Al-Qur'an Benarkan Injil tentang Terjadinya Alam? Begini Jawaban Imam Chirri

Rabu, 13 Desember 2023 - 16:55 WIB
Orang-orang Islam percaya bahwa Tuhan itu tidak berbentuk dan tidak memiliki angan-angan (gambaran). Ilustrasi: SINDOnews
Berikut ini adalah dialog Prof Dr Wilson H. Guertin dan Imam Muhammad Jawad Chirri yang dikutip dari buku yang diterjemahkan HM Ridho Umar Baridwan, SH berjudul "Dialog tentang Islam dan Kristen" (Alma'arif, 1981).

Imam Mohammad Jawad Chirri adalah seorang ulama dan dosen , kelahiran Lebanon . Beliau direktur dan Ketua Kerohanian di pusat Islam di Detroit, Amerika . Sedangkan Prof Dr Wilson H. Guertin adalah Ilmuwan terkemuka dalam ilmu jiwa (psychology).

Berikut petikan dialog tersebut:



Prof Dr Wilson H. Guertin: Apakah Al-Qur'an membenarkan pernyataan dari Injil yang dimuat di dalam buku pertama Taurat tentang tingkat terjadinya alam semesta?

Imam Mohammad Jawad Chirri: Al-Qur'an tidak berisi pernyataan tentang tingkat kejadian, akan tetapi orang-orang Islam tidak menyetujui isi pasal pertama dalam buku Taurat (Genesis) sebab menunjukkan beberapa kelainan (ketidak sesuaian).

Prof Dr Wilson H. Guertin: Berikan pada saya beberapa contoh perbedaan-perbedaan yang saudara nyatakan.

Imam Mohammad Jawad Chirri: Kita ambil beberapa contoh:

1. "Hendaklah ada terang, lalu terangpun jadilah. Maka dilihat Allah terang itu baiklah adanya, lalu diceraikan Allah terang itu dengan gelap. Maka dinamai Allah terang itu siang dan gelap itu malam. Setelah petang dan pagi, maka itulah hari yang pertama." Genesis (Taurat) 1: 3-5



Pernyataan ini menunjukkan bahwa yang pertama diciptakan yaitu siang dan malam. Tetapi kita mengetahui bahwa siang dan malam akan datang setelah adanya matahari dan melalui terbitnya dan terbenamnya matahari. Ayat 14 dari pasal yang sama menunjukkan bahwa matahari diciptakan pada hari keempat;

"Maka firman Allah: Hendaklah ada beberapa benda terang dalam bentangan langit. Supaya diceraikannya siang dan malam dan menjadi tanda dan ketentuan masa dan hari dan tahun, dan supaya ia itu menjadi benda terang pada bentangan langit akan menerangkan bumi maka jadilah demikian. Maka dijadikan Allah kedua benda terang yang besar itu yaitu terang yang besar itu akan memerintahkan siang dan terang yang kecil itu akan memerintahkan malam, dan memerintah segala bintang.

Maka dia ditaruh Allah dalam bentangan langit untuk memberi terang di atas bumi, dan akan memerintahkan siang dan malam, dan akan menceraikan terang itu dengan gelap, maka dilihat Allah itu baiklah adanya. Setelah petang dan pagi, maka itulah hari yang keempat." 1: 14-19



Pernyataan ini menunjukkan bahwa matahari diciptakan pada hari keempat, dan dari sini mulainya masa (hari -hari). Ini tentu bertentangan dengan ayat 3 yang menerangkan pada kita mulainya tiga tingkat masa sebelum pembentukan matahari.

2. Fasal yang sama menerangkan bahwa, tumbuh-tumbuhan, tanam-tanaman buah-buahan diciptakan dan tumbuh pada hari ketiga:

"Maka firman Allah: Hendaklah bumi itu menumbuhkan rumput dan pokok yang berbiji dan pohon yang berbuah dengan tabiatnya, yang berbiji dalamnya di atas bumi itu, maka jadilah demikian, yaitu ditumbuhkan rumput di bumi dan pohon yang berbiji dan pohon yang berbuah-buah, serta pohon berbiji di dalamnya maka dilihat Allah itu baiklah adanya. Setelah petang dan pagi maka inilah hari yang ketiga." 1: 11-13.

Tetapi kita tahu bahwa tidak ada tumbuh-tumbuhan dan tanaman tidak dapat tumbuh tanpa matahari, padahal fasal yang sama menyatakan pada kita bahwa matahari diciptakan pada hari keempat.

3. Fasal yang sama menyatakan bahwa Tuhan, pada hari keenam menciptakan manusia:



"Maka firman Allah: Baiklah Kita jadikan manusia atas peta dan atas teladan Kita, supaya diperintahkannya segala ikan yang di dalam laut dan segala unggas yang di udara dan segala binatang yang jinak dan seisi bumi dan segala binatang melata yang menjalar di tanah. Maka dijadikan Allah manusia itu atas petanya, yaitu atas peta Allah dijadikannya ia, maka dijadikannya mereka itu laki-laki dan perempuan." 1: 26-27.

Orang-orang Islam percaya bahwa Tuhan itu tidak berbentuk dan tidak memiliki angan-angan (gambaran). Dia adalah tak terbatas yang mengelilingi seluruh alam semesta.

Dia tidak bertubuh, juga tidak berjasmani, juga tidak ada gambaran yang dapat menggambarkan Dia. Memikirkan bahwa Tuhan mempunyai bentuk seperti manusia, untuk orang-orang Muslim, adalah menyalahi seluruh konsep Tuhan.

(mhy)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Jika seseorang lupa lalu dia makan dan minum ketika sedang berpuasa, maka hendaklah dia meneruskan puasanya, karena hal itu berarti Allah telah memberinya makan dan minum.

(HR. Bukhari No. 1797)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More