3 Penyebab Keruntuhan Dinasti Abbasiyah, Salah Satunya karena Meninggalkan Syariat Islam

Selasa, 12 November 2024 - 19:19 WIB
Penyebab keruntuhan Dinasti Abbasiyah ini disebabkan oleh tiga faktor utama, yang terdiri dari satu faktor internal dan dua faktor eksternal. Foto ilustrasi/ist
Penyebab keruntuhan Dinasti Abbasiyah ini disebabkan oleh tiga faktor utama, yang terdiri dari satu faktor internal dan dua faktor eksternal.

Dalam sejarah, Islam pernah mengalami zaman keemasan di berbagai aspek, yaitu pada masa kekuasaan Dinasti Abbasiyah di Baghdad. Dinasti Abbasiyah berkuasa setelah dinasti Umayyah runtuh. Hal itu terjadi pada tahun 132 H.

Namun, masa keemasan Islam tidak dapat bertahan, setelah Baghdad dibumihanguskan oleh tentara Mongol, di bawah Hulagu Khan pada tahun 1258 M.

Banyak para ahli sejarah mengungkapkan teori-teori mereka mengenai faktor-faktor kemunduran Dinasti Abbasiyah ini. Berikut ini sejumlah penyebab keruntuhan Dinasti Abbasiyah .

3 Penyebab Keruntuhan Dinasti Abbasiyah

1. Mulai Meninggalkan Syariat Islam

Faktor internal penyebab keruntuhan Dinasti Abbasiyah adalah konflik internal yang disebabkan oleh banyaknya penguasa yang mulai meninggalkan syariat Islam.

Menurut jurnal bertajuk "Kemunduran dan Kehancuran Dinasti Abbasiyah serta Dampaknya Terhadap Dunia Islam Kontemporer", disebutkan jika kehancuran Dinasti Abbasiyah disebabkan oleh perilaku pejabat yang memperkaya diri (korupsi), meninggalkan ajaran agamanya, sistem pergantian khalifah secara turun menurun, khalifah usia muda dan tidak memiliki kemampuan memimpin.

Pada era Dinasti Abbasiyah sering terjadi saling bunuh antara umat Islam ketika terjadi konflik

keagamaan. Padahal dalam ajaran Islam itu dilarang saling membunuh apalagi sesama Muslim.

Selain itu, para pejabat suka bermewah-mewahan dan memperkaya diri sendiri. Seandainya para pemimpin dan para pejabat pemerintah menjalankan ajaran agama dan menjauhi segala larangan agama kemunduran Dinasti Abbasiyah tidak akan terjadi.

2. Perang Salib

Keadaan Dinasti Abbasiyah yang telah rusak secara internal diperburuk dengan adanya faktor peruntuh dari luar. Salah satu faktor eksternal kehancuran dinasti Islam ini dimulai dengan kemunculan Tentara Salib dari daratan Eropa yang bertujuan menguasai Tanah Suci di Yerusalem.

Batas antara Perang Salib yang satu dengan yang lainnya secara pasti tidak dapat ditentukan,

menurut K. Hitti perang salib terjadi tiga kali, sedangkan menurut Shalaby tujuh kali, dan menurut Sa’ad Abd Fattah ‘Asyur delapan kali.

Penguasa Islam Alp Arselan yang memimpin gerakan ekspedisi yang kemudian dikenal dengan “Peristiwa Manzikart” pada tahun 464 H. Tentara Alp Arselan yang hanya berkekuatan 15.000 tentara, dalam peristiwa ini berhasil mengalahkan tentara Romawi yang berjumlah 200.000 orang yang terdiri dari tentara Romawi, Ghuz, Al-Akraj, Al-Hajr, Prancis, dan Armenia.

Dengan peristiwa ini menanamkan benih permusuhan dan kebencian orang-orang Kristen terhadap umat Islam, sehingga terjadinya perang salib.

3. Serangan Pasukan Mongol

Tentara Mongol yang kala itu tengah berkuasa melakukan invasi ke berbagai tempat demi memperluas wilayah kekuasaannya. Invasi inilah yang menjadi penyebab utama runtuhnya Dinasti Abbasiyah.

Pada tahun 1258 M, tentara mongol yang berkekuatan 200.000 orang tiba di salah satu pintu Baghdad. Rupanya ancaman serangan tersebut membuat Dinasti Abbasiyah yang dipimpin oleh Khalifah al-Mu’tashim tidak mampu berbuat apa-apa.

Mengetahui hal itu, Hulagu Khan lantas menjebak khalifah dengan menyebut akan melakukan perjanjian damai sembari melakukan perjodohan. Hal tersebut rupanya dipercaya oleh Khalifah al-Mu’tashim, setelah para petinggi dinasti keluar mereka langsung dibantai oleh pasukan Mongol.

Namun sebelum membunuh wazir, Hulagu Khan berkata “Kamu pantas mendapat hukuman berat karena berkhianat kepada orang yang telah memberimu kedudukan.” Sejak saat itu, berakhirlah kekuasaan Abbasiyah dan kemudian dikuasai oleh Hulagu Khan.

(wid)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Jabir bin Abdillah dia berkata, saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Dzikir yang paling utama adalah Laa ilaaha illallah (tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah). Dan doa yang paling utama adalah Alhamdulillah (segala puji bagi Allah).

(HR. Sunan Ibnu Majah No. 3790)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More