Lailatul Qadar: Para Malaikat Turun ke Bumi karena Berkah dan Rahmat
Jum'at, 29 Maret 2024 - 13:18 WIB
Lailatul Qadar merupakan malam yang paling utama. Malam ini dimuliakan oleh Allah daripada malam-malam lainnya. Maka, ia merupakan malam yang penuh keberkahan sebagaimana yang difirmankan Allah Jalla wa ‘Alaa:
“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi.” [ QS ad-Dukhaan/44 : 3]
Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya mengatakan, “Allah mensifati malam ini dengan keberkahan, karena Dia menurunkan kepada hamba-hamba-Nya berbagai berkah, kebaikan dan pahala pada malam yang mulia ini."
Dr Nashir bin ‘Abdirrahman bin Muhammad al-Juda’i dalam bukunya berjudul "At Tabaruk Anwaa’uhu wa Ahkaamuhu" yang dalam edisi Indonesia menjadi "Amalan Dan Waktu Yang Diberkahi" menjelaskan lailatul qadar yang penuh barakah ini mengandung berbagai keutamaan yang agung dan kebaikan-kebaikan yang banyak. Salah satu di antaranya adalah turunnya para malaikat pada malam yang mulia ini.
Allah Ta’ala berfirman dalam surat al-Qadr:
“Pada malam itu turun Malaikat-Malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Rabb-nya untuk mengatur segala urusan.” [QS al-Qadr/97: 4]
Mengomentari ayat ini, Ibnu Katsir rahimahullah dalam kitab tafsirnya menyatakan, “Banyak Malaikat yang turun pada malam ini, karena banyaknya barakah Lailatul Qadr ini. Para Malaikat turun bersamaan dengan turunnya barakah dan rahmat, sebagaimana halnya ketika mereka hadir di waktu-waktu seperti ketika al-Quran dibacakan, mereka mengelilingi majelis-majelis zikir, dan bahkan pada waktu yang lain mereka meletakkan sayap-sayap mereka kepada penuntut ilmu sebagai sikap penghormatan mereka terhadap sang penuntut ilmu tersebut.
Menurut jumhur ahli tafsir maksud kataوَالرُّوحُ “war-ruuh” adalah Jibril Alaihissallam . Artinya para Malaikat turun bersama Jibril. Dan Jibril dikhususkan penyebutannya sebagai penghormatan dan pemuliaan terhadap dirinya. [Lihat Fat-hul Qadiir, karya Imam asy-Syaukani]
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ
“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi.” [ QS ad-Dukhaan/44 : 3]
Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya mengatakan, “Allah mensifati malam ini dengan keberkahan, karena Dia menurunkan kepada hamba-hamba-Nya berbagai berkah, kebaikan dan pahala pada malam yang mulia ini."
Dr Nashir bin ‘Abdirrahman bin Muhammad al-Juda’i dalam bukunya berjudul "At Tabaruk Anwaa’uhu wa Ahkaamuhu" yang dalam edisi Indonesia menjadi "Amalan Dan Waktu Yang Diberkahi" menjelaskan lailatul qadar yang penuh barakah ini mengandung berbagai keutamaan yang agung dan kebaikan-kebaikan yang banyak. Salah satu di antaranya adalah turunnya para malaikat pada malam yang mulia ini.
Allah Ta’ala berfirman dalam surat al-Qadr:
تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ
“Pada malam itu turun Malaikat-Malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Rabb-nya untuk mengatur segala urusan.” [QS al-Qadr/97: 4]
Mengomentari ayat ini, Ibnu Katsir rahimahullah dalam kitab tafsirnya menyatakan, “Banyak Malaikat yang turun pada malam ini, karena banyaknya barakah Lailatul Qadr ini. Para Malaikat turun bersamaan dengan turunnya barakah dan rahmat, sebagaimana halnya ketika mereka hadir di waktu-waktu seperti ketika al-Quran dibacakan, mereka mengelilingi majelis-majelis zikir, dan bahkan pada waktu yang lain mereka meletakkan sayap-sayap mereka kepada penuntut ilmu sebagai sikap penghormatan mereka terhadap sang penuntut ilmu tersebut.
Menurut jumhur ahli tafsir maksud kataوَالرُّوحُ “war-ruuh” adalah Jibril Alaihissallam . Artinya para Malaikat turun bersama Jibril. Dan Jibril dikhususkan penyebutannya sebagai penghormatan dan pemuliaan terhadap dirinya. [Lihat Fat-hul Qadiir, karya Imam asy-Syaukani]
(mhy)