Baldwin IV vs Salahuddin, Siapa yang Menang? Simak Kisahnya
loading...
A
A
A
Raja Baldwin IV vs Salahuddin al Ayyubi , siapa yang menang? Sebenarnya pertempuran antar keduanya tidak dapat disimpulkan siapa pemenang sebenarnya, karena kisah mereka itu hanya sekelumit kecil dari sejarah Perang Salib yang terjadi selama hampir dua abad.
Salahuddin Al-Ayyubi adalah salah satu pahlawan besar dalam sejarah Islam. Beliau dikenal karena kecerdasan dalam menyusun strategi, baik dalam peperangan maupun dalam pemerintahan.
Sejak awal, Salahuddin Al Ayyubi memiliki ambisi menggantikan Islam Syiah (Dinasti Fatimiyah) di Mesir dengan Sunni dan memerangi orang-orang Franka dalam Perang Salib.
Karena posisi Dinasti Fatimiyah semakin lemah, Salahuddin pun mampu menggantikannya dengan Dinasti Ayyubiyah yang didirikannya pada 1171. Salahuddin yang berhasil menyatukan berbagai wilayah Islam membuatnya dikenal sebagai khalifah yang memiliki kerajaan terbesar saat itu.
Pada masa pemerintahan Salahuddin Al Ayyubi, ia juga berhasil merebut Yerusalem dari Kerajaan Yerusalem dari tangan pasukan Salib pada tahun 1187. Peristiwa ini terjadi setelah Raja Guy dari Lusignan mendukung Reynald dari Chatillon untuk menyerang peziarah dan pedagang Muslim.
Pada masa kepemimpinan Salahuddin itu, sang tokoh Islam terkemuka itu sempat berhadapan dengan Raja Baldwin IV yang kisahnya sangat melegenda di mata umat Kristiani.
Baldwin IV dari Yerusalem adalah salah satu tokoh paling menarik dan tragis pada abad ke-12 dalam sejarah dunia. Sosoknya dikenal sebagai raja penderita kusta.
Meskipun masih kecil, Baldwin adalah seorang penguasa pemberani dan tekun yang melakukan yang terbaik untuk melindungi kerajaannya dari kemajuan tentara Muslim.
Namun terlepas dari upayanya, kerajaan Baldwin perlahan mulai mengalami kemunduran dan kondisi kesehatannya semakin memburuk. Penyakitnya merupakan pukulan telak bagi raja muda itu dan seharusnya berdampak pada kehidupan singkatnya, tetapi tampaknya Baldwin IV bertekad untuk memanfaatkan waktunya sebaik-baiknya.
Meskipun menderita penyakit, ia tidak pernah dipisahkan dari rakyatnya dan terus memerintah Yerusalem dengan kebijaksanaan dan keberanian yang menjadi inspirasi bagi rakyatnya.
Dua tokoh bersejarah ini tercatat pernah dipertemukan dalam Perang Salib. Tepatnya sebelum Salahuddin mengambil alih Yerusalem dari tangan Pasukan Salib.
Kala itu dikisahkan jika berbagai strategi Salahuddin memang sempat digagalkan oleh Baldwin IV, namun hal tersebut rupanya tak membuat Khalifah Islam menyerah.
Salah satu perang yang terjadi antara mereka berdua adalah Pertempuran Montgisard di tahun 1177. Dimana pada saat itu pasukan Salahuddin harus mundur karena kecerdikan Baldwin IV.
Hingga Baldwin IV meninggal di tahun 1180, Salahuddin yang berhasil mempersatukan umat Islam masih saja belum mampu untuk merebut Yerusalem. Sehingga banyak yang menganggap jika Sang Raja Kusta adalah pemenang dari Perang itu.
Terlepas dari itu, sebenarnya kisah permusuhan antara dua tokoh ini tidaklah terlalu disorot. Sebab banyak ahli sejarah yang menyebut jika mereka berdua adalah sahabat dan bahkan merencanakan perdamaian bersama.
Elon Harvey, peneliti perang Salib, mencatat gagasan Shalahuddin dan Raja Baldwin menjadi teman buat. Dia mencatat bahwa mereka bertemu di akhir pengepungan di Alexandria pada tahun 1167, di mana kota itu dipertahankan oleh Saladin.
Sejarawan berspekulasi bahwa persahabatan antara Raja baldwin dan Salahuddin adalah upaya membangun perdamaian atau aliansi. Mereka berpikir bahwa ada upaya semacam aliansi dengan kerajaan Tentara Salib, atau setidaknya pemahaman bahwa dua negara bukanlah musuh.
Itulah penjelasan singkat untuk menjawab pertanyaan Raja Baldwin IV vs Shalahuddin, siapa yang menang? Dimana tidaklah ada pemenang diantara mereka berdua sebab keduanya memang tidak menginginkan peperangan.
Salahuddin Al-Ayyubi adalah salah satu pahlawan besar dalam sejarah Islam. Beliau dikenal karena kecerdasan dalam menyusun strategi, baik dalam peperangan maupun dalam pemerintahan.
Sejak awal, Salahuddin Al Ayyubi memiliki ambisi menggantikan Islam Syiah (Dinasti Fatimiyah) di Mesir dengan Sunni dan memerangi orang-orang Franka dalam Perang Salib.
Karena posisi Dinasti Fatimiyah semakin lemah, Salahuddin pun mampu menggantikannya dengan Dinasti Ayyubiyah yang didirikannya pada 1171. Salahuddin yang berhasil menyatukan berbagai wilayah Islam membuatnya dikenal sebagai khalifah yang memiliki kerajaan terbesar saat itu.
Pada masa pemerintahan Salahuddin Al Ayyubi, ia juga berhasil merebut Yerusalem dari Kerajaan Yerusalem dari tangan pasukan Salib pada tahun 1187. Peristiwa ini terjadi setelah Raja Guy dari Lusignan mendukung Reynald dari Chatillon untuk menyerang peziarah dan pedagang Muslim.
Pada masa kepemimpinan Salahuddin itu, sang tokoh Islam terkemuka itu sempat berhadapan dengan Raja Baldwin IV yang kisahnya sangat melegenda di mata umat Kristiani.
Baldwin IV dari Yerusalem adalah salah satu tokoh paling menarik dan tragis pada abad ke-12 dalam sejarah dunia. Sosoknya dikenal sebagai raja penderita kusta.
Meskipun masih kecil, Baldwin adalah seorang penguasa pemberani dan tekun yang melakukan yang terbaik untuk melindungi kerajaannya dari kemajuan tentara Muslim.
Namun terlepas dari upayanya, kerajaan Baldwin perlahan mulai mengalami kemunduran dan kondisi kesehatannya semakin memburuk. Penyakitnya merupakan pukulan telak bagi raja muda itu dan seharusnya berdampak pada kehidupan singkatnya, tetapi tampaknya Baldwin IV bertekad untuk memanfaatkan waktunya sebaik-baiknya.
Meskipun menderita penyakit, ia tidak pernah dipisahkan dari rakyatnya dan terus memerintah Yerusalem dengan kebijaksanaan dan keberanian yang menjadi inspirasi bagi rakyatnya.
Dua tokoh bersejarah ini tercatat pernah dipertemukan dalam Perang Salib. Tepatnya sebelum Salahuddin mengambil alih Yerusalem dari tangan Pasukan Salib.
Kala itu dikisahkan jika berbagai strategi Salahuddin memang sempat digagalkan oleh Baldwin IV, namun hal tersebut rupanya tak membuat Khalifah Islam menyerah.
Salah satu perang yang terjadi antara mereka berdua adalah Pertempuran Montgisard di tahun 1177. Dimana pada saat itu pasukan Salahuddin harus mundur karena kecerdikan Baldwin IV.
Hingga Baldwin IV meninggal di tahun 1180, Salahuddin yang berhasil mempersatukan umat Islam masih saja belum mampu untuk merebut Yerusalem. Sehingga banyak yang menganggap jika Sang Raja Kusta adalah pemenang dari Perang itu.
Terlepas dari itu, sebenarnya kisah permusuhan antara dua tokoh ini tidaklah terlalu disorot. Sebab banyak ahli sejarah yang menyebut jika mereka berdua adalah sahabat dan bahkan merencanakan perdamaian bersama.
Elon Harvey, peneliti perang Salib, mencatat gagasan Shalahuddin dan Raja Baldwin menjadi teman buat. Dia mencatat bahwa mereka bertemu di akhir pengepungan di Alexandria pada tahun 1167, di mana kota itu dipertahankan oleh Saladin.
Sejarawan berspekulasi bahwa persahabatan antara Raja baldwin dan Salahuddin adalah upaya membangun perdamaian atau aliansi. Mereka berpikir bahwa ada upaya semacam aliansi dengan kerajaan Tentara Salib, atau setidaknya pemahaman bahwa dua negara bukanlah musuh.
Itulah penjelasan singkat untuk menjawab pertanyaan Raja Baldwin IV vs Shalahuddin, siapa yang menang? Dimana tidaklah ada pemenang diantara mereka berdua sebab keduanya memang tidak menginginkan peperangan.
(wid)