Salafi, Fokus Pemikiran Ahmad bin Hambal dan Metode Dakwah Wahabi

Kamis, 17 Oktober 2024 - 13:09 WIB
Muhammad bin Abdul Wahab. Foto: Ist
SECARAbahasa, menurutkamus Arab-Indonesia al-Munawwir, salaf artinya yang lewat, terdahulu, yang awal, yang telah disebutkan dan yang pertama.Jadi, generasi salaf yaitu generasi pertama umat Islam dari kalangan sahabat, tabi’in, dan tabi’it tabi’in dalam tiga masa yang mendapatkan kemuliaan dan keutamaan.

Muhammad Ali Chozin dalam tulisannya berjudul "Strategi Dakwah Salafi di Indonesia" yang dilansir Jurnal Dakwah UIN Sunan Kalijaga menuturkanmereka juga disebut Salafiyyah atau Salafiyyun. Salafiyyah adalah penyifatan dari kata salaf yang berarti mengikuti jejak, manhaj, dan jalan salaf. Sedangkan Salafiyyun yaitu bentuk jamak dari salafi, bermakna orang yang mengikuti salaf.



Adapun manhaj salaf yaitu sebutan yang digunakan bagi orang-orang yang mengikuti metode dan pola dakwah yang dilakukan di kalangan sahabat, tabi’in, dan tabi’it tabi’in.

"Di sinilah kalangan Salafi menganggap bahwa ajaran Islam harus mengikuti ajaran di masa Rasulullah, sahabat, tabi’in, dan tabi’it tabi’in," tulis Muhammad Ali Chozin.

John L. Esposito dalam bukunya yang diterjemahkanEva YN.,Femmy Syahrani, Jarot W., Poerwanto, Rofik S berjudul "Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern", (Bandung: Mizan, 2002) menyebutjika melihat tahun terakhir dari masa tabi’it tabi’in, maka Ahmad bin Hambal (780-855/164-241) diyakini sebagai orang terakhir dari generasi Salaf.

Konsep Fundamental

Istilah Salafiyah sering dipertukarkan dengan reformasi (ishlah) dan pembaruan (tajdid) yang merupakan konsep fundamental menurut Islam. Istilah Salafi, oleh Muhammad Abduh (1849-1905) dan Muhammad Rasyid Rida (1865-1935), diartikan dengan semangat pembaruan dan pemurnian.

"Dari sinilah, Salafi dikaitkan dengan penganut Islam yang mengikuti generasi salaf," jelasAs’ad Said Ali, dalam bukunya berjudul "Ideologi Gerakan Pasca-Reformasi".



Pemikiran Ahmad bin Hambal , tokoh rujukan Salafiyah klasik, berfokus pada beberapa prinsip. Pertama, keutamaan teks wahyu di atas akal dan menjelaskan teks harus sesuai dengan ketatabahasaan Arab, hadis, dan pemahaman salaf al-shalih. Kedua, penolakan kalam. Ketiga, ketaatan ketat pada al-Quran, sunnah, dan kesepakatan para ulama salaf al-shalif.

AM. Waskito dakan bukunya berjudul "Bersikap Adil Kepada Wahabi: Bantahan Kritis dan Fundamental Terhadap Buku Propaganda Karya Syaikh Idahram", (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2012),menjelaskantokoh salafi lainnya, Muhammad bin Abdul Wahhab .

Ia mengembangkan dakwahnya dengan berpedoman pada prinsip-prinsip dasar, yakni: (a) menghidupkan ilmu-ilmu keislaman (al-ilmu); (b) memurnikan tauhid dan memberantas kemusyrikan (at-tauhid); (c) menghidupkan sunnah dan memberantas bid’ah (as-sunnah); (d) pemurnian khazanah ilmu-ilmu keislaman (at-tasfiyah); (e) menyebarkan ajaran Islam yang lurus (ad-dakwah); (f )menganjurkan kebaikan dan mencegah kemunkaran (amar ma’rufnahi munkar); (g) menegakkan hukum Allah dalam pemerintahandan masyarakat (tath biqus syari’ah); (h) membuka pintu-pintu ijtihaduntuk menjawab masalah-masalah kontemporer umat (al-ijtihad);(i) membela agama Allah dan negeri-negeri Muslim dengan kekuatansenjata (jihad fi sabilillah); dan (j) mensucikan jiwa (at-tazkiyah).

(mhy)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Jabir bin Abdillah dia berkata, saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Dzikir yang paling utama adalah Laa ilaaha illallah (tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah). Dan doa yang paling utama adalah Alhamdulillah (segala puji bagi Allah).

(HR. Sunan Ibnu Majah No. 3790)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More