Menentukan Awal 1 Ramadan Berlandaskan Dalil Hadis
Kamis, 07 Maret 2024 - 13:28 WIB
7. Al-'Ilm al-Manshur fi Itsbat al-Syuhur
قَالَ سَنَدُ الْمَالِكِيَّةِ لَوْ كَانَ اْلإِمَامُ يَرَى الْحِسَابَ فِي الْهِلاَلِ فَأَثْبَتَ بِهِ لَمْ يُتْبَعْ لإِجْمَاعِ السَّلَفِ عَلَى خِلاَفِهِ
Artinya: "Para tokoh Mazhab Malikiyah berpendapat: "Bila seorang penguasa mengetahui hisab tentang (masuknya) suatu bulan, lalu ia menetapkan bulan tersebut dengan Hisab, maka ia tidak boleh diikuti, karena ijma' ulama salaf bertentangan dengannya."
Bagaimana Jika Malam ke-30 Sya'ban Tidak Terlihat Hilal?
Apabila pada malam ke-30 Sya'ban belum juga terlihat hilal karena terhalangi oleh awan atau mendung maka bulan Sya'ban disempurnakan menjadi 30 hari.Melansir dari Kemenag Jawa Barat dijelaskan, salah seorang ulama Syafi'i, Al-Mawardi rahimahullah mengatakan, "Allah Ta'ala memerintahkan kita untuk berpuasa ketika diketahui telah masuk awal bulan. Untuk mengetahuinya adalah dengan salah satu dari dua perkara. Boleh jadi dengan Ru'yah Hilal untuk menunjukkan masuknya awal Ramadan. Atau boleh jadi pula dengan menggenapkan bulan Sya’ban menjadi 30 hari.
Karena Allah menetapkan bulan tidak pernah lebih dari 30 hari dan tidak pernah kurang dari 29 hari. Jika terjadi keragu-raguan pada hari ke-29, maka berpeganglah dengan yang yakin yaitu hari ke-30 dan buang jauh-jauh keraguan yang ada."
Demikian cara menentukan awal Ramadan yang lazim digunakan mayoritas umat muslim di Indonesia. Perlu diketahui, pengalaman tahun-tahun sebelumnya, metode Rukyatul Hilal bil Fi'ly dan metode perhitungan Hisab pernah beberapa kali terjadi perbedaan menentukan awal Ramadan dan idul Fithri.
Apabila terjadi perbedaan dalam menentukan awal Ramadan, hendaknya umat muslim di Indonesia saling menghargai dan menghormati. Semoga tahun ini tidak ada perbedaan dalam menentukan awal puasa Ramadan. Aamiin!
Wallahu A'lam
(wid)