Periodisasi Daulah Abbasiyah: Kisah sang Penumpah Darah
Rabu, 09 Oktober 2024 - 05:15 WIB
Daulah Abbasiyah berkuasa selama 508 tahun dan diperintah oleh 37 khalifah. Daulah ini telah mengalami pergeseran peran kekuasaan dari satu bangsa ke bangsa lainnya.
Syamruddin Nasution dalam bukunya berjudul "Sejarah Peradaban Islam" (Yayasan Pusaka Riau, 2013) mengatakan pemerintahan Daulah Abbasiyah mengalami dua masa, yaitu masa integrasi dan masa disintegrasi. "Secara garis besarnya terbagi kepada empat periode," kata Syamruddin.
Pertama, dikenal dengan periode integrasi. Ini ditandai dengan besarnya pengaruh Persia (750-847 M) sejak Khalifah pertama Abu Abbas al-Safah (750-754 M) sampai berakhirnya pemerintahan al-Watsiq (842847 M), yang dikenal sebagai masa kejayaan Daulah Abbasiyah.
Kedua, sampai keempat adalah periode disintegrasi yang ditandai dengan besarnya tekanan Turki (847-932 M) sejak khalifah al-Mutawakkil (847-861 M) sampai akhir pemerintahan al-Mustaqi (940-944 M) pada periode kedua, yang dikenal sebagai masa kemunduran Daulah Abbasiyah.
Ketiga, Bani Buawaihi (944-1075 M) sejak khalifah al-Mustaqfi (944-946 M) sampai khalifah al-Kasim (1031-1075 M) yang ditandai dengan adanya tekanan Bani Buwaihi tehadap pemerintahan Daulah Abbasiyah pada masa kemundurannya.
Keempat, Turki Bani Saljuk (1075-1258 M) sejak dari khalifah Al-Muktadi (1075-1084 M) sampai khalifah terakhir Khalifah al-Muktasim (1242-1258 M) yang ditandai dengan kuatnya kekuasaan Turki Saljuk dalam pemerintahan dan berakhir dengan serangan Mongol.
Abul Abbas Al-Saffah
Dengan berakhirnya pemerintahan Daulah Umayyah , maka Daulah Abbasiyah mewarisi pemerintahan besar dari bani Umayyah. Khalifah pertama Daulah Abbasiyah adalah Abul Abbas Al-Saffah (750-754 M/133-137 H).
Sebagai Khalifah pertama Daulah Abbasiyah, melakukan tindakan, pertama; mengundang pemuka-pemuka Daulah Umayyah untuk jamuan makan malam. Ketika jamuan itu sedang berlangsung, sejumlah lebih kurang 80 orang dari Bani Umayyah itu dibunuh oleh Abul Abbas.
Sejak itu dia terkenal sebagai al-Safah, yaitu Sang Penumpah Darah. Kedua, dia memerintahkan untuk melakukan pengejaran terhadap sisa-sisa orang Bani Umayyah dengan menyebar mata-mata. Namun seorang di antaranya yaitu Abdul Rahman, berhasil melarikan diri sampai ke Spanyol , dan kelak dia mendirikan Daulah Umayyah babak kedua di sana.
Ketiga, membongkar semua kuburan Khalifah Daulah Umayyah, kecuali kuburan Umar ibn Abd Aziz , kemudian membakarnya. Dua yang pertama dilakukan Khalifah al-Safah dalam rangka menghabisi semua akar tunjang pengaruh keluarga Bani Umayyah agar tidak mengganggu pemerintahan Daulah Abbasiyah di belakang hari, sedangkan satu yang terakhir karena dendamnya kepada para Khalifah Daulah Umayyah.
Dari 37 khalifah Daulah Abbasiyah yang memerintah dunia Islam selama 5 abad, ada tiga orang khalifah yang paling berjasa membangun Daulah Abbasiyah tersebut, yaitu Abu Ja’far al-Mansur (754-775 M), Harun al-Rasyid (786-809 M), dan al-Makmun (813-833).
Syamruddin Nasution dalam bukunya berjudul "Sejarah Peradaban Islam" (Yayasan Pusaka Riau, 2013) mengatakan pemerintahan Daulah Abbasiyah mengalami dua masa, yaitu masa integrasi dan masa disintegrasi. "Secara garis besarnya terbagi kepada empat periode," kata Syamruddin.
Pertama, dikenal dengan periode integrasi. Ini ditandai dengan besarnya pengaruh Persia (750-847 M) sejak Khalifah pertama Abu Abbas al-Safah (750-754 M) sampai berakhirnya pemerintahan al-Watsiq (842847 M), yang dikenal sebagai masa kejayaan Daulah Abbasiyah.
Kedua, sampai keempat adalah periode disintegrasi yang ditandai dengan besarnya tekanan Turki (847-932 M) sejak khalifah al-Mutawakkil (847-861 M) sampai akhir pemerintahan al-Mustaqi (940-944 M) pada periode kedua, yang dikenal sebagai masa kemunduran Daulah Abbasiyah.
Ketiga, Bani Buawaihi (944-1075 M) sejak khalifah al-Mustaqfi (944-946 M) sampai khalifah al-Kasim (1031-1075 M) yang ditandai dengan adanya tekanan Bani Buwaihi tehadap pemerintahan Daulah Abbasiyah pada masa kemundurannya.
Keempat, Turki Bani Saljuk (1075-1258 M) sejak dari khalifah Al-Muktadi (1075-1084 M) sampai khalifah terakhir Khalifah al-Muktasim (1242-1258 M) yang ditandai dengan kuatnya kekuasaan Turki Saljuk dalam pemerintahan dan berakhir dengan serangan Mongol.
Abul Abbas Al-Saffah
Dengan berakhirnya pemerintahan Daulah Umayyah , maka Daulah Abbasiyah mewarisi pemerintahan besar dari bani Umayyah. Khalifah pertama Daulah Abbasiyah adalah Abul Abbas Al-Saffah (750-754 M/133-137 H).
Sebagai Khalifah pertama Daulah Abbasiyah, melakukan tindakan, pertama; mengundang pemuka-pemuka Daulah Umayyah untuk jamuan makan malam. Ketika jamuan itu sedang berlangsung, sejumlah lebih kurang 80 orang dari Bani Umayyah itu dibunuh oleh Abul Abbas.
Sejak itu dia terkenal sebagai al-Safah, yaitu Sang Penumpah Darah. Kedua, dia memerintahkan untuk melakukan pengejaran terhadap sisa-sisa orang Bani Umayyah dengan menyebar mata-mata. Namun seorang di antaranya yaitu Abdul Rahman, berhasil melarikan diri sampai ke Spanyol , dan kelak dia mendirikan Daulah Umayyah babak kedua di sana.
Ketiga, membongkar semua kuburan Khalifah Daulah Umayyah, kecuali kuburan Umar ibn Abd Aziz , kemudian membakarnya. Dua yang pertama dilakukan Khalifah al-Safah dalam rangka menghabisi semua akar tunjang pengaruh keluarga Bani Umayyah agar tidak mengganggu pemerintahan Daulah Abbasiyah di belakang hari, sedangkan satu yang terakhir karena dendamnya kepada para Khalifah Daulah Umayyah.
Dari 37 khalifah Daulah Abbasiyah yang memerintah dunia Islam selama 5 abad, ada tiga orang khalifah yang paling berjasa membangun Daulah Abbasiyah tersebut, yaitu Abu Ja’far al-Mansur (754-775 M), Harun al-Rasyid (786-809 M), dan al-Makmun (813-833).
(mhy)