Benarkah Berpelukan ketika Bertemu sesama Muslim adalah Sunah?
Selasa, 03 Oktober 2023 - 14:20 WIB
Seringkali kita melihat ketika sesama muslim bertemu, selain memberi salam juga suka berpelukan . Benarkah berpelukan adalah sunah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam?
Dalam Islam, sesama muslim memang harus memberi salam dan menjawab salam dengan lengkap. Selain itu juga bisa saling berjabat tangan. "Memberi salam dan berjabat tangan, merupakan sunah Nabi Shallalahu alaihi wa sallam,"ujar Ustadz Muslim Atsari, dai yang juga pengasuh bimbingan islam ini.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Anas bin Malik Radhiallahu anhu, dia berkata:
“Sesorang bertanya, “Wahai Rasulullah, seseorang di antara kita bertemu saudaranya atau temannya apakah membungkuk untuknya?” Beliau menjawab, “Tidak.” Dia bertanya lagi, “Apakah dipeluk dan diciumnya?” Beliau menjawab, “Tidak.” Dia berkata lagi, “Apakah mengambil tangannya dan disalaminya?” Beliau menjawab, “Ya.” [Hadits ini dinyatakan hasan oleh Al-Albany dalam Shahih Sunan Tirmizi].
Imam An-Nawawi rahimahullah menjelaskan di dalam kitabnya "Syarh Al-Muhadzab", “Berjabat tangan adalah yang disunnahkan ketika bertemu (teman) berdasarkan hadis yang shahih dan ijmak Umat.
Dari Qatadah, dia berkata, saya bertanya kepada Anas:
“Apakah dahulu para shahabat Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam berjabat tangan?” Beliau menjawab, “Ya.” [HR. Bukhari].
Namun, hal itu dikecualikan kalau orang musafir datang, maka dianjurkan memeluknya.
Dari Anas Radhiyallahu anhu, dia berkata,
“Dahulu para sahabat Nabi sallallahu alaihi wa sallam ketika bertemu saling berjabat tangan. Ketika datang dari safar (bepergian) mereka saling berpelukan.” [HR. Thabrani dalam Al-Ausath, para perawinya adalah perawi shahih, sebagaimana yang dikatakan Munziri dan juga dishohihkan oleh Syaikh al-Albani].
Sementara mencium dan berpelukan bagi selain orang safar, maka tidak dianjurkan. Melainkan ada pengecualian ciuman orang tua kepada anaknya karena kasih sayang.
Wallahu A’lam.
Dalam Islam, sesama muslim memang harus memberi salam dan menjawab salam dengan lengkap. Selain itu juga bisa saling berjabat tangan. "Memberi salam dan berjabat tangan, merupakan sunah Nabi Shallalahu alaihi wa sallam,"ujar Ustadz Muslim Atsari, dai yang juga pengasuh bimbingan islam ini.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Anas bin Malik Radhiallahu anhu, dia berkata:
قَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، الرَّجُلُ مِنَّا يَلْقَى أَخَاهُ أَوْ صَدِيقَهُ أَيَنْحَنِي لَهُ ؟ قَالَ : لا . قَالَ : أَفَيَلْتَزِمُهُ وَيُقَبِّلُهُ ؟ قَالَ : لا . قَالَ : أَفَيَأْخُذُ بِيَدِهِ وَيُصَافِحُهُ ؟ قَالَ : نَعَمْ (والحديث حسنه الألباني في صحيح سنن الترمذي)
“Sesorang bertanya, “Wahai Rasulullah, seseorang di antara kita bertemu saudaranya atau temannya apakah membungkuk untuknya?” Beliau menjawab, “Tidak.” Dia bertanya lagi, “Apakah dipeluk dan diciumnya?” Beliau menjawab, “Tidak.” Dia berkata lagi, “Apakah mengambil tangannya dan disalaminya?” Beliau menjawab, “Ya.” [Hadits ini dinyatakan hasan oleh Al-Albany dalam Shahih Sunan Tirmizi].
Imam An-Nawawi rahimahullah menjelaskan di dalam kitabnya "Syarh Al-Muhadzab", “Berjabat tangan adalah yang disunnahkan ketika bertemu (teman) berdasarkan hadis yang shahih dan ijmak Umat.
Dari Qatadah, dia berkata, saya bertanya kepada Anas:
أكَانَتِ المُصَافَحَةُ في أصْحَابِ رسولِ الله – صلى الله عليه وسلم؟ قَالَ: نَعَمْ
“Apakah dahulu para shahabat Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam berjabat tangan?” Beliau menjawab, “Ya.” [HR. Bukhari].
Namun, hal itu dikecualikan kalau orang musafir datang, maka dianjurkan memeluknya.
Dari Anas Radhiyallahu anhu, dia berkata,
كَانَ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا تَلاقَوْا تَصَافَحُوا وَإِذَا قَدِمُوا مِنْ سَفَرٍ تَعَانَقُوا
“Dahulu para sahabat Nabi sallallahu alaihi wa sallam ketika bertemu saling berjabat tangan. Ketika datang dari safar (bepergian) mereka saling berpelukan.” [HR. Thabrani dalam Al-Ausath, para perawinya adalah perawi shahih, sebagaimana yang dikatakan Munziri dan juga dishohihkan oleh Syaikh al-Albani].
Sementara mencium dan berpelukan bagi selain orang safar, maka tidak dianjurkan. Melainkan ada pengecualian ciuman orang tua kepada anaknya karena kasih sayang.
Wallahu A’lam.
(wid)