Kisah Zaid bin Amr, Sepupu Umar bin Khattab yang Berakidah Tauhid sebelum Masa Kenabian

Senin, 04 Desember 2023 - 14:08 WIB
Sesudah Zaid meninggalkan penyembahan berhala dan tidak mau memakan makanan kurban untuk berhala itu. Foto/Ilustrasi: MEE
Suatu ketika Umar bin Khattab tengah bercakap-cakap dengan koleganya di Pasar Ukaz. Kala itu, belum masa kenabian. Muhammad belum diutus menjadi nabi dan rasul . Samar-samar dilihatnya seorang penunggang kuda sedang memacu kudanya cepat-cepat.

Umar berteriak: "Demi Lat dan Uzza, sungguh kagum aku melihat kepandaiannya menunggang kuda itu!"

Seorang rekannya yang duduk di dekatnya, tersenyum. "Semoga Uzza mengampuni sepupumu Zaid bin Amr yang berkata dalam syairnya:



Tak ada Uzza maupun kedua putrinya yang kupercayai

Tak ada berhala-berhala Bani Tasm yang kuikuti

Adakah satu Tuhan yang kuanut ataukah seribu tuhan

Apabila masalahnya sudah terpilah-pilah?"

Mendengar itu wajah Umar berubah jadi masam, merengut. "Celaka dia!" katanya. "Dia sudah ingkar. Uzza tidak akan mengampuninya!”

Muhammad Husain Haekal dalam bukunya berjudul "Umar bin Khattab" menjelaskan Zaid bin Amr adalah saudara sepupu Umar Bin Khattab atau keponakan Khattab, ayah Umar. Nasab beliau adalah Zaid bin Amr bin Nufail bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qurth bin Razah bin ‘Adi bin Ka’ab bin Lu’ay.

Sedangkan Khattab bin Nufail pamannya dan sekaligus saudaranya dari pihak ibu, sebab perkawinan Nufail dengan Jaida' yang kemudian melahirkan Khattab.

Setelah Nufail meninggal Amr anaknya yang dari ibu lain kawin dengan istri ayahnya Jaida'. Pernikahan demikian biasa dilakukan di zaman jahiliah.



Dari perkawinan Amr dengan Jaida' ini lahirlah Zaid bin Amr, yang bagi Umar adalah saudara dan sekaligus kemenakan. Usia keduanya berdekatan.

Zaid bin ‘Amr hidup di zaman sebelum kenabian Muhammad. Tapi telah meninggalkan penyembahan berhala dan hanya memakan sesuatu yang disembelih dengan menyebut nama Allah. Ia pengikut ajaran Nabi Ibrahim.

Sesudah Zaid meninggalkan penyembahan berhala dan tidak mau memakan makanan kurban untuk berhala itu, kepada masyarakatnya ia berkata: "Allah menurunkan hujan dan menumbuhkan hasil bumi, menciptakan unta supaya kamu urus, lalu kamu sembelih untuk yang selain Allah? Selain aku, aku tidak tahu di muka bumi ini adakah orang yang berpegang pada agama Ibrahim?!"

Kemudian ia membacakan syair yang mengajak orang membuang cara peribadatan demikian itu.

Dalam hal ini banyak syair yang dikutip oleh penulis al-Agani (Abul-Faraj al-Asfahani) dihubungkan kepada Zaid bin Amr. Juga oleh Ibn Hisyam dalam as-Sirah dan yang lain. Dua bait sajaknya di antara sekian banyak sajaknya itu, yakni:

Kuserahkan diriku ke tempat awan menyerahkan dirinya

Yang membawa air sejuk dan lezat
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Zaid bin Khalid Al Juhaini bahwasanya dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memimpin kami shalat Shubuh di Hudaibiyyah pada suatu malam sehabis turun hujan. Setelah selesai Beliau menghadapkan wajahnya kepada orang banyak lalu bersabda: Tahukah kalian apa yang sudah difirmankan oleh Rabb kalian? Orang-orang menjawab, Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau bersabda: Allah berfirman: Di pagi ini ada hamba-hamba Ku yang beriman kepada-Ku dan ada yang kafir, orang yang berkata bahwa Hujan turun kepada kita karena karunia Allah subhanahu wa ta'ala dan rahmat-Nya, maka dia adalah yang beriman kepada-Ku dan kafir kepada bintang-bintang. Adapun yang berkata bahwa Hujan turun disebabkan bintang ini atau itu, maka dia telah kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang-bintang.

(HR. Bukhari No. 801)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More