Kisah Padamnya Api Majusi ketika Nabi Muhammad Lahir

Selasa, 19 September 2023 - 16:26 WIB
Yanar Dag, api badi yang tersisa di Azerbaijan (CNN.com).
Api yang disembah kaum Majusi selama ratusan tahun menyala mendadak padam tatkala Nabi Muhammad SAW saat lahir. Peristiwa ini terjadi diperkirakan pada 12 Rabiul Awwal bertepatan dengan 20 April 571 M. Api Majusi atau Zoroastrianism itu berada di Persia .

Sebelum kelahiran Rasulullah SAW , masyarakat Majusi menyembah api dan menganggap api itu sebagai Tuhan. Konon, api itu tidak pernah padam selama beratus-ratus tahun. Namun, saat Nabi Muhammad lahir, api itu seketika padam.

Tentu saja, para pengikut agama Majusi berusaha menyalakan kembali apinya, tetapi tetap tidak bisa menyala. Mereka menduga bahwa padamnya api yang selama ini mereka sembah, pasti menunjukkan terjadinya peristiwa besar di dunia.



Fuad Abdurahman dalam bukunya berjudul "Jalan Damai Rasulullah: Risalah Rahmat bagi Semua" menyebut banyak peristiwa-peristiwa besar mengiringi kelahiran Rasulullah SAW.



Selain kehancuran pasukan Abrahah, peristiwa yang mengiringi lahirnya Nabi Muhammad SAW adalah robohnya tiang-tiang Istana Kaisar. Imam Baihaqi juga meriwayatkan tentang robohnya tiang-tiang istana Kaisar, juga beberapa gereja dan biara yang runtuh.

Al-Tabari dalam Tarikh al-Rusul wa al-Muluk juga meriwayatkan peristiwa itu terjadi pada saat lahirnya Nabi Muhammad.

Raja Persia, Kistra, dalam tidurnya bermimpi istana raja Persia diguncang dan 14 puncaknya roboh. Api (suci) Fars, yang sebelumnya tidak pernah padam selama seribu tahun, padam.

Tak hanya itu, sumber-sumber api abadi lainnya juga turut padam secara mendadak. Seiring berjalannya waktu akibat padamnya api abadi yang disembah umat Majusi, penganut Zoroastrianism berkurang secara signifikan dan hanya menyisakan beberapa kelompok penganutnya. Sebagian besar dari mereka mengalami krisis iman dan lebih memilih memeluk agama baru yakni Islam.

Setelah Islam mulai berkembang di Jazirah Arab, penganut Zoroastrianism yang masih terisisa disebut sebagai umat Majusi. Hal ini merujuk pada golongan pemuja api di Persia Kuno yang mencakup wilayah Iran dan Azerbaijan di masa lalu.

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(mhy)
cover top ayah
وَقَدۡ نَزَّلَ عَلَيۡكُمۡ فِى الۡـكِتٰبِ اَنۡ اِذَا سَمِعۡتُمۡ اٰيٰتِ اللّٰهِ يُكۡفَرُ بِهَا وَيُسۡتَهۡزَاُبِهَا فَلَا تَقۡعُدُوۡا مَعَهُمۡ حَتّٰى يَخُوۡضُوۡا فِىۡ حَدِيۡثٍ غَيۡرِهٖۤ‌ ‌ ۖ اِنَّكُمۡ اِذًا مِّثۡلُهُمۡ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ جَامِعُ‌‌‌الۡمُنٰفِقِيۡنَ وَالۡكٰفِرِيۡنَ فِىۡ جَهَـنَّمَ جَمِيۡعَا
Dan sungguh, Allah telah menurunkan ketentuan bagimu di dalam Kitab (Al-Qur'an) bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan oleh orang-orang kafir, maka janganlah kamu duduk bersama mereka, sebelum mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena kalau tetap duduk dengan mereka, tentulah kamu serupa dengan mereka. Sungguh, Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di neraka Jahanam,

(QS. An-Nisa Ayat 140)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More