5 Tradisi Ramadan di Berbagai Negara Bukti Kekayaan Budaya Islam, Mana yang Paling Unik?
Minggu, 02 Maret 2025 - 10:55 WIB
Tradisi Nafar atau membangunkan orang di waktu sahur merupakan salah satu tradisi unik di bulan Ramadan yang berlangsung di Maroko., warga di sana membangunkan sahur dengan alat-alat musik tradisionalnya. Foto istimewa
Tradisi Ramadan di berbagai negara mencerminkan keberagaman budaya Islam yang kaya dan unik. Setiap negara memiliki cara tersendiri dalam menyambut bulan suci ini, mulai dari ritual khusus, hidangan khas berbuka puasa, hingga perayaan yang melibatkan komunitas secara luas.
Meski esensi Ramadan tetap sama, yaitu menjalankan ibadah puasa dan meningkatkan ketakwaan, bentuk tradisinya berbeda-beda sesuai dengan nilai budaya dan sejarah masing-masing. Dari Timur Tengah hingga Asia Tenggara, berbagai kebiasaan khas masyarakat Muslim menjadikan Ramadan lebih berwarna dan bermakna. Lantas, tradisi mana yang paling unik? Simak lima tradisi Ramadan dari berbagai negara berikut ini.
Keunikan tradisi ini terletak pada nilai kebersamaan dan penghormatan terhadap leluhur. Nyekar bukan sekadar ritual keagamaan, tetapi juga bentuk refleksi diri dan pengingat akan kehidupan yang fana. Selain itu, tradisi ini juga mempererat hubungan keluarga karena biasanya dilakukan bersama-sama dalam suasana penuh kekhidmatan.
Sejarah nyekar berakar dari akulturasi budaya Islam dengan tradisi nenek moyang di Nusantara yang sudah mengenal penghormatan kepada leluhur jauh sebelum Islam masuk. Setelah Islam berkembang, tradisi ini diselaraskan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya mendoakan orang yang telah wafat. Seiring waktu, nyekar menjadi bagian dari persiapan spiritual menjelang Ramadan, melengkapi rangkaian ibadah dan tradisi menyambut bulan suci di Indonesia.
Keunikan Maldah Rahman terletak pada kebersamaannya, di mana orang kaya dan miskin duduk berdampingan menikmati hidangan tanpa perbedaan status sosial. Menu yang disajikan pun beragam, mulai dari roti, daging, nasi, hingga kurma dan minuman khas Mesir. Semua makanan ini biasanya berasal dari sumbangan individu, keluarga, atau lembaga amal yang ingin berbagi keberkahan Ramadan.
Sejarah tradisi ini berakar dari ajaran Islam yang menekankan pentingnya memberi makan orang yang berpuasa. Tradisi ini semakin berkembang di Mesir seiring dengan pengaruh budaya Islam sejak era Dinasti Fatimiyah dan Ottoman. Seiring waktu, Maldah Rahman menjadi bagian tak terpisahkan dari Ramadan di Mesir, menciptakan suasana kebersamaan dan memperkuat nilai-nilai kemanusiaan di tengah masyarakat.
Muqam adalah tradisi musik khas suku Uighur di China yang sering dimainkan selama bulan Ramadan. Tradisi ini menggabungkan musik, tarian, dan puisi untuk menyampaikan nilai-nilai spiritual serta sejarah Islam yang diwariskan secara turun-temurun. Muqam tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana refleksi dan penyebaran ajaran Islam melalui seni.
Keunikan Muqam terletak pada harmoni antara melodi dan syair yang menggambarkan kisah kehidupan, ketuhanan, dan kebudayaan Uighur. Alunan musiknya yang khas dimainkan dengan alat tradisional seperti dutar dan rawap, menciptakan suasana syahdu yang memperdalam makna ibadah Ramadan.
Secara historis, Muqam berakar dari peradaban Jalur Sutra, di mana budaya Islam dan seni lokal saling berbaur sejak berabad-abad lalu. Seiring waktu, tradisi ini menjadi bagian penting dalam perayaan Ramadan, khususnya di Xinjiang, sebagai wujud ekspresi budaya dan spiritualitas Muslim Uighur. Hingga kini, Muqam tetap dilestarikan dan menjadi simbol identitas serta keberagaman Islam di China.
Keunikan Midfa Al Iftar terletak pada kemegahan suara meriam yang menggema di berbagai kota dan desa, menciptakan nuansa khas yang dinantikan oleh masyarakat setiap hari selama Ramadan. Tradisi ini diyakini bermula pada era Kesultanan Ottoman, ketika seorang penguasa menembakkan meriam secara tidak sengaja saat matahari terbenam. Tanpa disangka, warga mengira itu sebagai tanda berbuka, dan sejak saat itu, kebiasaan ini terus berlanjut hingga menjadi tradisi resmi.
Makna dari Midfa Al Iftar tidak hanya sebagai penanda waktu berbuka, tetapi juga sebagai simbol kebersamaan dan pengingat akan nilai-nilai Islam yang diwariskan dari generasi ke generasi. Meskipun kini telah tersedia teknologi modern seperti adzan melalui pengeras suara, suara meriam masih dipertahankan di beberapa wilayah sebagai warisan budaya yang memperkaya suasana Ramadan di Lebanon.
Tradisi ini berakar dari masa Kekhalifahan Islam, ketika penjaga malam bertugas membangunkan umat Muslim untuk bersantap sahur sebelum azan Subuh berkumandang. Lebih dari sekadar tugas, Nafar dihormati sebagai simbol kepedulian dan kebersamaan dalam masyarakat. Setelah Ramadan berakhir, warga biasanya memberikan hadiah atau sedekah sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi mereka.
Hingga kini, meskipun teknologi modern seperti alarm dan pengeras suara semakin menggantikan peran Nafar, tradisi ini tetap dilestarikan di berbagai kota sebagai bagian dari warisan budaya yang memperkaya nuansa Ramadan di Maroko.
Keberagaman tradisi Ramadan di berbagai negara menunjukkan bagaimana Islam beradaptasi dengan budaya lokal tanpa menghilangkan nilai-nilai spiritualnya. Dari Indonesia hingga Maroko, setiap kebiasaan memiliki makna mendalam bagi masyarakat yang menjalaninya. Perbedaan ini justru memperkaya khazanah Islam, mempererat persaudaraan umat Muslim di seluruh dunia, dan menghadirkan nuansa khas dalam menyambut bulan suci. Dengan mengenal tradisi Ramadan dari berbagai negara, kita dapat semakin memahami betapa luasnya pengaruh Islam dalam kehidupan sosial dan budaya. Jadi, dari kelima tradisi ini, mana yang menurut Anda paling unik?M/G Alya Ramadhanty Vardiansyah
Baca juga: Ragam Tradisi di Daerah dalam Menyambut Bulan Ramadan
Meski esensi Ramadan tetap sama, yaitu menjalankan ibadah puasa dan meningkatkan ketakwaan, bentuk tradisinya berbeda-beda sesuai dengan nilai budaya dan sejarah masing-masing. Dari Timur Tengah hingga Asia Tenggara, berbagai kebiasaan khas masyarakat Muslim menjadikan Ramadan lebih berwarna dan bermakna. Lantas, tradisi mana yang paling unik? Simak lima tradisi Ramadan dari berbagai negara berikut ini.
5 tradisi Ramadan di dunia:
1. Indonesia, Nyekar (Mengunjungi Makam Kerabat atau Orang Tua)
Nyekar adalah tradisi ziarah makam yang dilakukan masyarakat Indonesia menjelang Ramadan. Kebiasaan ini menjadi momen bagi keluarga untuk mengenang leluhur dan mendoakan mereka sebelum memasuki bulan suci. Nyekar biasanya dilakukan dengan membersihkan makam, menabur bunga, serta membaca doa dan ayat suci Al-Qur’an.Keunikan tradisi ini terletak pada nilai kebersamaan dan penghormatan terhadap leluhur. Nyekar bukan sekadar ritual keagamaan, tetapi juga bentuk refleksi diri dan pengingat akan kehidupan yang fana. Selain itu, tradisi ini juga mempererat hubungan keluarga karena biasanya dilakukan bersama-sama dalam suasana penuh kekhidmatan.
Sejarah nyekar berakar dari akulturasi budaya Islam dengan tradisi nenek moyang di Nusantara yang sudah mengenal penghormatan kepada leluhur jauh sebelum Islam masuk. Setelah Islam berkembang, tradisi ini diselaraskan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya mendoakan orang yang telah wafat. Seiring waktu, nyekar menjadi bagian dari persiapan spiritual menjelang Ramadan, melengkapi rangkaian ibadah dan tradisi menyambut bulan suci di Indonesia.
2. Mesir, Maldah Rahman (Hidangan Kasih Sayang)
Maldah Rahman adalah tradisi berbagi makanan gratis bagi siapa saja yang membutuhkan selama bulan Ramadan di Mesir. Hidangan ini disajikan di meja-meja panjang yang ditempatkan di jalanan, masjid, dan pusat-pusat komunitas, memungkinkan masyarakat dari berbagai latar belakang untuk berbuka puasa bersama. Tradisi ini mencerminkan nilai kasih sayang, solidaritas, dan kepedulian sosial dalam Islam.Keunikan Maldah Rahman terletak pada kebersamaannya, di mana orang kaya dan miskin duduk berdampingan menikmati hidangan tanpa perbedaan status sosial. Menu yang disajikan pun beragam, mulai dari roti, daging, nasi, hingga kurma dan minuman khas Mesir. Semua makanan ini biasanya berasal dari sumbangan individu, keluarga, atau lembaga amal yang ingin berbagi keberkahan Ramadan.
Sejarah tradisi ini berakar dari ajaran Islam yang menekankan pentingnya memberi makan orang yang berpuasa. Tradisi ini semakin berkembang di Mesir seiring dengan pengaruh budaya Islam sejak era Dinasti Fatimiyah dan Ottoman. Seiring waktu, Maldah Rahman menjadi bagian tak terpisahkan dari Ramadan di Mesir, menciptakan suasana kebersamaan dan memperkuat nilai-nilai kemanusiaan di tengah masyarakat.
3. China, Muqam
Muqam adalah tradisi musik khas suku Uighur di China yang sering dimainkan selama bulan Ramadan. Tradisi ini menggabungkan musik, tarian, dan puisi untuk menyampaikan nilai-nilai spiritual serta sejarah Islam yang diwariskan secara turun-temurun. Muqam tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana refleksi dan penyebaran ajaran Islam melalui seni.
Keunikan Muqam terletak pada harmoni antara melodi dan syair yang menggambarkan kisah kehidupan, ketuhanan, dan kebudayaan Uighur. Alunan musiknya yang khas dimainkan dengan alat tradisional seperti dutar dan rawap, menciptakan suasana syahdu yang memperdalam makna ibadah Ramadan.
Secara historis, Muqam berakar dari peradaban Jalur Sutra, di mana budaya Islam dan seni lokal saling berbaur sejak berabad-abad lalu. Seiring waktu, tradisi ini menjadi bagian penting dalam perayaan Ramadan, khususnya di Xinjiang, sebagai wujud ekspresi budaya dan spiritualitas Muslim Uighur. Hingga kini, Muqam tetap dilestarikan dan menjadi simbol identitas serta keberagaman Islam di China.
4. Lebanon, Midfa Al Iftar (Suara Meriam Penanda Berbuka)
Midfa Al Iftar adalah tradisi khas Ramadan di Lebanon, di mana suara tembakan meriam digunakan sebagai penanda waktu berbuka puasa. Tradisi ini telah berlangsung selama berabad-abad dan menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Ramadan di negara tersebut.Keunikan Midfa Al Iftar terletak pada kemegahan suara meriam yang menggema di berbagai kota dan desa, menciptakan nuansa khas yang dinantikan oleh masyarakat setiap hari selama Ramadan. Tradisi ini diyakini bermula pada era Kesultanan Ottoman, ketika seorang penguasa menembakkan meriam secara tidak sengaja saat matahari terbenam. Tanpa disangka, warga mengira itu sebagai tanda berbuka, dan sejak saat itu, kebiasaan ini terus berlanjut hingga menjadi tradisi resmi.
Makna dari Midfa Al Iftar tidak hanya sebagai penanda waktu berbuka, tetapi juga sebagai simbol kebersamaan dan pengingat akan nilai-nilai Islam yang diwariskan dari generasi ke generasi. Meskipun kini telah tersedia teknologi modern seperti adzan melalui pengeras suara, suara meriam masih dipertahankan di beberapa wilayah sebagai warisan budaya yang memperkaya suasana Ramadan di Lebanon.
5. Maroko, Nafar (Penjaga Kota Sang Pembangun Sahur)
Di Maroko, tradisi Nafar menjadi bagian tak terpisahkan dari Ramadan. Seorang Nafar adalah penjaga kota yang berkeliling dengan memainkan alat musik tradisional atau meniup terompet khas untuk membangunkan warga menjelang sahur. Dengan pakaian tradisional dan seruan khasnya, Nafar berjalan menyusuri gang-gang sempit dan jalanan kota, menciptakan suasana Ramadan yang penuh kehangatan.Tradisi ini berakar dari masa Kekhalifahan Islam, ketika penjaga malam bertugas membangunkan umat Muslim untuk bersantap sahur sebelum azan Subuh berkumandang. Lebih dari sekadar tugas, Nafar dihormati sebagai simbol kepedulian dan kebersamaan dalam masyarakat. Setelah Ramadan berakhir, warga biasanya memberikan hadiah atau sedekah sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi mereka.
Hingga kini, meskipun teknologi modern seperti alarm dan pengeras suara semakin menggantikan peran Nafar, tradisi ini tetap dilestarikan di berbagai kota sebagai bagian dari warisan budaya yang memperkaya nuansa Ramadan di Maroko.
Keberagaman tradisi Ramadan di berbagai negara menunjukkan bagaimana Islam beradaptasi dengan budaya lokal tanpa menghilangkan nilai-nilai spiritualnya. Dari Indonesia hingga Maroko, setiap kebiasaan memiliki makna mendalam bagi masyarakat yang menjalaninya. Perbedaan ini justru memperkaya khazanah Islam, mempererat persaudaraan umat Muslim di seluruh dunia, dan menghadirkan nuansa khas dalam menyambut bulan suci. Dengan mengenal tradisi Ramadan dari berbagai negara, kita dapat semakin memahami betapa luasnya pengaruh Islam dalam kehidupan sosial dan budaya. Jadi, dari kelima tradisi ini, mana yang menurut Anda paling unik?M/G Alya Ramadhanty Vardiansyah
Baca juga: Ragam Tradisi di Daerah dalam Menyambut Bulan Ramadan
(wid)
Lihat Juga :