5 Ayat Al Quran yang Menjelaskan Hindari Maksiat, Hukuman Zina akan Disaksikan oleh Orang Beriman
Selasa, 29 Oktober 2024 - 17:32 WIB
Maksiat merupakan tindakan yang sangat dikecam dalam ajaran Islam karena berpotensi merusak akhlak individu dan tatanan sosial masyarakat. Di antara bentuk maksiat yang paling berat adalah perbuatan zina, yang telah diatur dengan jelas dalam Al-Qur'an.
Hukuman bagi pelaku zina diinstruksikan untuk dilaksanakan secara terbuka, dengan tujuan agar menjadi peringatan dan pelajaran bagi komunitas orang beriman.
Dari banyaknya ayat dan surat dalam Al-Qur’an , Terdapat lima ayat dari beragam surat dalam Al-Qur'an yang tidak hanya membahas larangan maksiat dan zina, tetapi juga menyoroti pentingnya peran masyarakat dalam menjaga dan menegakkan ketentuan tersebut.
Surat Al-Isra’ juga membahas petunjuk hidup dalam bermoral dan beretika dimana dijelaskan dalam ayat ke-32
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk."
Dari ayat tersebut, dijelaskan bahwa sebagai umat muslim, kita dilarang untuk mendekati zina dikarenakan zina adalah suatu perilaku yang keji dimana bertolak belakang dengan ajaran Islam.
Dalam surah Al-Furqan menjelaskan tentang kebenaran Al-Qur’an serta dalam permasalahan zina, sebagai contoh sifat orang beriman dimana mereka menghindari Zina.
“Dan juga mereka yang tidak menyembah sesuatu yang lain bersama-sama Allah, dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah membunuhnya, kecuali dengan jalan yang hak (yang dibenarkan oleh syarak), dan tidak pula berzina; dan sesiapa melakukan yang demikian, akan mendapat balasan dosanya; ”
“Akan digandakan baginya azab siksa pada hari kiamat, dan ia pula akan kekal di dalam azab itu dengan menerima kehinaan,”
“Kecuali orang yang bertaubat dan beriman serta mengerjakan amal yang baik, maka orang-orang itu, Allah akan menggantikan (pada tempat) kejahatan mereka dengan kebaikan; dan adalah Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.”
Dalam ketiga ayat tersebut dijelaskan bahwa siapa yang melakukan zina serta musyrik maka mereka digandakan azab siksanya pada hari kiamat sesuai dengan besar dosanya yang mereka terima. Terkecuali bagi orang beriman dan bertaubat dimana seharusnya mereka mengerjakan amal baik dimana kejahatan mereka akan digantikan dengan kebaikan. Ayat tersebut juga menunjukan sifat Allah SWT yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih.
Garis besar dari surat Al-Anfal membahas tentang hukum perang, etika, dan pembagian harta perang. Selain itu, ada bagian ayat surah Al-Anfal yang menjelaskan siapa orang yang merugi.
“Kerana Allah hendak membedakan yang jahat (golongan yang ingkar) dari yang baik (golongan yang beriman), dan menjadikan (golongan) yang jahat itu setengahnya bersatu dengan setengahnya yang lain, lalu ditimbunkannya kesemuanya, serta dimasukkannya ke dalam neraka Jahanam. Mereka itulah orang-orang yang rugi.”
Ayat tersebut menjelaskan bagaimana orang jahat dimana mereka mengingkari hindaran yang diberikan Allah SWT dan bagaimana mereka dapat masuk Neraka Jahanam yaitu neraka terdalam. Lantas orang yang melakukan zina dimana mereka termasuk golongan jahat menjadi orang-orang yang rugi.
Surah Al-Mu’minun menjelaskan tentang ciri-ciri orang beriman seperti surah Al-furqan dan Al-Isra yang dijelaskan pada ayat awal-awal dari surah Al-Mu’minun.
“Dan mereka yang menjaga kehormatannya, kecuali kepada isterinya atau hamba sahayanya maka sesungguhnya mereka tidak tercela: Kemudian, sesiapa yang mengingini selain dari yang demikian, maka merekalah orang-orang yang melampaui batas;”
Dijelaskan dari ayat-ayat tersebut, Seseorang yang menjaga kehormatan mereka dari martabat keluarga seorang umat hingga kemaluan mereka. Bagi orang yang menginginkan sebaliknya, maka mereka termasuk orang yang melewati batas (kurang ajar).
“Katakanlah (wahai Muhammad) kepada orang-orang lelaki yang beriman supaya mereka menyekat pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka; sesungguhnya Allah Amat Mendalam PengetahuanNya tentang apa yang mereka kerjakan.”
“Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman supaya menyekat pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali yang zahir daripadanya;”
“dan hendaklah mereka menutup belahan leher bajunya dengan tudung kepala mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka melainkan kepada suami mereka, atau bapa mereka atau bapak mertua mereka atau anak-anak mereka, atau anak-anak tiri mereka, atau saudara-saudara mereka, atau anak bagi saudara-saudara mereka yang lelaki, atau anak bagi saudara-saudara mereka yang perempuan, atau perempuan-perempuan Islam, atau hamba-hamba mereka, atau orang gaji dari orang-orang lelaki yang telah tua dan tidak berkeinginan kepada perempuan, atau kanak-kanak yang belum mengerti lagi tentang aurat perempuan;”
“dan janganlah mereka menghentakkan kaki untuk diketahui orang akan apa yang tersembunyi dari perhiasan mereka; dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, supaya kamu berjaya.”
Isi dari ayat-ayat tersebut menjelaskan secara jelas bagaimana seorang laki-laki harus menjaga pandangan mereka serta memelihara dan menjaga kehormatan (kemaluan) mereka dimana hal tersebut adalah hal yang paling suci milik mereka.
Selain itu wanita juga memiliki kewajiban yang sama seperti laki-laki bahkan lebih dimana mereka harus menutupi hampir seluruh tubuh mereka.
Terakhir ayat tersebut menjelaskan bagi laki-laki dan wanita untuk bertaubat kepada Allah SWT sebagai orang-orang beriman yang berharap mereka bisa berjaya dalam kehidupannya.
Memahami dan mengamalkan ajaran Al-Qur'an mengenai larangan maksiat, terutama zina, adalah tanggung jawab setiap umat Muslim.
Lima ayat tersebut menunjukkan betapa seriusnya peringatan Allah SWT terhadap perilaku yang dapat merusak moral individu dan masyarakat.MG/ Raffirabbani Panatamahdi Adizaputra
Baca juga: Tukang Maksiat Belum Tentu Masuk Neraka, Ini Syaratnya!
Hukuman bagi pelaku zina diinstruksikan untuk dilaksanakan secara terbuka, dengan tujuan agar menjadi peringatan dan pelajaran bagi komunitas orang beriman.
Dari banyaknya ayat dan surat dalam Al-Qur’an , Terdapat lima ayat dari beragam surat dalam Al-Qur'an yang tidak hanya membahas larangan maksiat dan zina, tetapi juga menyoroti pentingnya peran masyarakat dalam menjaga dan menegakkan ketentuan tersebut.
5 Ayat Surah yang Menjelaskan Menghindari Maksiat
1. Surat Al-Isra' (17:32)
Surat Al-Isra’ adalah surat ke-17 Juz 15 dalam Al-Qur’an. Surah tersebut terdiri dari 111 ayat dan termasuk sebagai surat Makkiyah. Secara garis besar, surah Al-Isra’ menjelaskan tentang perjalanan malam Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa.Surat Al-Isra’ juga membahas petunjuk hidup dalam bermoral dan beretika dimana dijelaskan dalam ayat ke-32
وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَـٰحِشَةًۭ وَسَآءَ سَبِيلًۭا
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk."
Dari ayat tersebut, dijelaskan bahwa sebagai umat muslim, kita dilarang untuk mendekati zina dikarenakan zina adalah suatu perilaku yang keji dimana bertolak belakang dengan ajaran Islam.
2. Surat Al-Furqan (25:68-70)
Surah Al-Furqan adalah surah ke-25 Juz 15 dalam Al-Qur’an yang terdiri dari 77 ayat. Surah Al-Furqan adalah surah Makkiyah.Dalam surah Al-Furqan menjelaskan tentang kebenaran Al-Qur’an serta dalam permasalahan zina, sebagai contoh sifat orang beriman dimana mereka menghindari Zina.
وَٱلَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ ٱللَّهِ إِلَـٰهًا ءَاخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ ٱلنَّفْسَ ٱلَّتِى حَرَّمَ ٱللَّهُ إِلَّا بِٱلْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ يَلْقَ أَثَامًۭا
“Dan juga mereka yang tidak menyembah sesuatu yang lain bersama-sama Allah, dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah membunuhnya, kecuali dengan jalan yang hak (yang dibenarkan oleh syarak), dan tidak pula berzina; dan sesiapa melakukan yang demikian, akan mendapat balasan dosanya; ”
يُضَـٰعَفْ لَهُ ٱلْعَذَابُ يَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِۦ مُهَانًا
“Akan digandakan baginya azab siksa pada hari kiamat, dan ia pula akan kekal di dalam azab itu dengan menerima kehinaan,”
إِلَّا مَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ عَمَلًۭا صَـٰلِحًۭا فَأُو۟لَـٰٓئِكَ يُبَدِّلُ ٱللَّهُ سَيِّـَٔاتِهِمْ حَسَنَـٰتٍۢ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًۭا رَّحِيمًۭا
“Kecuali orang yang bertaubat dan beriman serta mengerjakan amal yang baik, maka orang-orang itu, Allah akan menggantikan (pada tempat) kejahatan mereka dengan kebaikan; dan adalah Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.”
Dalam ketiga ayat tersebut dijelaskan bahwa siapa yang melakukan zina serta musyrik maka mereka digandakan azab siksanya pada hari kiamat sesuai dengan besar dosanya yang mereka terima. Terkecuali bagi orang beriman dan bertaubat dimana seharusnya mereka mengerjakan amal baik dimana kejahatan mereka akan digantikan dengan kebaikan. Ayat tersebut juga menunjukan sifat Allah SWT yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih.
3. Surat Al-Anfal (8:37)
Surat Al Anfal adalah surah ke-8 Juz 9 dalam Al-Qur’an yang terdiri dari 75 ayat. Surat Al-Anfal termasuk sebagai surah Madaniyah.Garis besar dari surat Al-Anfal membahas tentang hukum perang, etika, dan pembagian harta perang. Selain itu, ada bagian ayat surah Al-Anfal yang menjelaskan siapa orang yang merugi.
لِيَمِيزَ ٱللَّهُ ٱلْخَبِيثَ مِنَ ٱلطَّيِّبِ وَيَجْعَلَ ٱلْخَبِيثَ بَعْضَهُۥ عَلَىٰ بَعْضٍۢ فَيَرْكُمَهُۥ جَمِيعًۭا فَيَجْعَلَهُۥ فِى جَهَنَّمَ ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْخَـٰسِرُونَ
“Kerana Allah hendak membedakan yang jahat (golongan yang ingkar) dari yang baik (golongan yang beriman), dan menjadikan (golongan) yang jahat itu setengahnya bersatu dengan setengahnya yang lain, lalu ditimbunkannya kesemuanya, serta dimasukkannya ke dalam neraka Jahanam. Mereka itulah orang-orang yang rugi.”
Ayat tersebut menjelaskan bagaimana orang jahat dimana mereka mengingkari hindaran yang diberikan Allah SWT dan bagaimana mereka dapat masuk Neraka Jahanam yaitu neraka terdalam. Lantas orang yang melakukan zina dimana mereka termasuk golongan jahat menjadi orang-orang yang rugi.
4. Surah Al-Mu’minun (23:5-7)
Surah Al-Mu’minun adalah surah ke-23 juz 18 dalam Al-Quran. Surah tersebut termasuk dalam Surah Makkiyah.Surah Al-Mu’minun menjelaskan tentang ciri-ciri orang beriman seperti surah Al-furqan dan Al-Isra yang dijelaskan pada ayat awal-awal dari surah Al-Mu’minun.
وَٱلَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَـٰفِظُونَ ٥ إِلَّا عَلَىٰٓ أَزْوَٰجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَـٰنُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ ٦ فَمَنِ ٱبْتَغَىٰ وَرَآءَ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْعَادُونَ
“Dan mereka yang menjaga kehormatannya, kecuali kepada isterinya atau hamba sahayanya maka sesungguhnya mereka tidak tercela: Kemudian, sesiapa yang mengingini selain dari yang demikian, maka merekalah orang-orang yang melampaui batas;”
Dijelaskan dari ayat-ayat tersebut, Seseorang yang menjaga kehormatan mereka dari martabat keluarga seorang umat hingga kemaluan mereka. Bagi orang yang menginginkan sebaliknya, maka mereka termasuk orang yang melewati batas (kurang ajar).
5. Surat An-Nur (24:30-31)
Surat An-Nur adalah surah ke-24 juz 18 dalam Al-Qur’an. Surat An-Nur termasuk dalam Surah Madaniyah. Surat An-Nur menjelaskan tentang etika sosial terutama bagaimana seseorang muslimin dan muslimah menjaga kesucian dan kehormatan mereka. Surat An-Nur memperdalam aspek tersebut dibandingkan dengan surah Al-Mu’minun.قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا۟ مِنْ أَبْصَـٰرِهِمْ وَيَحْفَظُوا۟ فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا يَصْنَعُونَ
“Katakanlah (wahai Muhammad) kepada orang-orang lelaki yang beriman supaya mereka menyekat pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka; sesungguhnya Allah Amat Mendalam PengetahuanNya tentang apa yang mereka kerjakan.”
وَقُل لِّلْمُؤْمِنَـٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَـٰرِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ ءَابَآئِهِنَّ أَوْ ءَابَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَآئِهِنَّ أَوْ أَبْنَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَٰنِهِنَّ أَوْ بَنِىٓ إِخْوَٰنِهِنَّ أَوْ بَنِىٓ أَخَوَٰتِهِنَّ أَوْ نِسَآئِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَـٰنُهُنَّ أَوِ ٱلتَّـٰبِعِينَ غَيْرِ أُو۟لِى ٱلْإِرْبَةِ مِنَ ٱلرِّجَالِ أَوِ ٱلطِّفْلِ ٱلَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا۟ عَلَىٰ عَوْرَٰتِ ٱلنِّسَآءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ٣١
“Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman supaya menyekat pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali yang zahir daripadanya;”
“dan hendaklah mereka menutup belahan leher bajunya dengan tudung kepala mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka melainkan kepada suami mereka, atau bapa mereka atau bapak mertua mereka atau anak-anak mereka, atau anak-anak tiri mereka, atau saudara-saudara mereka, atau anak bagi saudara-saudara mereka yang lelaki, atau anak bagi saudara-saudara mereka yang perempuan, atau perempuan-perempuan Islam, atau hamba-hamba mereka, atau orang gaji dari orang-orang lelaki yang telah tua dan tidak berkeinginan kepada perempuan, atau kanak-kanak yang belum mengerti lagi tentang aurat perempuan;”
“dan janganlah mereka menghentakkan kaki untuk diketahui orang akan apa yang tersembunyi dari perhiasan mereka; dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, supaya kamu berjaya.”
Isi dari ayat-ayat tersebut menjelaskan secara jelas bagaimana seorang laki-laki harus menjaga pandangan mereka serta memelihara dan menjaga kehormatan (kemaluan) mereka dimana hal tersebut adalah hal yang paling suci milik mereka.
Selain itu wanita juga memiliki kewajiban yang sama seperti laki-laki bahkan lebih dimana mereka harus menutupi hampir seluruh tubuh mereka.
Terakhir ayat tersebut menjelaskan bagi laki-laki dan wanita untuk bertaubat kepada Allah SWT sebagai orang-orang beriman yang berharap mereka bisa berjaya dalam kehidupannya.
Memahami dan mengamalkan ajaran Al-Qur'an mengenai larangan maksiat, terutama zina, adalah tanggung jawab setiap umat Muslim.
Lima ayat tersebut menunjukkan betapa seriusnya peringatan Allah SWT terhadap perilaku yang dapat merusak moral individu dan masyarakat.MG/ Raffirabbani Panatamahdi Adizaputra
Baca juga: Tukang Maksiat Belum Tentu Masuk Neraka, Ini Syaratnya!
(wid)