Zikir Adalah Tujuan dari Haji, Begini Penjelasannya
Senin, 20 Mei 2024 - 05:15 WIB
Allah SWT telah mensyariatkan ibadah haji atas hamba-hambaNya untuk mengingatNya. Zikir adalah tujuan dari haji juga tujuan dari semua ketaatan. Ibadah tidak disyariatkan kecuali karena-Nya.
"Tidaklah seseorang mendekatkan diri kepada Allah kecuali dengan mengingat-Nya, dan ibadah haji seluruhnya adalah mengingat Allah," tulis Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr dalam tulisannya berjudul "Alhaju Waldhikr".
Allah Ta’ala berfirman:
Artinya: “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.”[ QS Al-Hajj : 27-28]
Allah Ta’ala juga berfirman:
Baca juga: Zikir Laa Ilaa ha Illallah, Bacaan Zikir Paling Utama
Artinya: “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari ‘Arafat, berzikirlah kepada Allah di Masy’arilharam.
Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat.
Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak (‘Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berzikirlah lebih banyak dari itu.
Maka di antara manusia ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan Kami, berilah Kami (kebaikan) di dunia”, dan Tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat.
Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: “Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka. Mereka Itulah orang-orang yang mendapat bahagian daripada yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya. Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang.
Barangsiapa yang ingin cepat berangkat (dari Mina) sesudah dua hari, Maka tiada dosa baginya. dan barangsiapa yang ingin menangguhkan (keberangkatannya dari dua hari itu), Maka tidak ada dosa pula baginya, bagi orang yang bertakwa. dan bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah, bahwa kamu akan dikumpulkan kepada-Nya.”[ QS Al Baqarah/2 : 198-203]
Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr mengingatkan renungkanlah wasiat dan perintah yang agung dan mulia ini dengan senantiasa mengingat Allah azza wa jalla dalam semua ibadah haji seperti wukuf di Arafah yang diperintahkan untuk berzikir, di masy’aril haram juga diperintahkan untuk berzikir, ketika menyembelih kurban, dan pada hari tasyriq pun juga diperintahkan untuk berzikir.
Zikir adalah tujuan dari amalan-amalan tersebut, bahkan amalan tersebut tidak disyariatkan kecuali untuk mengingat Allah.
Diriwayatkan dari Abu Dawud dan selainnya dari Nabi SAW bahwasanya beliau bersabda:
“Sesungguhnya thawaf di Kakbah, sa’i antara shafa dan marwah juga melempar jumroh diadakan untuk mengingat Allah Azza wa jalla.[Sunan Abu Daud dan Tirmidzi]
Hadis tersebut menunjukkan atas tingginya kedudukan zikir dan kemuliaannya, dan bahwa zikir adalah tujuan dari semua ibadah dan intinya.
"Tidaklah seseorang mendekatkan diri kepada Allah kecuali dengan mengingat-Nya, dan ibadah haji seluruhnya adalah mengingat Allah," tulis Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr dalam tulisannya berjudul "Alhaju Waldhikr".
Allah Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى : وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَى كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ(27)لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِيرَ (الحج :28-27)
Artinya: “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.”[ QS Al-Hajj : 27-28]
Allah Ta’ala juga berfirman:
قال الله تعالى : لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَبْتَغُوا فَضْلًا مِنْ رَبِّكُمْ فَإِذَا أَفَضْتُمْ مِنْ عَرَفَاتٍ فَاذْكُرُوا اللَّهَ عِنْدَ الْمَشْعَرِ الْحَرَامِ وَاذْكُرُوهُ كَمَا هَدَاكُمْ وَإِنْ كُنْتُمْ مِنْ قَبْلِهِ لَمِنَ الضَّالِّينَ(198)ثُمَّ أَفِيضُوا مِنْ حَيْثُ أَفَاضَ النَّاسُ وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ(199)فَإِذَا قَضَيْتُمْ مَنَاسِكَكُمْ فَاذْكُرُوا اللَّهَ كَذِكْرِكُمْ آبَاءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًا فَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ(200)وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ(201)أُولَئِكَ لَهُمْ نَصِيبٌ مِمَّا كَسَبُوا وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ(202)وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ فَمَنْ تَعَجَّلَ فِي يَوْمَيْنِ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ وَمَنْ تَأَخَّرَ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ لِمَنِ اتَّقَى وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّكُمْ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ(203) (البقرة :203-198)
Baca juga: Zikir Laa Ilaa ha Illallah, Bacaan Zikir Paling Utama
Artinya: “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari ‘Arafat, berzikirlah kepada Allah di Masy’arilharam.
Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat.
Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak (‘Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berzikirlah lebih banyak dari itu.
Maka di antara manusia ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan Kami, berilah Kami (kebaikan) di dunia”, dan Tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat.
Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: “Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka. Mereka Itulah orang-orang yang mendapat bahagian daripada yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya. Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang.
Barangsiapa yang ingin cepat berangkat (dari Mina) sesudah dua hari, Maka tiada dosa baginya. dan barangsiapa yang ingin menangguhkan (keberangkatannya dari dua hari itu), Maka tidak ada dosa pula baginya, bagi orang yang bertakwa. dan bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah, bahwa kamu akan dikumpulkan kepada-Nya.”[ QS Al Baqarah/2 : 198-203]
Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr mengingatkan renungkanlah wasiat dan perintah yang agung dan mulia ini dengan senantiasa mengingat Allah azza wa jalla dalam semua ibadah haji seperti wukuf di Arafah yang diperintahkan untuk berzikir, di masy’aril haram juga diperintahkan untuk berzikir, ketika menyembelih kurban, dan pada hari tasyriq pun juga diperintahkan untuk berzikir.
Zikir adalah tujuan dari amalan-amalan tersebut, bahkan amalan tersebut tidak disyariatkan kecuali untuk mengingat Allah.
Diriwayatkan dari Abu Dawud dan selainnya dari Nabi SAW bahwasanya beliau bersabda:
إنَّما جُعل الطوافُ بالبيت، والسعيُ بين الصفا والمروة ورميُ الجمار لإقامة ذكر الله عزَّ وجلَّ
“Sesungguhnya thawaf di Kakbah, sa’i antara shafa dan marwah juga melempar jumroh diadakan untuk mengingat Allah Azza wa jalla.[Sunan Abu Daud dan Tirmidzi]
Hadis tersebut menunjukkan atas tingginya kedudukan zikir dan kemuliaannya, dan bahwa zikir adalah tujuan dari semua ibadah dan intinya.
(mhy)