Tabayyun Perintah Allah yang Diabadikan dalam Al Qur'an

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:45 WIB
Saking pentingnya Tabayyun ini, Allah menurunkan satu ayat yang memerintahkan kaum mukmin untuk meneliti berita yang diterima dari orang lain, yaitu Surat Al-Hujurat Ayat 6. Foto ilustrasi/ist
Dalam menghadapi perselisihan karena sebuah kabar atau informasi, seringkali kita mendengar kata Tabbayun . Apa dan bagaimana makna Tabayyun ini dalam Islam? Penting diketahui umat muslim, bahwa Tabayyun merupakan perintah Allah Ta'ala yang diabadikan dalam Al-Qur'an . Saking pentingnya Tabayyun ini, Allah menurunkan satu ayat yang memerintahkan kaum mukmin untuk meneliti berita yang diterima dari orang lain, yaitu Surat Al-Hujurat Ayat 6. Selain itu, terdapat keterangan senada dalam Surat An-Nisa Ayat 83.

Tabayyun adalah ungkapan dan upaya meneliti dan bertanya tentang masalah yang terjadi. Misalnya, mencari tahu tentang kabar pencurian yang dilakukan seseorang. Tidak cepat-cepat menyimpulkan kabar yang diterima sehingga menghakimi pelakunya.

Tabayyun berasal dari akar kata dalam bahasa Arab Tabayyana-Ytabayyanu-Tabayyanan, yang berarti mencari kejelasan tentang sesuatu hingga keadaannya jelas dan benar. Sedangkan secara istilah adalah meneliti dan menyeleksi berita, tidak tergesa-gesa dalam memutuskan baik masalah hukum, kebijaktaban dan sebagainya hingga jelas benar permasalahannya.

Berikut firman Allah tentang perintah Tabayyun:

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اِنۡ جَآءَكُمۡ فَاسِقٌ ۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوۡۤا اَنۡ تُصِيۡبُوۡا قَوۡمًا ۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصۡبِحُوۡا عَلٰى مَا فَعَلۡتُمۡ نٰدِمِيۡنَ


Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu." (QS. Al-Hujurat Ayat 6)

Dari Anas bin Malik bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Pelan-pelan itu dari Allah, sedangkan terburu-buru itu dari setan." Dalam Hadis yang diriwayatkan Imam Muslim dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda yang artinya: "Cukuplah kebohongan bagi seseorang bahwa dia menyampaikan semua apa yang didengarnya."

Dalam ayat di atas, Allah menyampaikan peringatan kepada kaum Mukminin, jika datang kepada mereka seorang fasik membawa berita tentang apa saja, agar tidak tergesa-gesa menerima berita itu sebelum diteliti dahulu kebenarannya. Perlunya berhati-hati dalam menerima berita bertujuan untuk menghindarkan hal-hal buruk seperti permusuhan dan penyesalan..

Adapun penyebab seseorang tidak melakukan Tabayyun adalah karena kelalaian dan kelupaan. Karena itu, penting diingat oleh kaum muslimin bahwa mempercayai suatu berita tanpa diselidiki kebenarannya, dapat membawa korban jiwa dan harta yang sia-sia, serta menimbulkan penyesalan belaka.



Wallahu A'lam
(wid)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اِذَا تَنَاجَيۡتُمۡ فَلَا تَـتَـنَاجَوۡا بِالۡاِثۡمِ وَالۡعُدۡوَانِ وَمَعۡصِيَتِ الرَّسُوۡلِ وَتَنَاجَوۡا بِالۡبِرِّ وَالتَّقۡوٰى‌ؕ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِىۡۤ اِلَيۡهِ تُحۡشَرُوۡنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan perbuatan dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Tetapi bicarakanlah tentang perbuatan kebajikan dan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya kamu akan dikumpulkan kembali.

(QS. Al-Mujadilah Ayat 9)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More