Sidratul Muntaha: Begini Gambarannya Menurut Ibnu Katsir

Rabu, 31 Januari 2024 - 21:02 WIB
Ibnu Abbas ra mengatakan bahwa pandangan mata Nabi SAW tidak ditolehkan ke arah kanan dan tidak pula ke arah kiri. Ilustrasi: Ist
Firman Allah SWT:

إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَى


(Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. ( QS An-Najm : 16)

Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan Sidratul Muntaha itu diliputi oleh para malaikat seperti halnya burung-burung gagak (yang menghinggapi sebuah pohon), dan Sidratul Muntaha diliputi oleh nur Tuhan Yang Maha Agung, diliputi pula oleh beraneka warna yang hakikatnya tidak aku ketahui.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Mas'ud yang mengatakan bahwa ketika Rasulullah SAW menjalani Isra, sampailah beliau di Sidratul Muntaha yang ada di langit yang ketujuh. Dari situlah berhenti semua yang naik dari bumi, lalu diambil darinya; dan darinya pula berhenti segala sesuatu yang turun dari atasnya, lalu diambil darinya. (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya.





Bahwa yang meliputinya itu adalah kupu-kupu emas. Dan Rasulullah SAW diberi tiga perkara, yaitu salat lima waktu, ayat-ayat yang terakhir dari surat Al-Baqara h, dan diberi ampunan bagi orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu pun dari kalangan umatnya, yang semuanya itu merupakan hal-hal yang pasti.

Imam Muslim meriwayatkan hadis ini secara munfarid (tunggal). Abu Ja’far Ar-Razi telah meriwayatkan dari Abu Hurairah atau lainnya —Abu Ja'far ragu—yang telah menceritakan bahwa ketika Rasulullah SAW menjalani Isra, sampailah beliau di Sidratul Muntaha. Lalu dikatakan kepadanya: "Inilah Sidrah." Dan tiba-tiba Sidrah diliputi oleh cahaya Tuhan Yang Maha Pencipta, lalu diliputi pula oleh para malaikat yang pemandangannya seperti burung-burung gagak yang menghinggapi sebuah pohon. Maka Allah SWT berbicara kepadanya di tempat itu. Untuk itu Allah SWT berfirman, "Mintalah!"

Ibnu Abu Najih telah meriwayatkan dari Mujahid terkait surat An-Najm: 16 ini bahwa dahan-dahan Sidrah terdiri dari mutiara, yaqut, dan zabarjad. Maka Muhammad SAW melihatnya dan melihat Tuhannya dengan mata hatinya.

Ibnu Zaid mengatakan bahwa pernah ditanyakan, "Wahai Rasulullah, sesuatu apakah yang engkau lihat menutupi Sidrah itu?"



Nabi SAW menjawab: "Aku melihat kupu-kupu emas menutupi Sidratil Muntaha, dan aku melihat pada tiap-tiap daunnya terdapat malaikat yang berdiri seraya bertasbih menyucikan Allah SWT."

Firman Allah SWT:

مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَى


Penglihatan (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. (QS An-Najm: 17)

Ibnu Abbas ra mengatakan bahwa pandangan mata Nabi SAW tidak ditolehkan ke arah kanan dan tidak pula ke arah kiri.

وَمَا طَغَى


dan tidak (pula) melampauinya (An-Najm: 17). Yakni melampaui dari apa yang diperintahkan kepadanya. Ini merupakan sifat yang agung yang menggambarkan keteguhan hati dan ketaatan, karena sesungguhnya Nabi SAW tidak berbuat melainkan berdasarkan apa yang diperintahkan kepadanya, tidak pula pernah meminta lebih dari apa yang diberikan kepadanya.

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Anas radhiyallahu 'anhu, dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terbiasa membaca doa: YA MUQALLIBAL QULUUB TSABBIT QALBII 'ALAA DIINIKA (Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku berada di atas agamamu). Kemudian aku pun bertanya, Wahai Rasulullah, kami beriman kepadamu dan kepada apa yang anda bawa. Lalu apakah anda masih khawatir kepada kami? Beliau menjawab: Ya, karena sesungguhnya hati manusia berada di antara dua genggaman tangan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang Dia bolak-balikkan menurut yang dikehendaki-Nya.

(HR. Tirmidzi No. 2066)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More