7 Hadis tentang Keimanan yang Wajib Diketahui Setiap Muslim
Kamis, 07 November 2024 - 16:25 WIB
Keimanan merupakan fondasi utama dalam kehidupan seorang Muslim, yang menuntun pada keyakinan, ketaqwaan, serta amal baik. Melalui 7 hadis tentang keimanan yang diriwayatkan Rasulullah SAW, kita bisa memahami lebih dalam nilai-nilai iman sebagai panduan hidup.
Artikel ini akan mengulas tujuh hadis pilihan tersebut, yang bukan hanya mempertegas keyakinan pada Allah SWT, namun juga menjadi pengingat betapa pentingnya iman dalam setiap aspek kehidupan seorang Muslim.
"Iman itu memiliki tujuh puluh lebih atau enam puluh lebih cabang. Cabang yang paling utama adalah ucapan La ilaha illallah, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan malu adalah salah satu cabang dari iman." (HR. Muslim)
Hadis di atas menjelaskan bagaimana Iman dalam islam memiliki banyak cabang dimana iman bukan hanya mencangkup keyakinan dalam hati saja, melainkan juga cerminan tindakan kita sehari hari.
Ucapan La ilaha illallah adalah cabang iman yang paling tertinggi karena ini menunjukan tiada tuhan selain Allah dimana menunjukan keimanan tertinggi kita kepada Allah SWT. Tingkat terendah dalam keimanan terdapat pada menyingkirkan gangguan dari jalan.
"Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga dia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim ini menjelaskan tentang bagaimana orang beriman adalah orang yang mencintai saudaranya sebesar mereka mencintai diri sendiri.
Mencintai dalam hal ini bukan sekadar suka, melainkan mengasihi dan membantu saudara sesama muslim/muslimah dalam tekanan dan tantangan hidup yang harus dihadapi oleh semua umat muslim.
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia berkata yang baik atau diam. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia memuliakan tetangganya. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia memuliakan tamunya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam hadis tersebut, Orang beriman dijelaskan sebagai seorang yang memperhatikan perkataan mereka kepada orang lain. Orang beriman tidak pernah berkata buruk, jika mereka tidak bisa berkata yang baik maka mereka akan diam.
Selain berkata baik, orang beriman akan menjaga perkataan mereka untuk mempererat jalin persaudaraan mereka dengan tetangganya. Sebagai orang beriman, tetangga yang memiliki kesusahan seharusnya dibantu karena itu yang diinginkan oleh Allah SWT.
"Seorang muslim adalah orang yang muslim lainnya selamat dari lisan dan tangannya. Dan seorang mukmin adalah orang yang manusia merasa aman atas darah dan harta mereka darinya."
Hadist diatas menjelaskan bahwa orang yang benar beriman adalah orang yang tidak membahayakan atau menyakiti orang lain, baik melalui ucapan (lisan) maupun tindakan (tangan).
"Selamat dari lisan" berarti tidak menyakiti perasaan atau kehormatan orang lain, tidak mengucapkan kata-kata kasar, memfitnah, atau berbohong.
Selain itu, “merasa aman atas darah dan harta mereka” memiliki arti bahwa harta yang didapatkan tidak menyakiti atau merugikan orang lain seperti harta tersebut halal dan bukan dari hasil korupsi.
Artikel ini akan mengulas tujuh hadis pilihan tersebut, yang bukan hanya mempertegas keyakinan pada Allah SWT, namun juga menjadi pengingat betapa pentingnya iman dalam setiap aspek kehidupan seorang Muslim.
7 Hadis tentang Keimanan
1) Iman Memiliki Cabang
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:"Iman itu memiliki tujuh puluh lebih atau enam puluh lebih cabang. Cabang yang paling utama adalah ucapan La ilaha illallah, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan malu adalah salah satu cabang dari iman." (HR. Muslim)
Hadis di atas menjelaskan bagaimana Iman dalam islam memiliki banyak cabang dimana iman bukan hanya mencangkup keyakinan dalam hati saja, melainkan juga cerminan tindakan kita sehari hari.
Ucapan La ilaha illallah adalah cabang iman yang paling tertinggi karena ini menunjukan tiada tuhan selain Allah dimana menunjukan keimanan tertinggi kita kepada Allah SWT. Tingkat terendah dalam keimanan terdapat pada menyingkirkan gangguan dari jalan.
2) Keutamaan Mencintai Sesama
Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda:"Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga dia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim ini menjelaskan tentang bagaimana orang beriman adalah orang yang mencintai saudaranya sebesar mereka mencintai diri sendiri.
Mencintai dalam hal ini bukan sekadar suka, melainkan mengasihi dan membantu saudara sesama muslim/muslimah dalam tekanan dan tantangan hidup yang harus dihadapi oleh semua umat muslim.
3) Keimanan, Ucapan Baik, dan Silaturahmi
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia berkata yang baik atau diam. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia memuliakan tetangganya. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia memuliakan tamunya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam hadis tersebut, Orang beriman dijelaskan sebagai seorang yang memperhatikan perkataan mereka kepada orang lain. Orang beriman tidak pernah berkata buruk, jika mereka tidak bisa berkata yang baik maka mereka akan diam.
Selain berkata baik, orang beriman akan menjaga perkataan mereka untuk mempererat jalin persaudaraan mereka dengan tetangganya. Sebagai orang beriman, tetangga yang memiliki kesusahan seharusnya dibantu karena itu yang diinginkan oleh Allah SWT.
4) Menghindari Menyakiti dan Merugikan Orang Lain
Dari Abdullah bin Umar RA, Rasulullah SAW bersabda:"Seorang muslim adalah orang yang muslim lainnya selamat dari lisan dan tangannya. Dan seorang mukmin adalah orang yang manusia merasa aman atas darah dan harta mereka darinya."
Hadist diatas menjelaskan bahwa orang yang benar beriman adalah orang yang tidak membahayakan atau menyakiti orang lain, baik melalui ucapan (lisan) maupun tindakan (tangan).
"Selamat dari lisan" berarti tidak menyakiti perasaan atau kehormatan orang lain, tidak mengucapkan kata-kata kasar, memfitnah, atau berbohong.
Selain itu, “merasa aman atas darah dan harta mereka” memiliki arti bahwa harta yang didapatkan tidak menyakiti atau merugikan orang lain seperti harta tersebut halal dan bukan dari hasil korupsi.