Begini Profil Satelit Iran Soraya yang Dikhawatirkan Barat
Rabu, 24 Januari 2024 - 05:15 WIB
Pada hari Sabtu 20 Januari 2024 lalu, Iran mengumumkan telah berhasil meluncurkan satelit ke orbit tertinggi. Peluncuran satelit itu merupakan langkah teranyar Iran dalam program yang dikhawatirkan Barat bakal meningkatkan akurasi dan kemampuan rudal balistik Teheran.
Peluncuran satelit Iran itu seiring tensi ketegangan yang kian meningkat di Timur Tengah terkait gempuran Israel terhadap Hamas di Jalur Gaza , dan hanya beberapa hari setelah Iran dan Pakistan terlibat dalam saling balas serangan udara di negara masing-masing.
PersTV melaporkan, divisi kedirgantaraan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) berhasil mengirim satelit buatan sendiri Soraya ke orbit 750 km di atas permukaan bumi, mencetak rekor baru.
Peluncuran roket pembawa tiga tahap Qaem-100 berlangsung selama 11 menit dan dilakukan dari Situs Shahrud, sebuah pangkalan roket di provinsi Semnan, Iran tengah.
Menteri Komunikasi dan Teknologi Informasi (TIK) Iran Issa Zarepour mengatakan satelit Soraya membawa muatan seberat 50 kilogram sehingga masuk dalam kategori satelit ringan.
“Dengan rahmat Tuhan, peluncuran luar angkasa ke-10 telah terlaksana dan rekor baru tercapai pada puncak peluncuran,” komentar Zarepour di platform sosial X, yang sebelumnya bernama Twitter.
Pada hari Ahad, sehari setelah peluncuran, menteri tersebut melaporkan bahwa satelit Soraya menunjukkan keberhasilan dalam mengirimkan data telemetri secara efektif ke Bumi, menandai pencapaian penting dalam misi luar angkasanya.
Lalu, apa itu satelit Soraya?
Menurut Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi Iran, Soraya adalah satelit penelitian dan dikembangkan oleh Pusat Penelitian Luar Angkasa Iran (ISRC).
“Dengan peluncuran satelit penelitian Soraya, banyak subsistem yang dikembangkan oleh ISRC juga ditempatkan dalam kondisi pengujian orbital dan jalan bagi perkembangan pesat industri luar angkasa dalam negeri Iran menjadi lebih lancar,” kata ISRC.
Kementerian TIK juga menerbitkan foto-foto yang menunjukkan Soraya berbentuk kubik, seperti semua satelit Iran sebelumnya, dengan panel tenaga surya dan antena. Keakuratan posisi GPS satelit yang dilaporkan adalah 20 meter.
Dalam 16 tahun terakhir, Iran telah melakukan 9 peluncuran satelit yang berhasil dilakukan oleh kendaraan peluncur dalam negeri.
Sebagai seri terbaru, Soraya juga merupakan satelit keempat yang diluncurkan oleh divisi kedirgantaraan IRGC, sekaligus satelit sipil pertama mereka.
Pada bulan Agustus 2008 dan Februari 2009, peluncuran pertama satelit tiruan dan satelit operasional (Omid) yang berhasil dilakukan, menjadikan Iran anggota kelompok elit sembilan negara yang secara mandiri meluncurkan objek ke luar angkasa.
Dalam 6 tahun berikutnya, tiga peluncuran lagi dilakukan dengan roket pembawa berbahan bakar cair Safir-1 dari Pusat Luar Angkasa Imam Khomeini di provinsi Semnan, mengirimkan Rasad-1, Navid dan Fajr ke LEO.
Semua satelit ini dikirim ke orbit yang jauh lebih rendah dibandingkan Soraya dan misinya hanya berlangsung beberapa minggu, sedangkan umur Soraya diperkirakan tiga tahun.
Sejak tahun 2020, bersamaan dengan Badan Antariksa sipil Iran (ISA), IRGC telah mengembangkan program luar angkasanya sendiri dengan roket pembawa berbahan bakar padat dan Situs Roket Shahrud sebagai basisnya.
Pada bulan April 2020, Maret 2022 dan Oktober 2023, satelit militer IRGC Nour-1, Nour-2 dan Nour-3 masing-masing dikirim ke luar angkasa dengan roket pembawa Qased.
Masa operasionalnya diperkirakan dua tahun, jauh lebih lama dibandingkan satelit pertama, namun kurang dari satelit Soraya terbaru.
Apa itu roket pembawa Qaem-100?
Qaem-100 adalah roket pembawa terbaru IRGC, berdasarkan Qased yang lebih tua, sebuah roket yang telah terbukti berhasil meluncurkan satelit ke luar angkasa setidaknya tiga kali di masa lalu.
Seperti Qased, Qaem-100 juga merupakan roket berbahan bakar padat tiga tahap, tetapi dengan apogee (ketinggian maks) 750 km, ia melampaui apogee Qased yang berjarak sekitar 500 km dan memiliki kapasitas muatan dua kali lipat.
IRGC mengumumkan keberhasilan pengujian mesin Qaem-100 dua tahun lalu, menjelaskan bahwa mesin tersebut memiliki daya dorong 68.000 kg, lebih tinggi dari model lama yang berbobot 30.000 kg.
Antara November 2022 dan Maret 2023, dua uji peluncuran dilakukan, masing-masing suborbital dan orbital dengan satelit Nahid.
Qaem-100 adalah langkah pertama IRGC dalam pengembangan seri roket pembawa Qaem, yang mencakup model Qaem-105, Qaem-110 dan Qaem-120 yang lebih canggih.
Model paling canggih dari seri tersebut akan digunakan oleh Iran untuk meluncurkan satelit ke orbit geostasioner pada jarak 36.000 km.
Peluncuran satelit Iran itu seiring tensi ketegangan yang kian meningkat di Timur Tengah terkait gempuran Israel terhadap Hamas di Jalur Gaza , dan hanya beberapa hari setelah Iran dan Pakistan terlibat dalam saling balas serangan udara di negara masing-masing.
PersTV melaporkan, divisi kedirgantaraan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) berhasil mengirim satelit buatan sendiri Soraya ke orbit 750 km di atas permukaan bumi, mencetak rekor baru.
Peluncuran roket pembawa tiga tahap Qaem-100 berlangsung selama 11 menit dan dilakukan dari Situs Shahrud, sebuah pangkalan roket di provinsi Semnan, Iran tengah.
Menteri Komunikasi dan Teknologi Informasi (TIK) Iran Issa Zarepour mengatakan satelit Soraya membawa muatan seberat 50 kilogram sehingga masuk dalam kategori satelit ringan.
“Dengan rahmat Tuhan, peluncuran luar angkasa ke-10 telah terlaksana dan rekor baru tercapai pada puncak peluncuran,” komentar Zarepour di platform sosial X, yang sebelumnya bernama Twitter.
Pada hari Ahad, sehari setelah peluncuran, menteri tersebut melaporkan bahwa satelit Soraya menunjukkan keberhasilan dalam mengirimkan data telemetri secara efektif ke Bumi, menandai pencapaian penting dalam misi luar angkasanya.
Lalu, apa itu satelit Soraya?
Menurut Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi Iran, Soraya adalah satelit penelitian dan dikembangkan oleh Pusat Penelitian Luar Angkasa Iran (ISRC).
“Dengan peluncuran satelit penelitian Soraya, banyak subsistem yang dikembangkan oleh ISRC juga ditempatkan dalam kondisi pengujian orbital dan jalan bagi perkembangan pesat industri luar angkasa dalam negeri Iran menjadi lebih lancar,” kata ISRC.
Kementerian TIK juga menerbitkan foto-foto yang menunjukkan Soraya berbentuk kubik, seperti semua satelit Iran sebelumnya, dengan panel tenaga surya dan antena. Keakuratan posisi GPS satelit yang dilaporkan adalah 20 meter.
Dalam 16 tahun terakhir, Iran telah melakukan 9 peluncuran satelit yang berhasil dilakukan oleh kendaraan peluncur dalam negeri.
Sebagai seri terbaru, Soraya juga merupakan satelit keempat yang diluncurkan oleh divisi kedirgantaraan IRGC, sekaligus satelit sipil pertama mereka.
Pada bulan Agustus 2008 dan Februari 2009, peluncuran pertama satelit tiruan dan satelit operasional (Omid) yang berhasil dilakukan, menjadikan Iran anggota kelompok elit sembilan negara yang secara mandiri meluncurkan objek ke luar angkasa.
Dalam 6 tahun berikutnya, tiga peluncuran lagi dilakukan dengan roket pembawa berbahan bakar cair Safir-1 dari Pusat Luar Angkasa Imam Khomeini di provinsi Semnan, mengirimkan Rasad-1, Navid dan Fajr ke LEO.
Semua satelit ini dikirim ke orbit yang jauh lebih rendah dibandingkan Soraya dan misinya hanya berlangsung beberapa minggu, sedangkan umur Soraya diperkirakan tiga tahun.
Sejak tahun 2020, bersamaan dengan Badan Antariksa sipil Iran (ISA), IRGC telah mengembangkan program luar angkasanya sendiri dengan roket pembawa berbahan bakar padat dan Situs Roket Shahrud sebagai basisnya.
Pada bulan April 2020, Maret 2022 dan Oktober 2023, satelit militer IRGC Nour-1, Nour-2 dan Nour-3 masing-masing dikirim ke luar angkasa dengan roket pembawa Qased.
Masa operasionalnya diperkirakan dua tahun, jauh lebih lama dibandingkan satelit pertama, namun kurang dari satelit Soraya terbaru.
Apa itu roket pembawa Qaem-100?
Qaem-100 adalah roket pembawa terbaru IRGC, berdasarkan Qased yang lebih tua, sebuah roket yang telah terbukti berhasil meluncurkan satelit ke luar angkasa setidaknya tiga kali di masa lalu.
Seperti Qased, Qaem-100 juga merupakan roket berbahan bakar padat tiga tahap, tetapi dengan apogee (ketinggian maks) 750 km, ia melampaui apogee Qased yang berjarak sekitar 500 km dan memiliki kapasitas muatan dua kali lipat.
IRGC mengumumkan keberhasilan pengujian mesin Qaem-100 dua tahun lalu, menjelaskan bahwa mesin tersebut memiliki daya dorong 68.000 kg, lebih tinggi dari model lama yang berbobot 30.000 kg.
Antara November 2022 dan Maret 2023, dua uji peluncuran dilakukan, masing-masing suborbital dan orbital dengan satelit Nahid.
Qaem-100 adalah langkah pertama IRGC dalam pengembangan seri roket pembawa Qaem, yang mencakup model Qaem-105, Qaem-110 dan Qaem-120 yang lebih canggih.
Model paling canggih dari seri tersebut akan digunakan oleh Iran untuk meluncurkan satelit ke orbit geostasioner pada jarak 36.000 km.
(mhy)