Allah Berselawat kepada Orang-orang yang Sahur
Rabu, 20 Maret 2024 - 03:01 WIB
Sahur merupakan satu ibadah yang sangat dianjurkan dalam bulan Ramadan , bahkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa saalm memerintahkan umat Islam untuk bersahur karena di dalamnya ada keberkahan.
Dalam buku 'Fiqih Shiyam, Puasa Menurut Alquran dan As-Sunnah', Yusuf al-Qaradhawi menjelaskan, sahur ialah memakan sesuatu pada waktu malam sebelum Subuh, yakni setelah tengah malam sampai fajar.
Begitu pentingnya bersahur, Rasul SAW pernah menekankan kepada orang-orang yang hendak berpuasa agar melakukan sahur meskipun hanya dengan seteguk air atau sebutir kurma.
“Sahur, makannya adalah berkah. Maka, janganlah kalian tinggalkan, walaupun hanya dengan seteguk air. Sesungguhnya, Allah dan Malaikat-Nya ber-selawat kepada orang-orang yang sahur.” (HR Ahmad)
Maknanya: “Janganlah kalian meninggalkannya, sehingga walaupun tidak memungkinkan seorang dari kalian kecuali hanya meminum sedikit air (saja) dengan tujuan sahur, maka minumlah dengannya.”
Dua Imam, yaitu Imam Ibnu Hibban dan Imam ath-Thabrani meriwayatkan dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya berselawat kepada orang-orang yang makan sahur."
Imam Ibnu Hibban memberikan bab untuk hadis ini dengan judul: “Ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Permohonan Ampun Para Malaikat Bagi Orang-Orang yang Makan Sahur.”
Dalam hadis ini ada sebuah pelajaran yang sangat jelas, yaitu bahwa Rasulullah SAW sangat gigih membuat umatnya gembira dengan selawat Allah SWT kepada mereka dan permohonan ampun bagi mereka dari para Malaikat dengan sebab makan sahur.
Syaikh Ahmad ‘Abdurrahman al-Banna memberikan komentar bagi hadis ini dengan ungkapan: “Shalawat Allah kepada mereka adalah kasih sayang-Nya kepada mereka, sedangkan shalawat para Malaikat kepada mereka adalah permohonan ampun untuk mereka, maka siapa saja yang tidak sahur, ia terhalang dari rahmat Allah Azza wa Jalla dan dari permohonan ampun para Malaikat untuk mereka pada waktu tersebut.”
Ya Allah, janganlah engkau menjadikan kami orang-orang yang terhalang dari kasih sayang-Mu dan orang-orang yang terhalang dari permohonan ampun para Malaikat untuk kami. Kabulkanlah wahai Rabb Yang Mahamendengarkan do’a.
Dan para ulama juga menyepakati bahwa berpuasa dengan makan sahur lebih utama dari berpuasa tanpa makan sahur.
Karena ia merupakan pembeda puasa seorang Muslim dengan puasa ahli kitab.
Rasulullah shallallaahu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Yang membedakan antara puasa kita dengan puasa ahli kitab adalah makan sahur.” (HR Muslim no 2545).
Selain itu, yang lebih penting lagi, bahwa pada makan sahur terdapat kebarakahan.
Dalam buku 'Fiqih Shiyam, Puasa Menurut Alquran dan As-Sunnah', Yusuf al-Qaradhawi menjelaskan, sahur ialah memakan sesuatu pada waktu malam sebelum Subuh, yakni setelah tengah malam sampai fajar.
Begitu pentingnya bersahur, Rasul SAW pernah menekankan kepada orang-orang yang hendak berpuasa agar melakukan sahur meskipun hanya dengan seteguk air atau sebutir kurma.
السَّحُوْرُ أَكْلُهُ بَرَمَةٌ فَلاَ تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جَرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِيْنَ
“Sahur, makannya adalah berkah. Maka, janganlah kalian tinggalkan, walaupun hanya dengan seteguk air. Sesungguhnya, Allah dan Malaikat-Nya ber-selawat kepada orang-orang yang sahur.” (HR Ahmad)
Maknanya: “Janganlah kalian meninggalkannya, sehingga walaupun tidak memungkinkan seorang dari kalian kecuali hanya meminum sedikit air (saja) dengan tujuan sahur, maka minumlah dengannya.”
Dua Imam, yaitu Imam Ibnu Hibban dan Imam ath-Thabrani meriwayatkan dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِيْنَ
"Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya berselawat kepada orang-orang yang makan sahur."
Imam Ibnu Hibban memberikan bab untuk hadis ini dengan judul: “Ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Permohonan Ampun Para Malaikat Bagi Orang-Orang yang Makan Sahur.”
Dalam hadis ini ada sebuah pelajaran yang sangat jelas, yaitu bahwa Rasulullah SAW sangat gigih membuat umatnya gembira dengan selawat Allah SWT kepada mereka dan permohonan ampun bagi mereka dari para Malaikat dengan sebab makan sahur.
Syaikh Ahmad ‘Abdurrahman al-Banna memberikan komentar bagi hadis ini dengan ungkapan: “Shalawat Allah kepada mereka adalah kasih sayang-Nya kepada mereka, sedangkan shalawat para Malaikat kepada mereka adalah permohonan ampun untuk mereka, maka siapa saja yang tidak sahur, ia terhalang dari rahmat Allah Azza wa Jalla dan dari permohonan ampun para Malaikat untuk mereka pada waktu tersebut.”
Ya Allah, janganlah engkau menjadikan kami orang-orang yang terhalang dari kasih sayang-Mu dan orang-orang yang terhalang dari permohonan ampun para Malaikat untuk kami. Kabulkanlah wahai Rabb Yang Mahamendengarkan do’a.
Makan Sahur Lebih Utama
Ijma’ ulama menetapkan bahwa orang yang hendak berpuasa disunnahkan makan sahur. Namun jika ternyata ia tidak sahur, maka tidak berdosa.Dan para ulama juga menyepakati bahwa berpuasa dengan makan sahur lebih utama dari berpuasa tanpa makan sahur.
Karena ia merupakan pembeda puasa seorang Muslim dengan puasa ahli kitab.
Rasulullah shallallaahu ‘alayhi wa sallam bersabda,
فصل ما بين صيامنا وصيام أهل الكتاب أكلة السحور
“Yang membedakan antara puasa kita dengan puasa ahli kitab adalah makan sahur.” (HR Muslim no 2545).
Selain itu, yang lebih penting lagi, bahwa pada makan sahur terdapat kebarakahan.