Khotbah Jumat: Safar Penuh Kebaikan, Bukan Bulan Sial
Jum'at, 18 Agustus 2023 - 05:10 WIB
Kedua, karena setiap manusia pada dasarnya punya sifat pesimis dengan kadar yang berbeda-beda. Jika sifat pesimis ini selalu dihubungkan dengan cerita nenek moyang dan cerita-cerita sial yang terjadi, maka pemilik sifat pesimis ini akan berburuk sangka terhadap sosok, tempat, atau waktu tertentu sebagai pembawa sial. Rasul Muhammad ﷺ bersabda:
ثَلَاثٌ لَايَنْجُوْ مِنْهُنَّ أَحَدٌ: اَلظَّنُّ وَالطِّيَرَةُ وَالْحَسَدُ. (رواه إبن أبى الدنيا)
Artinya: "Tiga perkara, tidak seorangpun yang selamat dari ketiganya; yaitu prasangka, pesimisme, dan hasad." (HR Ibnu Abi Dunya)
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah!
Islam tidak mengenal hari, bulan, atau tahun sial. Sebagaimana seluruh keberadaan di alam raya ini, waktu adalah makhluk Allah. Waktu tidak bisa berdiri sendiri. Ia berada dalam kekuasaan dan kendali penuh Rabb-nya. Setiap umat Islam wajib berkeyakinan bahwa pengaruh baik maupun buruk tidak ada tanpa seizin Allah.
Rasulullah ﷺ sendiri menampik anggapan negatif masyarakat jahiliah tentang bulan Safar dengan sejumlah praktik positif. Habib Abu Bakar al-'Adni dalam Mandhumah Syarh al-Atsar fî Ma Warada 'an Syahri Shafar memaparkan bahwa beberapa peristiwa penting yang dialami Nabi terjadi pada bulan Safar. Di antaranya pernikahan beliau dengan Sayyidah Khadijah, menikahkah putrinya Sayyidah Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib. Beliau juga mulai berhijrah dari Makkah ke Madinah di bulan Safar.
Artinya, Rasulullah ﷺ membantah keyakinan masyarakat jahiliah bukan hanya dengan argumentasi tapi juga pembuktian bagi diri beliau sendiri. Dengan melaksanakan hal-hal sakral dan penting di bulan Safar, Nabi seolah berpesan bahwa bulan Safar tidak berbeda dari bulan-bulan lainnya.
Kita harus menghilangkan keyakinan akan adanya bulan, tempat, benda dan sosok pembawa sial. Keyakinan seperti ini akan merusak kehidupan individu dan masyarakat. Diantara langkah untuk menerapi diri dari penyakit ini adalah:
Berfikir Positif dan Optimis
Berpikir negatif tentang bulan Safar akan mendapatkan sesuatu yang negatif pula. Sebaliknya, jika berpikir positif, maka kita akan mendapatkan sesuatu yang positif. Karena Allah akan menakdirkan untuk kita sesuai dengan apa yang menjadi keyakinann dan anggapan kita. Dalam sebuah hadits Qudtsi Allah berfirman:
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِ بِى, إِنْ ظَنَّ بِى خَيْرًا فَلَهُ وَإِنْ ظَنَّ شَرًّا فَلَهُ. (رواه أحمد)
"Aku tergantung prasangka hamba-Ku. Jika ia berprasangka baik kepada-Ku, maka baik pula yang akan terjadi padanya. Jika ia berprasangka buruk kepada-Ku, maka buruk juga yang terjadi padanya." (HR. Ahmad)
Selalu Tawakkal
Anggapan sial terhadap bulan Safar dapat kita tangkal dengan tawakkal kepada Allah. Rasul Muhammad ﷺ bersabda:
اَلطِّيَرَةُ مِنَ الشِّرْكِ وَمَا مِنَّا إِلَّا وَلَكِنَّ اللَّهَ يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكُّلِ. (رواه الترميذي)
"Keyakinan sial termasuk kesyirikan, tidak ada seorangpun di antara kita melainkan terjangkit penyakit ini. Akan tetapi sungguh Allah menghilangkannya dengan tawakkal." (HR. at-Tirmidzi)
Setelah kita memilih untuk meneruskan langkah kaki kita, maka saatnya kita bertawakkal kepada Allah secara benar. Yakni, berusaha dengan mengerahkan segenap kemampuan, menempuh cara-cara yang benar, dan bertindak secara professional. Setelah itu berserah diri kepada Allah.
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah!
Keyakinan bahwa bulan Safar sebagai bulan sial adalah keyakinan yang tidak memiliki landasan kebenaran. Semua bulan membawa keberkahan dan keberuntungan, tergantung pada sikap dan prilaku kita. Sikap dan keyakinan yang positif akan mendorong hal-hal yang positif dalam kehidupan. Sebaliknya, Sikap dan keyakinan negatif akan mendorong hal-hal yang negatif pula dalam kehidupan.
Semoga kita dihindarkan dari sikap dan keyakinan yang tidak benar sehingga diselamatkan dari hal-hal yang tidak mengenakkan. Aamiin.
ثَلَاثٌ لَايَنْجُوْ مِنْهُنَّ أَحَدٌ: اَلظَّنُّ وَالطِّيَرَةُ وَالْحَسَدُ. (رواه إبن أبى الدنيا)
Artinya: "Tiga perkara, tidak seorangpun yang selamat dari ketiganya; yaitu prasangka, pesimisme, dan hasad." (HR Ibnu Abi Dunya)
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah!
Islam tidak mengenal hari, bulan, atau tahun sial. Sebagaimana seluruh keberadaan di alam raya ini, waktu adalah makhluk Allah. Waktu tidak bisa berdiri sendiri. Ia berada dalam kekuasaan dan kendali penuh Rabb-nya. Setiap umat Islam wajib berkeyakinan bahwa pengaruh baik maupun buruk tidak ada tanpa seizin Allah.
Rasulullah ﷺ sendiri menampik anggapan negatif masyarakat jahiliah tentang bulan Safar dengan sejumlah praktik positif. Habib Abu Bakar al-'Adni dalam Mandhumah Syarh al-Atsar fî Ma Warada 'an Syahri Shafar memaparkan bahwa beberapa peristiwa penting yang dialami Nabi terjadi pada bulan Safar. Di antaranya pernikahan beliau dengan Sayyidah Khadijah, menikahkah putrinya Sayyidah Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib. Beliau juga mulai berhijrah dari Makkah ke Madinah di bulan Safar.
Artinya, Rasulullah ﷺ membantah keyakinan masyarakat jahiliah bukan hanya dengan argumentasi tapi juga pembuktian bagi diri beliau sendiri. Dengan melaksanakan hal-hal sakral dan penting di bulan Safar, Nabi seolah berpesan bahwa bulan Safar tidak berbeda dari bulan-bulan lainnya.
Kita harus menghilangkan keyakinan akan adanya bulan, tempat, benda dan sosok pembawa sial. Keyakinan seperti ini akan merusak kehidupan individu dan masyarakat. Diantara langkah untuk menerapi diri dari penyakit ini adalah:
Berfikir Positif dan Optimis
Berpikir negatif tentang bulan Safar akan mendapatkan sesuatu yang negatif pula. Sebaliknya, jika berpikir positif, maka kita akan mendapatkan sesuatu yang positif. Karena Allah akan menakdirkan untuk kita sesuai dengan apa yang menjadi keyakinann dan anggapan kita. Dalam sebuah hadits Qudtsi Allah berfirman:
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِ بِى, إِنْ ظَنَّ بِى خَيْرًا فَلَهُ وَإِنْ ظَنَّ شَرًّا فَلَهُ. (رواه أحمد)
"Aku tergantung prasangka hamba-Ku. Jika ia berprasangka baik kepada-Ku, maka baik pula yang akan terjadi padanya. Jika ia berprasangka buruk kepada-Ku, maka buruk juga yang terjadi padanya." (HR. Ahmad)
Selalu Tawakkal
Anggapan sial terhadap bulan Safar dapat kita tangkal dengan tawakkal kepada Allah. Rasul Muhammad ﷺ bersabda:
اَلطِّيَرَةُ مِنَ الشِّرْكِ وَمَا مِنَّا إِلَّا وَلَكِنَّ اللَّهَ يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكُّلِ. (رواه الترميذي)
"Keyakinan sial termasuk kesyirikan, tidak ada seorangpun di antara kita melainkan terjangkit penyakit ini. Akan tetapi sungguh Allah menghilangkannya dengan tawakkal." (HR. at-Tirmidzi)
Setelah kita memilih untuk meneruskan langkah kaki kita, maka saatnya kita bertawakkal kepada Allah secara benar. Yakni, berusaha dengan mengerahkan segenap kemampuan, menempuh cara-cara yang benar, dan bertindak secara professional. Setelah itu berserah diri kepada Allah.
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah!
Keyakinan bahwa bulan Safar sebagai bulan sial adalah keyakinan yang tidak memiliki landasan kebenaran. Semua bulan membawa keberkahan dan keberuntungan, tergantung pada sikap dan prilaku kita. Sikap dan keyakinan yang positif akan mendorong hal-hal yang positif dalam kehidupan. Sebaliknya, Sikap dan keyakinan negatif akan mendorong hal-hal yang negatif pula dalam kehidupan.
Semoga kita dihindarkan dari sikap dan keyakinan yang tidak benar sehingga diselamatkan dari hal-hal yang tidak mengenakkan. Aamiin.