Bingung Ikut Jemaah yang Mana? Ini Jawaban Ustaz Ahmad Sarwat
Jum'at, 11 Agustus 2023 - 19:39 WIB
Umat Islam semakin lemah lagi ketika para penguasa dan elitnya tidak pernah berhenti dari memperebutkan jabatan dan kursi kekuasaan. Alasannya kadang lucu dan aneh, logikanya pun susah dipahami.
Kalau bukan saya yang jadi penguasa, maka penguasa lain pasti kafir atau sekuler. Maka apapun yang terjadi, saya harus jadi penguasa. Karena cuma saya satu-satunya orang di dunia ini yang bisa menjamin tegaknya Islam. Tanpa saya, Islam akan hancur. Bila saya tidak berkuasa, Islam pasti lenyap.
Sekilas kalimat di atas sangat menyentuh, ngakunya si calon penguasa ingin menegakkan Islam dan hukum-hukumnya. Tetapi ketika ada syarat bahwa yang berkuasa itu harus dirinya dan tidak boleh orang lain, maka kalimat itu jadi amat memalukan.
Bayangkan kalau semua tokoh dan elit umat Islam punya pemikiran seperti ini, maka perebutan kekuasaan sesama umat Islam tidak akan pernah berhenti sampai kiamat. Selain itu saling tuduh kafir dan sekuler pun tidak akan pernah ada habisnya.
Padahal semuanya beragama Islam, semuanya mengaku umat Rasulullah ﷺ. Al-Qur'an-nya sama, Haditsnya sama, Syahadatnya sama. Tetapi demi segenggam kekuasaan, rela dan ridha untuk melukai sesama saudara sendiri. Bahkan kalau perlu semua orang harus berkorban nyawa demi kekuasaannya.
Kesimpulan
Kesimpulannya, jemaah muslimin sudah ada tetapi banyak sekali penyakit di dalamnya. Kewajiban kita sekarang ini bagaimana mengatasi penyakit itu dari diri kita masing-masing. Kelompok-kelompok itu tetap kita biarkan eksis, karean biar bagaimana pun tetap banyak guna dan manfaatnya.
Tetapi paradigma dan cara berpikir para pemimpin dan anggotanya harus mulai berubah menjadi lebih baik dan produktif. Biar keberkahan kita berjamaah dengan sesama muslim bisa kita gapai bersama.
Semoga Allah menyatukan umat Islam seluruhnya ke dalam satu barisan di belakang bendera Rasulullah ﷺ, serta saling mengasihi satu sama lain, Aaamin.
Kalau bukan saya yang jadi penguasa, maka penguasa lain pasti kafir atau sekuler. Maka apapun yang terjadi, saya harus jadi penguasa. Karena cuma saya satu-satunya orang di dunia ini yang bisa menjamin tegaknya Islam. Tanpa saya, Islam akan hancur. Bila saya tidak berkuasa, Islam pasti lenyap.
Sekilas kalimat di atas sangat menyentuh, ngakunya si calon penguasa ingin menegakkan Islam dan hukum-hukumnya. Tetapi ketika ada syarat bahwa yang berkuasa itu harus dirinya dan tidak boleh orang lain, maka kalimat itu jadi amat memalukan.
Bayangkan kalau semua tokoh dan elit umat Islam punya pemikiran seperti ini, maka perebutan kekuasaan sesama umat Islam tidak akan pernah berhenti sampai kiamat. Selain itu saling tuduh kafir dan sekuler pun tidak akan pernah ada habisnya.
Padahal semuanya beragama Islam, semuanya mengaku umat Rasulullah ﷺ. Al-Qur'an-nya sama, Haditsnya sama, Syahadatnya sama. Tetapi demi segenggam kekuasaan, rela dan ridha untuk melukai sesama saudara sendiri. Bahkan kalau perlu semua orang harus berkorban nyawa demi kekuasaannya.
Kesimpulan
Kesimpulannya, jemaah muslimin sudah ada tetapi banyak sekali penyakit di dalamnya. Kewajiban kita sekarang ini bagaimana mengatasi penyakit itu dari diri kita masing-masing. Kelompok-kelompok itu tetap kita biarkan eksis, karean biar bagaimana pun tetap banyak guna dan manfaatnya.
Tetapi paradigma dan cara berpikir para pemimpin dan anggotanya harus mulai berubah menjadi lebih baik dan produktif. Biar keberkahan kita berjamaah dengan sesama muslim bisa kita gapai bersama.
Semoga Allah menyatukan umat Islam seluruhnya ke dalam satu barisan di belakang bendera Rasulullah ﷺ, serta saling mengasihi satu sama lain, Aaamin.
(rhs)