baik dengan sesama, kerabat maupun sahabat. Menikahi perempuan tipe ini membuat suami sulit mencapai ketenangan dalam keluarga.

2. Al-Mannaanah

Perempuan tipe ini suka mengungkit-ungkit kebaikan dan jasanya yang telah berlalu seperti sudah melakukan ini dan itu, baik ketika terjadi problematika rumah tangga ataupun tidak. Menikahi wanita tipe ini membuat seorang laki-laki terhambat menjalankan perannya sebagai pemimpin keluarga. Terlebih jika secara ekonomi istri berkarir dan memiliki penghasilan lebih besar daripada suami.

3. Al-Hannanah

Ia adalah perempuan yang suka menceritakan dan membanggakan orang pada masa lalu. Misalnya membangga-banggakan mantan suaminya jika dia janda. Membangga-banggakan ayahnya dan membandingkan dengan suaminya, jika dia perawan. Bahkan mungkin membangga-banggakan saudaranya atau temannya di hadapan suami tanpa menjaga perasaan suami.

4. Al-Haddaqah

Perempuan yang memandang tajam segala sesuatu dengan biji matanya. Ia tertarik sehingga membebani suaminya dalam belanja. (Pendek kata, ia boros dan konsumtif. Jika wanita-wanita tipe sebelumnya menguras emosi suami, wanita tipe ini menguras kantong suami)

5. Al- Barroqoh

Ada dua makna dalam hal ini. Pertama, ia adalah tipe perempuan yang sepanjang hari mengilapkan wajahnya, berhias diri, supaya wajahnya berkilau, bersinar, dan itu dibuat-buat. Kedua, ia adalah tipe perempuan yang sering marah pada makanan, ia tidaklah makan kecuali sendirian, kalau makan pun hanyalah sedikit. Ini adalah kosa kata Yamaniyah. Mereka menyebut istilah ini untuk anak kecil yang marah ketika makan.

6. Asy-Syaddaqah

Secara bahasa artinya: lebar sudut mulutnya (suka nyinyir). Ia adalah tipe wanita yang banyak bicara, dalam hadis disebutkan, “Allah membenci orang tsartsarin (banyak cakap) mutasyaddaqin (banyak bicara).”

Namun, Imam Al-Ghazali mengingatkan, yang terpenting bagi laki-laki yang hendak menikahi perempuan, sebaiknya mempertimbangkan empat kriteria, yakni agama, nasab, kecantikan dan harta. Namun yang paling utama yaitu memilih berdasarkan agama yang baik.

Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam:

“Perempuan dinikahi karena empat faktor. Karena hartanya, nasabnya, kecantikannya dan karena agamanya. Maka menangkanlah wanita yang mempunyai agama, engkau akan beruntung.” (HR Bukhari, Muslim, al-Nasa’i, Abu Dawud dan Ibn Majah).



Wallahu A'lam
(wid)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abdullah, dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Sesungguhnya Islam muncul pertama kali dalam keadaan asing dan akan kembali dalam keadaan asing pula, maka beruntunglah orang-orang yang terasing.  Abdullah berkata, Dikatakan, Siapakah orang-orang yang terasing itu?  beliau menjawab: Orang-orang yang memisahkan diri dari kabilah-kabilah (yang sesat).

(HR. Ibnu Majah No. 3978)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More