Keistimewaan Bulan Dzulqa'dah, Rasulullah SAW Hanya Melakukan Umrah di Bulan Ini
Kamis, 09 Mei 2024 - 05:15 WIB
Dalam kalender hijriyah , tanggal 10 Mei 2024 sudah memasuki bulan Dzulqa'dah atau bulan ke-11 dalam kalender Islam.Bulan Dzulqa'dah merupakan permulaan dari empat bulan haram yang dimuliakan Allah yaitu, Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab.
Dinamakan Dzulqa'dah karena orang-orang Arab pada bulan ini duduk (istirahat) tidak melakukan perjalanan, tidak berperang di dalamnya dan tidak mengumpulkan makanan (dalam Al-Washit).
Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
Artinya: "Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah 12 bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu...." (QS At-Taubah Ayat 36)
Salah satu hikmah diberlakukannya bulan-bulan haram ini, terutama bulan Dzulqa'dah, Dzulhijah, dan Muharam adalah agar pelaksanaan haji di Mekkah bisa berlangsung dengan damai. Rentang waktu antara Dzulqa'dah dan Muharam sudah cukup untuk mengamankan pelaksanaan ibadah haji.
Keempat bulan itu wajib dihormati dan pada waktu itu tidak boleh melakukan peperangan. Ketetapan ini berlaku dalam syariat Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sampai kepada syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
Artinya: "Bahwa Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam melakukan umrah 4 kali, semuanya di bulan Dzulqa'dah, kecuali umrah yang mengiringi haji beliau. (yaitu) Umrah dari Hudaibiyah atau di tahun perjanjian Hudaibiyah di bulan Dzulqa'dah, Umrah di tahun berikutnya di bulan Dzulqa'dah, Umrah dari Ji'ranah, dimana beliau membagi ghanimah Hunain di bulan Dzulqaidah, dan umrah ketika beliau haji." (HR Al-Bukhari 1780 dan Muslim 1253)
Artinya: "Dan Kami telah menjanjikan kepada Musa untuk memberikan kepadanya Kitab Taurat setelah berlalu tiga puluh malam (bulan Dzulqa'dah), dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh malam lagi (sepuluh malam pertama bulan Dzulhijjah), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya menjadi empat puluh malam. Dan Musa berkata kepada saudaranya, yaitu Harun, 'Gantikanlah aku dalam memimpin kaumku, dan perbaikilah dirimu dan kaummu, dan janganlah engkau mengikuti jalan orang-orang yang berbuat kerusakan." (QS Al-A'raf ayat 142)
Wallahu A'lam
Dinamakan Dzulqa'dah karena orang-orang Arab pada bulan ini duduk (istirahat) tidak melakukan perjalanan, tidak berperang di dalamnya dan tidak mengumpulkan makanan (dalam Al-Washit).
Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوۡرِ عِنۡدَ اللّٰهِ اثۡنَا عَشَرَ شَهۡرًا فِىۡ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوۡمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ مِنۡهَاۤ اَرۡبَعَةٌ حُرُمٌ ؕ ذٰ لِكَ الدِّيۡنُ الۡقَيِّمُ ۙ فَلَا تَظۡلِمُوۡا فِيۡهِنَّ اَنۡفُسَكُمۡ ؕ َ
Artinya: "Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah 12 bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu...." (QS At-Taubah Ayat 36)
Salah satu hikmah diberlakukannya bulan-bulan haram ini, terutama bulan Dzulqa'dah, Dzulhijah, dan Muharam adalah agar pelaksanaan haji di Mekkah bisa berlangsung dengan damai. Rentang waktu antara Dzulqa'dah dan Muharam sudah cukup untuk mengamankan pelaksanaan ibadah haji.
Di antara keistimewaan bulan Dzulqa'dah ini, antara lain :
1. Bulan yang Dimuliakan Allah
At-Thabari menyebutkan dalam tafsirnya bahwa Dzulqa'dah adalah salah satu bulan haram. Yaitu bulan yang dijadikan Allah sebagai bulan suci lagi diagungkan kehormatannya. Di mana di dalamnya amalan-amalan yang baik akan dilipatgandakan pahalanya, sedangkan amalan-amalan buruk akan dilipatgandakan dosanya. Allah memerintahkan manusia untuk tidak menzalimi diri sendiri, baik melakukan peperangan maupun perbuatan dosa dalam bulan yang empat itu, karena dosanya akan dilipatgandakan.Keempat bulan itu wajib dihormati dan pada waktu itu tidak boleh melakukan peperangan. Ketetapan ini berlaku dalam syariat Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sampai kepada syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
2. Bulan Rasulullah SAW Melaksanakan Umrah
Rasulullah SAW tidak pernah melaksanakan ibadah Umrah kecuali pada bulan Dzulqa'dah. Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu:أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اعْتَمَرَ أَرْبَعَ عُمَرٍ كُلُّهُنَّ فِي ذِي الْقَعْدَةِ إِلَّا الَّتِي مَعَ حَجَّتِهِ: عُمْرَةً مِنَ الْحُدَيْبِيَةِ، أَوْ زَمَنَ الْحُدَيْبِيَةِ فِي ذِي الْقَعْدَةِ، وَعُمْرَةً مِنَ الْعَامِ الْمُقْبِلِ فِي ذِي الْقَعْدَةِ، وَعُمْرَةً مِنْ جِعْرَانَةَ حَيْثُ قَسَمَ غَنَائِمَ حُنَيْنٍ فِي ذِي الْقَعْدَةِ، وَعُمْرَةً مَعَ حَجَّتِهِ
Artinya: "Bahwa Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam melakukan umrah 4 kali, semuanya di bulan Dzulqa'dah, kecuali umrah yang mengiringi haji beliau. (yaitu) Umrah dari Hudaibiyah atau di tahun perjanjian Hudaibiyah di bulan Dzulqa'dah, Umrah di tahun berikutnya di bulan Dzulqa'dah, Umrah dari Ji'ranah, dimana beliau membagi ghanimah Hunain di bulan Dzulqaidah, dan umrah ketika beliau haji." (HR Al-Bukhari 1780 dan Muslim 1253)
3. Bulan Munajat Nabi Musa Sebelum Menerima Kitab Taurat
Dzulqa'dah termasuk bulan istimewa bagi Nabi Musa 'alaihissalam sebelum menerima Kitab Taurat. Allah menjanjikan kepada Nabi Musa untuk bermunajat setelah berlalu waktu 30 malam. Dan untuk melengkapi ibadahnya, Allah sempurnakan jumlah malam itu dengan 10 malam di bulan Dzulhijjah, maka sempurnalah waktu yang ditentukan Alah selaman 40 malam.وَوَاعَدْنَا مُوسَى ثَلَاثِينَ لَيْلَةً وَأَتْمَمْنَاهَا بِعَشْرٍ فَتَمَّ مِيقَاتُ رَبِّهِ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً، وَقَالَ مُوسَى لِأَخِيهِ هَارُونَ اخْلُفْنِي فِي قَوْمِي وَأَصْلِحْ وَلَا تَتَّبِعْ سَبِيلَ الْمُفْسِدِينَ
Artinya: "Dan Kami telah menjanjikan kepada Musa untuk memberikan kepadanya Kitab Taurat setelah berlalu tiga puluh malam (bulan Dzulqa'dah), dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh malam lagi (sepuluh malam pertama bulan Dzulhijjah), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya menjadi empat puluh malam. Dan Musa berkata kepada saudaranya, yaitu Harun, 'Gantikanlah aku dalam memimpin kaumku, dan perbaikilah dirimu dan kaummu, dan janganlah engkau mengikuti jalan orang-orang yang berbuat kerusakan." (QS Al-A'raf ayat 142)
Wallahu A'lam
(wid)