Isi Kandungan Surat Al-Baqarah Ayat 11-20 : Pentingnya Menghindari Sifat Munafik
Rabu, 27 November 2024 - 11:18 WIB
Mereka rela melepaskan hidayah demi mendapatkan kesesatan sebagaimana kalangan mereka menyukai hal kesesatan daripada hidayah. Orang munafik sendiri memang terdiri dari berbagai macam golongan dimana terdapat golongan yang memilih kesesatan daripada hidayah.
Hal ini mengakibatkan firman Allah SWT selanjutnya yang berbunyi, “Maka perdagangan mereka itu tidak beruntung dan mereka tidak mendapat petunjuk.” yaitu mereka sama sekali tidak beruntung dari tidak mendapatkan hidayah hingga mendapatkan bimbingan dalam perbuatannya.
Al-Baqarah (2:17)
Artinya :
“Perumpamaan mereka seperti orang-orang yang menyalakan api, setelah menerangi sekelilingnya, Allah melenyapkan cahaya (yang menyinari) mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat."
Al-Baqarah (2:18)
Artinya :
“Mereka tuli, bisu dan buta, sehingga mereka tidak dapat kembali."
Pada tafsiran Ibnu Katsir, ayat ini menjelaskan bagaimana kondisi orang munafik yang diumpamakan sebagai seseorang yang menyalakan api untuk menerangi sekelilingnya, kemudian cahaya itu padam sehingga dia kembali dalam kegelapan.
Perumpamaan api dalam ayat tersebut adalah sebuah keimanan dari orang munafik. Pada awalnya, api tersebut memberikan mereka petunjuk. Akan tetapi, karena kemunafikan dan kekufuran mereka api tersebut padam. Sehingga mereka kehilangan panduan hidup dan tidak dapat membedakan yang benar dari yang salah.
Tuli dalam hal ini mereka tidak bisa mendengar nasihat atau petunjuk, Bisu yaitu mereka tidak dapat berkata yang benar, dan buta yaitu tidak melihat jalan kebaikan atau memahami petunjuk Allah.
Hal ini menunjukkan bahwa mereka kehilangan kemampuan untuk menerima, memahami, dan menjalankan kebenaran.
Dengan perumpamaan tersebut, maka dapat diketahui bahwa orang yang munafik akan kesesatan yang abadi dikarenakan bagaimana hati mereka dikunci untuk menerima hidayah dari Allah SWT.
Surat Al-Baqarah Ayat 11-20 memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi setiap individu, khususnya dalam memahami pentingnya menjauhi sifat munafik. Ayat-ayat ini mengingatkan kita untuk selalu menjaga keikhlasan hati, menjunjung tinggi kebenaran, dan tidak terjerumus dalam kesesatan.
Semoga lima kandungan yang telah dibahas dalam artikel ini dapat menjadi refleksi bagi kita semua untuk terus memperbaiki diri dan memperkuat iman. Dengan memahami dan mengamalkan pesan-pesan dari ayat-ayat ini, kita bisa menjalani kehidupan yang lebih bermakna dan sesuai dengan tuntunan Allah SWT.MG/ Raffirabbani Panatamahdi Adizaputra
Baca juga: Allah SWT Membongkar Sifat Orang Munafik, Lalu Membuka Pintu Tobat-Nya
Lihat Juga: 9 Kandungan Surat Al Baqarah, dari Perintah Mengimani Al Quran hingga Anjuran Bersedekah
Hal ini mengakibatkan firman Allah SWT selanjutnya yang berbunyi, “Maka perdagangan mereka itu tidak beruntung dan mereka tidak mendapat petunjuk.” yaitu mereka sama sekali tidak beruntung dari tidak mendapatkan hidayah hingga mendapatkan bimbingan dalam perbuatannya.
5. Perumpamaan Orang Munafik
Terakhir, kandungan surat Al-Baqarah ayat 17-18 menjelaskan sebuah perumpamaan bagi orang munafik sebagai orang yang menyalakan api.Al-Baqarah (2:17)
مَثَلُهُمْ كَمَثَلِ ٱلَّذِى ٱسْتَوْقَدَ نَارًۭا فَلَمَّآ أَضَآءَتْ مَا حَوْلَهُۥ ذَهَبَ ٱللَّهُ بِنُورِهِمْ وَتَرَكَهُمْ فِى ظُلُمَـٰتٍۢ لَّا يُبْصِرُونَ
Artinya :
“Perumpamaan mereka seperti orang-orang yang menyalakan api, setelah menerangi sekelilingnya, Allah melenyapkan cahaya (yang menyinari) mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat."
Al-Baqarah (2:18)
صُمٌّۢ بُكْمٌ عُمْىٌۭ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ
Artinya :
“Mereka tuli, bisu dan buta, sehingga mereka tidak dapat kembali."
Pada tafsiran Ibnu Katsir, ayat ini menjelaskan bagaimana kondisi orang munafik yang diumpamakan sebagai seseorang yang menyalakan api untuk menerangi sekelilingnya, kemudian cahaya itu padam sehingga dia kembali dalam kegelapan.
Perumpamaan api dalam ayat tersebut adalah sebuah keimanan dari orang munafik. Pada awalnya, api tersebut memberikan mereka petunjuk. Akan tetapi, karena kemunafikan dan kekufuran mereka api tersebut padam. Sehingga mereka kehilangan panduan hidup dan tidak dapat membedakan yang benar dari yang salah.
Tuli dalam hal ini mereka tidak bisa mendengar nasihat atau petunjuk, Bisu yaitu mereka tidak dapat berkata yang benar, dan buta yaitu tidak melihat jalan kebaikan atau memahami petunjuk Allah.
Hal ini menunjukkan bahwa mereka kehilangan kemampuan untuk menerima, memahami, dan menjalankan kebenaran.
Dengan perumpamaan tersebut, maka dapat diketahui bahwa orang yang munafik akan kesesatan yang abadi dikarenakan bagaimana hati mereka dikunci untuk menerima hidayah dari Allah SWT.
Surat Al-Baqarah Ayat 11-20 memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi setiap individu, khususnya dalam memahami pentingnya menjauhi sifat munafik. Ayat-ayat ini mengingatkan kita untuk selalu menjaga keikhlasan hati, menjunjung tinggi kebenaran, dan tidak terjerumus dalam kesesatan.
Semoga lima kandungan yang telah dibahas dalam artikel ini dapat menjadi refleksi bagi kita semua untuk terus memperbaiki diri dan memperkuat iman. Dengan memahami dan mengamalkan pesan-pesan dari ayat-ayat ini, kita bisa menjalani kehidupan yang lebih bermakna dan sesuai dengan tuntunan Allah SWT.MG/ Raffirabbani Panatamahdi Adizaputra
Baca juga: Allah SWT Membongkar Sifat Orang Munafik, Lalu Membuka Pintu Tobat-Nya
Lihat Juga: 9 Kandungan Surat Al Baqarah, dari Perintah Mengimani Al Quran hingga Anjuran Bersedekah
(wid)