Saat Jemaah Haji Mabit di Muzdalifah dan Amalan di Hari Iduladha

Sabtu, 18 Mei 2024 - 14:22 WIB
Jika telah terbenam matahari di hari Arafah maka hendaknya bertolak ke Muzdalifah dengan tenang. Ilustrasi: AN
Syaikh Shaleh bin Fauzan bin Abdullah Al Fauzan dalam kitab "Mukhtasar fi Fiqh al-Haji" menjelaskan jika telah terbenam matahari di hari Arafah maka hendaknya bertolak ke Muzdalifah dengan tenang. Allah berfirman:

قال الله تعالى: { ثُمَّ أَفِيضُواْ مِنْ حَيْثُ أَفَاضَ النَّاسُ وَاسْتَغْفِرُواْ اللّهَ إِنَّ اللّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ} [ الببقرة: 199]


Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak (‘Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah. sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [ QS al Baqarah/2 : 199]

Jika telah sampai Muzdalifah maka salat Magrib dan Isya’ dengan mengqashar rekaat isya’ dengan satu azan dan dua iqamat.

Lalu mabit di Muzdalifah sampai waktu subuh. Mabit di Muzdalifah adalah salah satu diantara kewajiban haji. Jika telah terbit fajar maka salat subuh di awal waktu lalu bertolak ke Mina sebelum matahari terbit. Bagi wanita dan orang-orang yang memiliki uzur boleh meninggalkan mabit di Muzdalifah.



Diperbolehkan mengambil kerikil untuk melempar jumrah saat perjalanan menuju mina, boleh juga mengambil saat di Mudzalifah atau di Mina. Jika sampai Mina maka langsung menuju Jumrah Aqabah (jumrah terakhir, yang dekat dengan Makkah) dan melempar 7 kerikil.

Setelah melempar jumrah Aqabah maka yang paling afdhol adalah menyembelih hadyu, hal tersebut jika wajib baginya hadyu Tamattuk atau Qiran (bagi yang Ifraad tidak wajib menyembelih hadyu). Setelah itu mencukur atau memendekkan rambut, dan mencukur afdhol. Adapun bagi wanita cukup memendekkan saja.

Lalu menuju Makkah dan mengerjakan thawaf Ifadhah. Lalu sa’i jika ia Tamattuk atau jika ia belum sa’i bagi yang Qiran maupun Ifraad. Menertibkan hal yang empat ini: Melempar jumrah Aqabah-menyembelih hadyu-bercukur/memendekkan rambut-thawaf dan sa’i adalah sunnah, karena hal itu yang dikerjakan Rasulullah SAW.

Namun jika tidak urut tidak mengapa karena Rasulullah bersabda, Kerjakan dan tidak ada masalah.

Tahalul awal: Telah melakukan dua di antara amalan yang tiga (melempar jumrah, bercukur/memendekkan rambut, dan thawaf ifadhah).

Tahalul Tsani (tahalul sempurna): jika telah melakukan tiga amalan tersebut. Jika telah bertahalul awal maka sudah halal apa yang menjadi larangan ihram kecuali hubungan suami istri. Jika telah tahalul tsani maka sempurna tahalul, dan telah halal semua larangan ihram.

(mhy)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
اِنَّ الَّذِيۡنَ اتَّقَوۡا اِذَا مَسَّهُمۡ طٰۤٮِٕفٌ مِّنَ الشَّيۡطٰنِ تَذَكَّرُوۡا فَاِذَا هُمۡ مُّبۡصِرُوۡنَ‌ۚ
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa apabila mereka dibayang-bayangi pikiran jahat (berbuat dosa) dari setan, mereka pun segera ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat (kesalahan-kesalahannya).

(QS. Al-A'raf Ayat 201)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More