Kisah Pertempuran Manzikert dan Lahirnya Kesultanan Turki Seljuk Rum: Byzantium Terdesak

Selasa, 23 Juli 2024 - 14:27 WIB
Pertempuran Manzikert antara pasukan Byzantium dengan Turki Seljuk. Foto/Ilustrasi: National Geographic
Terjadinya Perang Salib di Timur Tengah disebabkan oleh beberapa peristiwa. Peristiwa pertama adalah jatuhnya Yerusalem ke tangan Islam pada tahun 637. Penaklukan oleh Islam terjadi karena pada waktu itu kekuatan Islam tumbuh menjadi kekuatan baru di dunia dengan mengandalkan moral dan religiusitas.

Sementara itu kekuatan Byzantium di Syam mengalami kelemahan disebabkan adanya permusuhan dan pertempuran abadi dengan Kerajaan Persia.

Jati Pamungkas, S.Hum, M.A. dalam bukunya berjudul "Perang Salib Timur dan Barat, Misi Merebut Yerusalem dan Mengalahkan Pasukan Islam di Eropa" menyebut jika dapat dideskripsikan, jatuhnya Yerusalem adalah sebuah kepastian waktu, yaitu yang terkuatlah tampil sebagai pemenang.

"Alasan merebut Yerusalem kembali dari Islam sejak 637 merupakan alasan yang terlalu dipaksakan," tulisnya.

Byzantium mengalami keterpurukan dan Islam sedang membangun masa kejayaannya. Sangat wajar jika yang lemah dikalahkan oleh yang kuat pada waktu itu. Syam menjadi sasaran ekspansi Islam karena orang-orang Arab mempunyai data dan juga pengalaman mengenai daerah Syam karena perdagangan.



Di Yerusalem, orang-orang Arab mayoritas berprofesi sebagai peternak karena faktor geografis yang hanya memungkinkan untuk beternak. Selain beternak, orang-orang Arab terutama dari Hijaz berprofesi sebagai pedagang. Profesi tersebut hanya dimiliki oleh kaum bangsawan dan elit.

Pada musim panas, orang-orang Arab dari daerah Hijaz berdagang ke Syam. Kebesaran budaya Byzantium, kemegahan bangunan, kota yang ramai, dan peradaban yang tinggi membuat orang-orang Arab mengagungkan Syam. Terlebih Syam merupakan daerah subur yang mempunyai tanah yang berwarna coklat kehitaman. Kebiasaan

berdagang ke Syam tersebut menjadikan ekspansi ke Syam merupakan kewajiban, terlebih diiringi dengan dakwah Islamiah.

Pertempuran Manzikert

Peristiwa kedua, sekaligus menjadi alasan terkuat adalah terdesaknya Byzantium oleh Turki Seljuk di wilayah Anatolia. Pada masa itu Turki Seljuk mendominasi perpolitikan di Bagdad sehingga Khalifah Abbasiyah hanyalah sebuah simbol Islam saja.

Turki Seljuk bersaing dalam kekuatan militer dan politik dengan Kekhalifahan Fatimiyah. Pada waktu itu Kekhalifahan Fatimiyah tampil sebagai yang terkuat di Timur Tengah.

Turki Seljuk akhirnya meluaskan daerah kekuasaan mereka ke arah barat, yaitu Anatolia yang dikuasai oleh Byzantium selama berabad-abad.



Pada tahun 1071 terjadi Pertempuran Manzikert yang terjadi antara Turki Seljuk dengan Byzantium. Pertempuran tersebut dimenangkan oleh Turki Seljuk.

Patrick O’Brien dalam bukunya berjudul "Atlas of World History" menyebut pertempuran tersebut tidak hanya meluaskan wilayah Turki Seljuk, melainkan juga Byzantium harus menerima kenyataan pahit karena untuk pertama kalinya rajanya menjadi tawanan perang, yaitu Romanos IV.

Romanos IV yang menjadi tahanan perang merupakan sebuah kemenangan besar bagi Turki Seljuk yang dipimpin Sultan Alp Arslan. Turki Seljuk tidak hanya bertambah luas, namun juga kekuatan politik Turki Seljuk mulai dapat menyaingi Kekhalifahan Fatimiyah.

Konstantinopel harus terbuka untuk orang-orang Turki Seljuk terutama kaum pedagang. Konsekuensi Perang Manzikert sangat merugikan Byzantium. Ketika Romanos IV kembali ke Konstantinopel, ia menjadi musuh kerajaan dan ditawan sendiri oleh rakyatnya.

Menurut Guida M. Jackson dalam "Women Rulers Throughout the Ages: An Illustrated Guide", ia disiksa hingga kedua matanya menjadi buta. Tahun 1072, Romanos IV meninggal dengan cara yang tidak pantas, yaitu tetap menjadi tawanan oleh bangsanya sendiri.

Kesultanan Rum atau Turki
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Ada dua golongan penduduk neraka yang keduanya belum pernah aku lihat.  (1) Kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, yang dipergunakannya untuk memukul orang.  (2) Wanita-wanita berpakaian tetapi (seperti) bertelanjang (pakaiannya terlalu minim, tipis, ketat, atau sebagian auratnya terbuka), berjalan dengan berlenggok-lenggok, mudah dirayu atau suka merayu, rambut mereka (disasak) bagaikan punuk unta. Wanita-wanita tersebut tidak dapat masuk surga, bahkan tidak dapat mencium bau surga. Padahal bau surga itu dapat tercium dari jarak sekian dan sekian.

(HR. Muslim No. 3971)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More