Kaum Yahudi Telah Mengubah Keindahan Tauhid dengan Kebohongan
Kamis, 26 Oktober 2023 - 10:40 WIB
Umar Sulaiman al Asyqar dalam bukunya berjudul “al Aqidah Fillah" menyebut orang-orang Yahudi telah mengubah keindahan tauhid , mereka melakukan kebohongan yang diada-adakan terhadap Allah dan memalsukan sejarah para nabi mereka. Sebagai contoh adalah yang disebutkan Taurat yang sudah diubah dan Talmud, bahwa Allah – Maha Tinggi atas apa yang mereka katakan – bermain dengan hiu dan ikan-ikan setiap hari selama tiga jam.
Bahwa Dia menangis atas hancurnya Haikal (Sulaiman) sampai mengecil ukurannya dari tujuh langit menjadi empat langit. Bahwa gempa bumi dan badai topan terjadi akibat turunnya air mata Allah ke laut berupa darah atas keroposnya Haikal.
Belum lagi yang disebutkan al Quran mengenai klaim-klaim mereka:
Allah berfirman:
Artinya: “Orang-orang Yahudi berkata:”Tangan Allah terbelenggu”, sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu.” ( QS Al-Maidah : 64)
Allah berfirman:
Artinya: “Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan orang-orang yang mengatakan:”Sesungguhnya Allah miskin dan kami kaya”. Kami akan mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami akan mengatakan (kepada mereka):”Rasakanlah olehmu azab yang membakar”. ( QS. Ali ‘Imran : 181)
Allah berfirman:
Artinya: “Orang-orang Yahudi berkata:”Uzair itu putra Allah” dan orang-orang Nasrani berkata:”Al-Masih itu putra Allah”. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling.” ( QS At Taubah : 30)
"Orang-orang Yahudi juga menyatakan Nabi Ya'qub sebagai pencuri patung emas bapaknya, Ya'qub berkelahi dengan Allah di dekat Nablus, karena itu dia disebut Israel," tulis Dr Muhsin Muhammad Shaleh dalam bukunya berjudul "Ardhu Filistin wa Sya’buha" yang diterjemahkan Warsito, Lc menjadi "Tanah Palestina dan Rakyatnya".
Muhammad Ali al Za’bi dalam "Daqaiq al Nafsiyah al Shahyuniyah" menambahkan umat Yahudi juga menisbatkan kepada Ya'qub telah menyuap saudaranya dan menipu bapaknya, dia mendiamkan zina kedua putrinya dan telah menyekutukan Tuhannya…
"Bandingkan semua itu terhadap apa yang mereka sebutkan mengenai nabi-nabi yang lain," ujar Muhammad Ali al Za’bi.
Mustafa al Dibagh dalam "Biladuna Filistin" mengatakan orang-orang Yahudi sendiri mengakui kemungkaran yang mereka lakukan terhadap hak Allah dan nabi-nabi-Nya.
Mereka menyebutkan rajanya yang bernama Yuhaz Bin Yutam (735 – 715 SM) menggantungkan hatinya cinta kepada berhala. Sampai-sampai dia korbankan anak-anaknya untuk persembahan tuhan-tuhan pagan dan menyebut dirinya kendali syahwat dan keburukan. Juga menyebut rajanya yang bernama Mansi bin Hazqiya – memimpin dari tahun 687 sampai 642 SM – telah menyesatkan kaumnya dan membangun tempat-tempat peribadatan paganisme.
"Kita tidak perlu heran dengan itu semua terjadi pada Bani Israel, lihatlah akhlaq mereka terhadap Nabi Musa cukup sebagai saksi atas semua itu," ujar Muhsin Muhammad Shaleh.
Bahwa Dia menangis atas hancurnya Haikal (Sulaiman) sampai mengecil ukurannya dari tujuh langit menjadi empat langit. Bahwa gempa bumi dan badai topan terjadi akibat turunnya air mata Allah ke laut berupa darah atas keroposnya Haikal.
Belum lagi yang disebutkan al Quran mengenai klaim-klaim mereka:
Allah berfirman:
وَقَالَتِ الْيَهُودُ يَدُ اللهِ مَغْلُولَةٌ غُلَّتْ أَيْدِيهِمْ وَلُعِنُوا بِمَا قَالُوا
Artinya: “Orang-orang Yahudi berkata:”Tangan Allah terbelenggu”, sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu.” ( QS Al-Maidah : 64)
Allah berfirman:
لَّقَدْ سَمِعَ اللهُ قَوْلَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللهَ فَقِيرُُ وَنَحْنُ أَغْنِيَآءُ سَنَكْتُبُ مَاقَالُوا وَقَتْلَهُمُ اْلأَنبِيَآءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَنَقُولُ ذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ
Artinya: “Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan orang-orang yang mengatakan:”Sesungguhnya Allah miskin dan kami kaya”. Kami akan mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami akan mengatakan (kepada mereka):”Rasakanlah olehmu azab yang membakar”. ( QS. Ali ‘Imran : 181)
Allah berfirman:
وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللهِ ذَلِكَ قَوْلُهُم بِأَفْوَاهِهِمْ يُضَاهِئُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِن قَبْلُ قَاتَلَهُمُ اللهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ
Artinya: “Orang-orang Yahudi berkata:”Uzair itu putra Allah” dan orang-orang Nasrani berkata:”Al-Masih itu putra Allah”. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling.” ( QS At Taubah : 30)
"Orang-orang Yahudi juga menyatakan Nabi Ya'qub sebagai pencuri patung emas bapaknya, Ya'qub berkelahi dengan Allah di dekat Nablus, karena itu dia disebut Israel," tulis Dr Muhsin Muhammad Shaleh dalam bukunya berjudul "Ardhu Filistin wa Sya’buha" yang diterjemahkan Warsito, Lc menjadi "Tanah Palestina dan Rakyatnya".
Muhammad Ali al Za’bi dalam "Daqaiq al Nafsiyah al Shahyuniyah" menambahkan umat Yahudi juga menisbatkan kepada Ya'qub telah menyuap saudaranya dan menipu bapaknya, dia mendiamkan zina kedua putrinya dan telah menyekutukan Tuhannya…
"Bandingkan semua itu terhadap apa yang mereka sebutkan mengenai nabi-nabi yang lain," ujar Muhammad Ali al Za’bi.
Mustafa al Dibagh dalam "Biladuna Filistin" mengatakan orang-orang Yahudi sendiri mengakui kemungkaran yang mereka lakukan terhadap hak Allah dan nabi-nabi-Nya.
Mereka menyebutkan rajanya yang bernama Yuhaz Bin Yutam (735 – 715 SM) menggantungkan hatinya cinta kepada berhala. Sampai-sampai dia korbankan anak-anaknya untuk persembahan tuhan-tuhan pagan dan menyebut dirinya kendali syahwat dan keburukan. Juga menyebut rajanya yang bernama Mansi bin Hazqiya – memimpin dari tahun 687 sampai 642 SM – telah menyesatkan kaumnya dan membangun tempat-tempat peribadatan paganisme.
"Kita tidak perlu heran dengan itu semua terjadi pada Bani Israel, lihatlah akhlaq mereka terhadap Nabi Musa cukup sebagai saksi atas semua itu," ujar Muhsin Muhammad Shaleh.